Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah. MT bersama Sekda Aceh, dr. Taqwallah, M. Kes dan Kadis Kesehatan Aceh, dr. Hanif membuka seminar virtual The 4Th Aceh Surgery Update International Conference, melalui video zoom di Ruang Potensi Daerah Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, Jumat,26/02/2021).
FANews.id | Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengatakan, kesehatan adalah harta yang paling berharga. Karena itu, dalam rangka mengendalikan penularan corona virus disease 2019 (Covid-19), Pemerintah Aceh bersama Satgas Covid-19 kabupaten/kota dan berbagai pihak lainnya telah melaksanakan berbagai program dan kebijakan, untuk memutus mata rantai penularan virus asal Wuhan Cina itu.
Hal itu disampaikan Nova dalam Seminar Virtual The 4th Aceh Surgery Update International Conference, di Ruang Potensi Daerah Aceh, Jum’at (26/2/2021).
Nova menyebutkan, setidaknya ada 11 upaya yang dilakukan pemerintah dalam penanganan Covid-19. Antara lain yaitu; pertama melakukan peningkatan fasilitas kesehatan untuk penanganan Covid-19, kedua social safety net dan pemberdayaan UMKM, ketiga Gerakan Aceh Mandiri Pangan (GAMPANG), keempat pengetatan pengendalian Covid-19 di perbatasan
Aceh-Sumut;l, kelima Gerakan Donor Darah ASN, keenam Gebrak Masker Aceh (GEMA).
Kemudian, ketujuh Gerakan Nakes Aceh Cegah Covid-19 (GENCAR), kedelapan Gerakan Masker Sekolah (GEMAS), kesembilan, Gerakan Edukasi Vaksin Covid-19 (GESID), kesepuluh, sosialisasi dan Edukasi Gerakan 3 M (SERAGAM), dan yang terakhir vaksinasi Covid-19 bagi Tenaga Kesehatan.
Melalui berbagai program dan kebijakan pencegahan itu, kata Nova, Aceh mampu menekan lonjakan kasus covid-19, sehingga Aceh tidak sampai mengalami keadaan yang parah sebagaimana kini banyak dialami oleh provinsi lainnya.
Sebagaimana diketahui pada awal terjadinya pandemi pada Maret hingga September tahun 2020, sempat terjadi penambahan kasus positif di Aceh sebanyak 4.552 kasus dengan kasus kematian sebanyak 176 kasus.
Namun demikian, Pemerintah Aceh mampu menghadapi itu, dengan persiapan peningkatan fasilitas kesehatan berupa penambahan ruang RICU, Ruang Rawat PINERE sebanyak 613 ruangan, dan untuk ruang isolasi Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 1.042 ruangan. Sehingga lonjakan kasus dapat ditangani dengan cepat.
Kemudian, seiring persiapan fasilitas, Pemerintah Aceh juga terus melakukan beberapa gerakan pencegahan dengan melaksanakan Gebrak Masker Aceh (GEMA) yang menjangkau 6.497 desa dan 3.883 masjid di seluruh Aceh yang dilaksanakan pada September 2020 dan melibatkan Camat di seluruh Aceh dan ASN Eselon III, gerakan itu bertujuan untuk mengedukasi tentang penerapan protokol kesehatan (Prokes) melalui kegiatan sosial masyarakat.
“Program Ini juga kita realisasikan melalui kerja sama dengan semua pihak, termasuk mengsosialisasikan ke setiap masjid, melalui khutbah-khutbah dengan menyisipkan peringatan soal Prokes,” ujar Nova.
Kemudian, dilanjutkan dengan Gerakan Nakes Cegah Covid-19 atau Gencar pada Oktober 2020. Gerakan ini melibatkan setidaknya 38.984 orang tenaga kesehatan (Nakes) yang tersebar di seluruh Aceh. Dalam gerakan ini, para tenaga kesehatan dan masyarakat berbagi peran dalam memantau dan melaporkan masyarakat yang mengalami gejala Covid-19.
Melacak kontak erat penderita Covid-19, dan disertai dengan imbauan isolasi mandiri secara serentak di seluruh Aceh.
“Alhamdulillah selama periode pelaksanaan GENCAR, penambahan kasus positif Covid-19 mengalami tren menurun di Aceh,” kata Nova.
Selanjutnya, Gerakan Aceh Aman Pangan (Gampang). Gerakan ini adalah langkah sosialisasi untuk siaga terhadap ancaman krisis pangan yang disebabkan pandemi covid-19, dengan cara memfokuskan Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten/Gampong (APBK/APBG) untuk kepentingan ketahanan pangan.
Sebagai Langkah antisipasi dimulainya proses belajar mengajar secara tatap muka, pemerintah juga melakukan Gerakan Masker Sekolah atau GEMAS. Pelaksanaan GEMAS ini dilakukan dalam 2 tahap, yaitu pada tanggal 2 Desember 2020 dan tanggal 23 Januari 2021. Setidaknya sekitar 1 juta masker kain telah dibagikan kepada siswa di 6.783 sekolah di seluruh Aceh.
Kemudian, untuk mengantisipasi kelangkaan stok darah di PMI akibat pandemi, Pemerintah Aceh menginisiasi Aksi Donor Darah bagi seluruh ASN Pemerintah Aceh, yang dilakukan secara rutin dan terjadwal. Terbukti pada periode Mei hingga Desember 2020 telah berhasil terkumpul 6.556 kantong darah dan di tahun 2021 sampai dengan 25 Februari, telah terkumpul sebanyak 1.283 kantong darah.
“Kegiatan ini masih terus kita lakukan secara rutin dan terpantau dengan target 100 kantong darah dari 2-3 SKPA setiap harinya. Dengan kegiatan ini, kita berharap
ketersediaan darah di PMI tetap tersedia bagi yang membutuhkan selama wabah pandemi ini,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan
Dante Saksono Harbuwono, mengapresiasi langkah Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia (PABI) telah melakukan seminar dalam forum international. Dia berharap dengan hadirnya para narasumber yang kompeten pada acara ilmiah ini akan memberikan dampak baru pada dunia kesehatan Indonesia.[]