Headline Berita Hari Ini

Home / Parlementerial

Kamis, 8 Juni 2023 - 22:39 WIB

7 Nama ini Diisukan Maju Sebagai Calon Wali Kota Banda Aceh 2024

0:00

Kolase tujuh tokoh yang dibicarakan publik akan mengikuti bursa pemilihan Calon Wali Kota Banda Aceh

Fanews.id, BANDA ACEH – Pemilihan kepala daerah selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat, tak terkecuali masyarakat Kota Banda Aceh.

Di setiap periode pemilihan, masyarakat selalu antusias menyambut proses demokrasi ini sebagai kesempatan untuk memilih pemimpin yang dianggap mampu membawa perubahan dan kemajuan bagi kota yag menjadi Ibukota Provinsi Aceh Ini.

Pemilihan kepala daerah di Banda Aceh menjadi ajang yang sangat penting dalam menentukan arah pembangunan dan kebijakan pemerintahan di masa depan.

Masyarakat berharap, siapapun pemimpin yang terpilih nantinya dapat mengatasi berbagai permasalahan di Kota Banda Aceh, terutama berkaitan dengan infrastruktur, kualitas pelayanan publik, dan berbagai sektor lainnya.

Meski pelaksanaan Pilkada 2024 masih memiliki rentang waktu yang panjang, isu dan gelombang pembahasan sejumlah tokoh yang cocok untuk mengisi kursi orang nomor satu Kota Banda Aceh itu, sudah hangat diperbincangkan.

Berikut nama-nama yang dirangkum anteroaceh.com, saat ini tengah menjadi perbincangan hangat yang diisukan ikut ambil bagian dari Pilkada 2024 mendatang sebagai Calon Wali Kota Banda Aceh :

1. Iliza Sa’aduddin DJamal

Salah seorang  politisi perempuan yang memiliki perjalanan karir mengesankan. Iliza disebut telah menciptakan dampak yang signifikan dalam dunia politik Indonesia dan dikenal sebagai sosok yang berdedikasi serta memiliki visi kuat untuk memajukan Kota Banda Aceh.

Iliza pertama kali memulai karir politiknya sebagai anggota DPRD Kota Banda Aceh pada tahun 2004 hingga 2006. Kemudian tahun 2007, dia menjabat sebagai Wakil Wali Kota Banda Aceh, berpasangan dengan Mawardy Nurdin sebagai Wali Kota. Di tengah periode kedua mereka, Mawardi Nurdin meninggal dunia secara tiba-tiba, dan secara otomatis, Iliza naik menjadi Wali Kota Banda Aceh pada 16 Juni 2014.

Pada masa kepemimpinannya sebagai Wali Kota, Banda Aceh berhasil meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) dan berhasil mempertahankannya selama delapan tahun berturut-turut. Prestasi tersebut membuktikan kemampuan Iliza dalam mengelola keuangan kota dengan baik.

Tidak hanya itu, pada tahun 2014, Banda Aceh juga mendapatkan penghargaan Inovasi Manajemen Perkotaan (IMP), yang menunjukkan kesuksesan dalam inovasi dan pengembangan perkotaan di bawah kepemimpinannya. Bahkan, Illiza pernah dinobatkan sebagai walikota terbaik versi Jawa Pos.

Keberhasilan Iliza sebagai Wali Kota Banda Aceh tidak hanya signifikan karena pencapaiannya sebagai seorang perempuan, tetapi juga sebagai kepala daerah pertama di Nanggroe Aceh Darussalam. Namun, pada Pemilihan Umum Wali Kota Banda Aceh tahun 2017, Illiza mengalami kekalahan yang mengecewakan. Kekalahan tersebut dianggap sebagai efek dari perdebatan yang marak seputar kepemimpinan perempuan menjelang pemilihan. Meskipun sebelumnya dijagokan untuk memimpin Ibukota Provinsi Aceh, Illiza harus menelan kekecewaan karena kegagalan tersebut.

Selain karir politiknya di tingkat daerah, Illiza juga aktif di tingkat nasional sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) sejak 1 Oktober 2019. Dia juga terlibat dalam kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) dalam Bidang Isu Strategis untuk periode 2020-2025.

Iliza Sa’aduddin DJamal adalah contoh sosok yang menginspirasi dan membuktikan bahwa perempuan juga memiliki potensi besar dalam dunia politik. Dedikasinya yang luar biasa, visi kepemimpinannya yang kuat, serta pencapaian yang gemilang sebagai Wali Kota Banda Aceh, telah memberikan dampak positif bagi masyarakat dan menjadi teladan bagi para politisi masa depan.

2.  Bakri Siddiq

Seorang birokrat yang memiliki kontribusi dalam berbagai posisi penting. Dia telah berperan aktif dalam dunia pemerintahan dan menunjukkan dedikasi yang tinggi dalam melayani masyarakat.

Baca Juga Artikel Beritanya:  DPRK Terima Kunjungan Komisioner KIP Kota Banda Aceh yang Baru

Saat ini, Bakri Siddiq menjabat sebagai Penjabat Wali Kota Banda Aceh. Pada tanggal 7 Juli 2022, dia dilantik oleh Pj. Gubernur Aceh Mayjend (Purn.) Achmad Marzuki untuk mengemban tugas tersebut. Dalam posisi ini, Bakri Siddiq bertanggung jawab dalam memimpin dan mengelola pemerintahan kota dengan fokus pada pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat Banda Aceh.

Sebelum menjadi Penjabat Wali Kota, Bakri Siddiq telah menduduki posisi kepala biro yang penting. Dia pernah menjabat sebagai Kepala Biro Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dari tahun 2020 hingga 2022. Dalam perannya sebagai kepala biro, dia berperan dalam mengkoordinasikan upaya penanggulangan bencana di tingkat nasional, mengelola kebijakan dan program penanggulangan bencana yang efektif.

Sebelumnya, Bakri Siddiq juga telah memegang posisi kepala biro lainnya. Dia pernah menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Singkawang dari tahun 2013 hingga 2020. Dalam posisi ini, dia terlibat dalam perencanaan dan pengembangan daerah, memimpin upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Selain itu, Bakri Siddiq juga memiliki pengalaman sebagai Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama di Sekretariat Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Kementerian Dalam Negeri. Kontribusinya dalam bidang perencanaan dan kerjasama membantu memajukan pengelolaan perbatasan Indonesia.

Profil Bakri Siddiq sebagai birokrat mencerminkan dedikasinya dalam membangun dan melayani masyarakat. Keahliannya dalam pengelolaan bencana, perencanaan pembangunan, dan kerjasama antardaerah telah membawa dampak positif bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan pengalaman dan pengetahuannya yang luas, Bakri Siddiq menjadi sosok yang diandalkan dalam memimpin dan mengelola pemerintahan untuk kebaikan kota dan masyarakatnya.

3. Zainal Arifin

Merupakan seorang tokoh publik yang memiliki peran yang signifikan sebagai politisi dan akademisi. Dia telah berkontribusi secara aktif dalam berbagai posisi penting dan telah memberikan sumbangsih berarti bagi masyarakat.

Zainal Arifin pernah menjabat sebagai Wakil Wali Kota Banda Aceh selama dua periode berturut-turut, yaitu dari tahun 2014 hingga 2022. Dalam perannya sebagai wakil wali kota, dia telah berperan dalam memimpin dan mengelola berbagai program pembangunan di Kota Banda Aceh. Keberhasilan dan dedikasinya dalam menjalankan tugas tersebut memberikan dampak yang positif bagi perkembangan kota.

Selain aktif di pemerintahan, Zainal Arifin juga memiliki keterlibatan yang kuat dalam partai politik. Dia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua PAN Aceh dari tahun 2000 hingga 2010. Posisi ini memberinya kesempatan untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan strategis dan arahan partai di tingkat provinsi.

Selanjutnya, Zainal Arifin juga telah memimpin DPD PAN Kota Banda Aceh sebagai Ketua pada tahun 2010. Dalam kapasitas ini, dia bertanggung jawab dalam mengoordinasikan aktivitas partai di tingkat lokal dan mewakili kepentingan PAN di Kota Banda Aceh.

Selain berkecimpung dalam dunia politik, Zainal Arifin juga seorang akademisi yang memiliki dedikasi dalam dunia pendidikan. Dia telah berkontribusi dalam bidang penelitian dan pengajaran di salah satu perguruan tinggi di Aceh. Keahliannya sebagai akademisi telah memberikan kontribusi dalam menghasilkan pemikiran yang berkualitas dan bermanfaat.

4. Darmawati A. Gani

Darmawati atau akrab disapa Darwati merupakan seorang politisi perempuan yang berpengaruh di Aceh. Ia adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) sejak tahun 2019 hingga 2024. Sebelumnya, ia juga pernah menjadi anggota DPRA pada tahun 2017, namun memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Soal Wabah DBD Merebak di Banda Aceh, Anggota Komisi IV DPRK Banda Aceh : Dinkes Harus Bergerak Cepat

Darmawati A. Gani dikenal sebagai seorang pemimpin yang berdedikasi dan memiliki perhatian yang besar terhadap masyarakat Aceh. Ia selalu berjuang untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat, serta memperjuangkan hak-hak perempuan di Aceh.

Selain karir politiknya, Darwati juga terlibat dalam kegiatan sosial di Aceh. Pada tahun 2018, ia menjadi “Bunda Baca Aceh”, sebuah program yang berfokus pada peningkatan minat baca dan literasi di kalangan anak-anak Aceh. Dengan perannya sebagai “Bunda Baca Aceh”, ia berusaha mendorong anak-anak untuk mencintai membaca dan mengembangkan potensi mereka melalui literasi.

Sosok Darwati menjadi inspirasi, bagi banyak perempuan di Aceh untuk berpartisipasi dalam dunia politik. Ia mendorong peran perempuan dalam pengambilan keputusan dan berusaha meningkatkan kesetaraan gender di Aceh.

Darwati merupakan figur yang berkomitmen, berdedikasi, dan memperjuangkan kepentingan masyarakat Aceh. Ia terus berjuang untuk menciptakan perubahan yang positif dan memajukan Aceh melalui perannya sebagai anggota DPRA dan melalui kegiatan sosial yang dilakukannya.

5. Aminullah Usman

Merupakan sosok yang memiliki berbagai peran dan prestasi yang mencolok dalam karirnya. Ia dikenal sebagai Wali Kota Banda Aceh ke-12, menjabat sejak 7 Juli 2017 hingga 7 Juli 2022. Sebelumnya, Aminullah Usman pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank BPD Aceh, yang kini dikenal sebagai Bank Aceh, dari tahun 2000 hingga 2010.

Selain itu, Aminullah Usman juga terlibat dalam upaya perbaikan objek sejarah, khususnya pesawat Dakota RI-001 Seulawah. Ia bekerja sama dengan Direktur Utama GMF Aero Asia, Iwan Juniarto, untuk memulihkan kondisi pesawat tersebut.

Pada tahun 2021, Aminullah Usman ditunjuk sebagai Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Banda Aceh, menggantikan Zainal Arifin yang menjabat sebelumnya. Peran ini menjadikannya sebagai pemimpin PAN di tingkat lokal.

Di tahun 2023, Aminullah Usman menduduki posisi Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Aceh, yang aktif dalam pengembangan perekonomian berbasis syariah di Aceh. Peran ini mencerminkan komitmen Aminullah Usman dalam memajukan sektor ekonomi di provinsi tersebut dengan prinsip-prinsip syariah.

Selain karir politik dan ekonomi, Aminullah Usman juga memiliki minat dan keterlibatan dalam kegiatan olahraga, terutama sepak bola dan tenis. Ia dikenal dengan julukan “Bang Carlos” yang diberikan oleh para penggemar sepak bola. Saat bermain di Lapangan Hijau, Aminullah Usman terkenal karena keunikan memakai sepatu yang berbeda di kaki kanan dan kiri, serta kemampuannya dalam melakukan crossing dan assist yang indah. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Manajer Persiraja pada tahun 1999.

Dengan banyaknya peran yang diemban dan prestasi yang dicapai, Aminullah Usman merupakan sosok yang berpengaruh dalam bidang politik, ekonomi, dan olahraga di Aceh.

6. Irwan Djohan

Seorang politisi yang menjadi anggota DPRA dari partai Nasdem. Dia telah aktif dalam dunia politik dan memiliki pengalaman di berbagai posisi penting.

Pada periode 2019-2024, Irwan Djohan menjabat sebagai anggota DPRA dari komisi III. Dalam posisi ini, dia terlibat dalam pembahasan kebijakan dan legislasi terkait bidang tertentu yang menjadi fokus komisi tersebut.

Sebelum menjadi anggota DPRA, Irwan Djohan juga memiliki pengalaman dalam kepemimpinan partai. Pada tahun 2014, dia menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) NasDem Kota Banda Aceh. Sebagai ketua partai di tingkat daerah, dia bertanggung jawab dalam memimpin dan mengoordinasikan aktivitas partai serta mewakili kepentingan partai di tingkat lokal.

Nama Irwan Djohan menjadi perbincangan bursa Calon Wali Kota Banda Aceh pada pemilu mendatang setelah dirinya memposting dan membuat pengumuman bahwa dirinya akan maju di Pilkada mendatang. Pengumuman itu diposting di Instagram miliknya.

Baca Juga Artikel Beritanya:  "Ketua DPRA Ajak Masyarakat Aceh Diajak Bangun Daerah

Sebagai seorang politisi, Irwan Djohan memiliki komitmen yang kuat untuk melayani masyarakat dan memperjuangkan kepentingan daerah. Melalui perannya di DPRA, dia berupaya untuk memberikan kontribusi positif dalam pembangunan dan kemajuan Aceh.

7. Farid Nyak Umar

Farid merupakan salah satu politisi yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam dunia politik di Kota Banda Aceh. Selain itu, ia juga dikenal sebagai seorang akademisi yang aktif dalam kegiatan dakwah.

Farid mulai terlibat dalam dunia politik ketika ia pindah ke Kota Banda Aceh dan menjadi mahasiswa. Di sana, ia aktif dalam berbagai organisasi dan memiliki banyak pergaulan dengan praktisi politik. Ia adalah seorang aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan juga merupakan kader Ikatan Siswa Kader Dakwah (ISKADA).

Sejak tahun 2002, Farid sering mengisi pengajian dan bahkan menjadi seorang khatib Jumat. Pada awalnya, ia terjun ke dalam politik sebagai pengurus tingkat ranting Partai Keadilan, yang sekarang dikenal sebagai Partai Keadilan Sejahtera (PKS), di Gampong Jeulingke, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh.

Pada tahun 2004, Farid pertama kali mencalonkan diri sebagai anggota DPRK Banda Aceh dan berhasil terpilih sebagai anggota termuda dalam usia 24 tahun. Ia menjabat selama periode 2004-2009 dan menduduki posisi Sekretaris Komisi C DPRK Banda Aceh pada tahun 2006-2009. Selain itu, ia juga menjadi anggota Badan Anggaran DPRK Banda Aceh dari PKS selama periode tersebut. Prestasinya sebagai anggota DPRK Banda Aceh juga diakui saat ia menjadi Peserta Muda Terbaik Pendidikan Lemhannas RI pada tahun 2007.

Meskipun tidak terpilih pada Pemilu 2009, Farid tetap aktif dalam politik sebagai Staf Ahli Fraksi PKS di DPRK Banda Aceh pada periode 2009-2014. Pada Pemilu 2014, ia kembali terpilih sebagai anggota DPRK Banda Aceh dan menjabat sebagai Ketua Komisi D DPRK Banda Aceh dari tahun 2014 hingga 2016. Pada tahun 2016, ia mengundurkan diri untuk berkompetisi dalam Pilkada Banda Aceh 2017 sebagai calon Wakil  Wali Kota Banda Aceh, mendampingi Wali Kota petahana Illiza Sa’aduddin Djamal.

Pada Pilkada Banda Aceh 2017, pasangan Illiza-Farid didukung oleh lima partai politik dengan total 17 kursi DPRK Banda Aceh. Meskipun meraih dukungan yang signifikan, pasangan tersebut kalah dalam kontestasi dan pasangan Aminullah Usman-Zainal Arifin berhasil terpilih sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banda Aceh.

Setelah pengalaman tersebut, Farid terus berkiprah dalam kepengurusan PKS Kota Banda Aceh dan mempersiapkan diri untuk mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif pada Pemilu 2019. Pada pemilihan tersebut, ia berhasil meraih suara tertinggi di daerah pemilihan Kota Banda Aceh 2 dan terpilih sebagai salah satu anggota DPRK Banda Aceh periode 2019-2024 dari PKS. Ia juga menjadi Ketua DPRK Banda Aceh pada periode tersebut.

Sebagai Ketua DPRK Banda Aceh, Farid memandang bahwa DPRK Banda Aceh adalah mitra strategis Pemerintah Kota Banda Aceh yang harus bekerja secara sinergis untuk mewujudkan visi Banda Aceh Gemilang dalam Bingkai Syariah.

Farid Nyak Umar adalah seorang politisi yang berdedikasi, memiliki pengalaman yang luas dalam dunia politik, dan terus berusaha untuk mewujudkan kemajuan bagi masyarakat Kota Banda Aceh.

 ———-

Mengingat Pilkada 2024 masih memiliki rentang waktu yang panjang, tidak menutup kemungkinan akan muncul tokoh-tokoh baru dalam bursa pemilihan Calon Wali Kota Banda Aceh mendatang.

Baca Juga

Parlementerial

Belum Masuk Masa Kampanye, Puluhan APK Caleg di Kota Banda Aceh Ditertibkan

Parlementerial

Ketua DPRK Banda Aceh Minta Pihak Terkait Tertipkan Rentenir

Parlementerial

“Ketua Komisi VI DPR Aceh Buka Pelatihan Kewirausahaan Santri Dayah

Parlementerial

KIP tetapkan 491 orang DCT Anggota DPRK Banda Aceh pada Pemilu 2024

Parlementerial

Ketua DPRK Banda Aceh Besuk Warga Penderita Autoimun di Gampong Keuramat

Parlementerial

KIP: Seluruh Bacaleg DPRK Banda Aceh dari PDA Gugur

Parlementerial

DPRK Aceh Besar Terima Kunker Banmus DPRD Kota Bukit Tinggi

Parlementerial

“Ketua Banleg DPRA: Pemerintah Pusat Harus Menghormati Kewenangan Aceh