BERITA ONLINE TERVIRAL

Pelabuhan Bebas Sabang Mati Suri, Sulaiman SE: Pusat Tega Melihat Aceh Miskin

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Rabu, 10 Agustus 2022 - 19:14 WIB    Banda Aceh

Bagikan informasi Beritanya Via :
Bagikan informasi Beritanya Via :

0:00

Sulaiman SE (Anggota DPRA)

Banda Aceh – Anggota Pansus Tata Niaga Komoditas Aceh (TNKA) Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Sulaiman SE, menilai saat ini Badan Pengelolaan Kawasan Sabang (BPKS) berjalan sendiri dalam menjalankan fungsinya mengelola Pelabuhan Bebas Sabang. Hal itu terlihat tidak optimalnya manfaat pelabuhan bebas Sabang dalam peningkatan ekonomi Aceh.

“Pelabuhan Bebas Sabang itu ibarat layangan, dilepas tapi diikat. Tidak ada manfaatnya untuk Aceh, ada tapi terkesan tidak ada (mati suri),” kata Sulaiman kepada wartawan usai Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Rancangan Qanun Aceh tentang Tata Niaga Komoditas Aceh, di Hotel Nagoya Inn Sabang, Rabu (10/8/2022).

Baca Juga Artikel Beritanya:  KIP Bener Meriah Terima 1.992 Bilik Suara

Politisi Partai Aceh ini pun mengkritik pimpinan di jajaran di BPKS yang selama ini tidak pernah mengkordinasikan apapun dengan pihak lain, khsusunya DPRA, dalam hal mengelola Pelabuhan Bebas Sabang.

“Apa itu dengan Wali Kota, DPRK, Pemerintah Aceh, DPRA maupun pengusaha. Mereka (BPKS) berjalan sendiri sesuka mereka. Itu yang saya lihat selama BPKS hidup,” ungkap Sulaiman.

DPRA, lanjut Sulaiman, telah beberapa kali ingin bertemu dengan kepala BPKS, namun pihak BPKS kerap mengatakan tidak memiliki waktu untuk bertemu.

“Mereka mengatakan lagi sibuk. Besoknya tau-tau mereka lagi santai-santai. Padahal sangat penting pertemuan beliau (kepala BPKS) dengan kami (DPRA). Seharusnya dibahas bersama di mana masalahnya (Pelabuhan Bebas Sabang), mari kita cari solusi atau dobrak secara bersama-sama,” ungkap mantan Ketua DPRK Aceh Besar ini.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Gubernur Keluarkan Ingub Tentang Pemeriksaan Vaksinasi bagi Orang yang Hendak Masuki Kantor Pemerintah Aceh

Secara undang-undang, lanjut Sulaiman, hanya Aceh yang diberi kewenangan memiliki undang-undang khusus yakni Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA) yang tidak dimiliki daerah manapun di Indonesia, termasuk Papua.

“Tapi kenapa Aceh hari ini seperti ini? itu karena kita tidak kompak. Kita hanya bisa menyalahkan orang lain. Kita masih membeda-bedakan suku bangsa yang ada di sini. Padahal semua yang ada atau tinggal di Aceh seharusnya bersama-sama untuk membangun Aceh,” ujar Ketua BKD DPRA ini.

Baca Juga Artikel Beritanya:  "Bupati Nagan Raya Terima Baznas Award 2022

Sementara itu terkait kepedulian pusat terhadap Aceh, Sulaiman menilai pemerintah pusat terkesan tega melihat kondisi Aceh yang saat ini tidak maju-maju.

“Pusat tega melihat Aceh miskin. Jika kita semua pihak di Aceh tidak kompak dan bersama-sama mendobrak pusat untuk memperjuangakan apapun persoalan Aceh, maka Aceh akan terus seperti ini. Jangan asal kami bicara soal UUPA itu terkesan hanya tanggung jawab Partai Aceh. UUPA itu milik semua elemen dan kalangan masyarakat Aceh. Kekhususan dan kewenangan yang dimiliki Aceh harus kita perjuangakan bersama-sama semua kalangan di Aceh. Jika Aceh kompak, insya Allah Aceh akan maju,” tutup Sulaiman. [*]

 

FANEWSID

Baca Juga

Daerah

Pemerintah Aceh Harap REI Bantu Wujudkan Rumah untuk Masyarakat Pra Sejahtera

Daerah

Diduga Penyaluran Dana  Aspirasi Rehab Rumah dari Partai Golkar Tidak Tepat Sasaran

Daerah

Sarasehan UMKM Komisariat Wilayah I APEKSI Dibuka

Daerah

Sekda Simeulue Sambut Meriah Rombongan Kafilah MTQ Kota Banda Aceh

Daerah

Pidie Jaya Serahkan Nota RAPBK 2024 Sebesar Rp928 Miliar

Daerah

Kepala Daerah di Aceh Harus Jadi Teladan Pemberantasan Korupsi

Daerah

Buka Kongres Luar Biasa DGA Tahun 2023, Ini Harapan Pj Gubernur Aceh

Daerah

Gelar Safari Ramadhan, ASN Biro Adpim Setda Aceh Gotroy di Masjid Istiqamah