BERITA ONLINE TERVIRAL

Musim Pancaroba, Dinkes Minta Warga Aceh Waspadai Demam Berdarah

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Minggu, 25 September 2022 - 08:01 WIB    Banda Aceh

Bagikan informasi Beritanya Via :
Bagikan informasi Beritanya Via :

0:00

BANDA ACEH- Dinas Kesehatan Aceh meminta masyarakat provinsi paling barat Indonesia itu untuk mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD) ketika perubahan cuaca yang ekstrem saat pancaroba.

“Kasus DBD lagi marak-maraknya sekarang, bahkan ada beberapa anak sudah meninggal dunia karena DBD,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh Iman Murahman di Banda Aceh, Sabtu (24/9).

Menurut dia, saat ini kasus penyakit DBD cukup tinggi di Tanah Rencong. Hingga Agustus 2022, tercatat mencapai 952 kasus DBD di Aceh, dengan angka kematian empat orang asal Banda Aceh dan satu orang warga Bireuen.

Baca Juga Artikel Beritanya:  PPKM Mikro di Aceh Diperpanjang Hingga 9 Mei 2022

“Ini belum semua kabupaten/kota yang ter-input. Dari total kasus ini paling tertinggi di Bireuen yaitu 174 kasus, Banda Aceh 138 kasus, Pidie 128 kasus dan Aceh Besar 108 kasus,” kata Iman.

Ia menilai kondisi cuaca pada tahun ini sangat ekstrem. Dalam sehari, hujan bisa terjadi dua kali, namun dalam durasi singkat. Kondisi ini dapat membuat banyak genangan air, yang kemudian akan cepat terisi jentik nyamuk.

“Kalau air genangan itu tidak dibuang, maka jentik tersebut akan menjadi jentik nyamuk aedes aegypti dan kemudian menggigit manusia maka manusia akan terkena DBD,” katanya.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Badan Jalan Dekat Jembatan Pribu Aceh Barat Amblas

Kata Iman, DBD tidak ada obat. Sebab itu, hal ini perlu menjadi perhatian masyarakat selama masa pancaroba. Apalagi kondisi cuaca yang tidak menentu, terkadang cuaca terik panas, lalu kemudian hujan.

“Rata-rata di daerah kondisi hujan, panas, hujan lagi, panas lagi, dan itu sangat banyak menampung air yang menimbulkan jentik nyamuk. Dan ini tidak ada artinya kita lakukan fogging karena fogging hanya untuk membutuh nyamuk dewasa saja,” katanya.

Oleh sebab itu, kata Iman, langkah yang perlu dilakukan ialah masyarakat tidak membiarkan air yang tergenang begitu lama. Kemudian pemerintah kabupaten/kota juga harus menyediakan juru pemantau jentik atau jumantik.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Satu Muharram di Lhokseumawe Meriah dengan Aksi Pawai Obor Santri

“Kalau bisa ada jumantik rumah lebih bagus. Jadi salah satu anggota rumah rutin melihat apakah ada jentik, atau membuang air yang bergenang dan menutup bak air,” katanya.

Selain DBD, kata Iman, masyarakat juga perlu mewaspadai penyakit campak dan infeksi saluran pernafasan (ispa) selama masa pancaroba.

“Karena ini juga tergantung imunitas anak, apalagi sekarang sedang banyak kasus campak, dengan musim panas dingin seperti ini akan menurunkan imunitas anak,” katanya.”

dinkesaceh

 

FANEWSID

Baca Juga

Daerah

Akademisi Susun Rancangan Pergub Tata Kelola Cadangan Pangan di Aceh

Daerah

Forum Dai Milenial Kota Lhokseumawe Gelar Talkshow

Aceh Besar

Angka Stunting di Kecamatan Peukan Bada Tahun 2023 Turun Drastis

Kesehatan

Jadi Infeksi Menular Seksual, Kenali 5 Gejala Umum Sifilis

Daerah

Polisi Cari Fakta di Balik Kematian Santriwati di Bener Meriah

Daerah

Pj Gubernur Aceh minta PT PEMA Perhatikan Pelaku Usaha Tahu Tempe di Subulussalam

Daerah

Dua Santri Nurul Ulum Raih Penghargaan Bergengsi

Daerah

Perjuangkan P3K, Pamhut Aceh Audiensi ke Komisi II DPRA