BERITA ONLINE TERVIRAL

Perang Pecah di Ibu Kota, Paramiliter Sudan Rebut Istana Presiden

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Sabtu, 15 April 2023 - 19:15 WIB    Banda Aceh

Image Source : CNN Indonesia

Image Source : CNN Indonesia

Bagikan informasi Beritanya Via :
Bagikan informasi Beritanya Via :

0:00

FANEWS.ID – Paramiliter Sudan mengklaim menduduki Istana Kepresidenan di Ibu Kota Khartoum dan beberapa gedung pemerintah pada Sabtu (15/4) dalam upaya kudeta terbaru yang terjadi di negara Afrika Utara itu.

Dalam sebuah pernyataan, Rapid Support Forces (RSF), pasukan paramiliter , mengatakan telah “mengontrol sepenuhnya” Istana Kepresidenan dan juga sejumlah bandara di Khartoum dan Merowe, utara negara itu.

RSF juga mengklaim telah mengambil alih kediaman Pangila Angkatan Darat Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, dan Bandara Internasional Khartoum.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Kemlu Siap Evakuasi 203 WNI di Lebanon, Sebagian Pilih Menetap

RSF juga telah menduduki dua bandara lain di wilayah utara dan selatan, yakni bandara di Kota Merowe dan El-Obeid. Pangkalan militer di Kota Merowe pun saat ini telah dikepung dan ditembaki dengan senjata berat.

RSF menuturkan serbuan ini dilakukan sebagai balasan atas berbagai serangan militer Sudan terhadap markasnya di selatan Khartoum baru-baru ini.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Gelaran IAF Dimanfaatkan RI Perkuat Kerja Sama dengan Afrika

Perang pun pecah ibu kota, di mana angkatan udara melancarkan serangan udara ke sejumlah markas RSF di Khartoum.

Serangan udara itu menerjang sejumlah markas dan gudang senjata RSF di Khartoum.

“Angkatan Udara Sudan menghancurkan kamp Tiba dan Soba di Khartoum milik RSF dan mendesak warga sipil di sekitar wilayah itu untuk tetap berada di dalam ruangan,” bunyi pernyataan militer Sudan seperti dikutip AFP.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Badai Pasir Hantam China, Picu Polusi Parah Bikin Warga Siaga

RSF merupakan sebuah kelompok paramiliter berpengaruh di Sudan yang dibentuk sejak perang Darfur tahun 2013 dan dipimpin oleh Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal dengan nama ‘Hemedti’.

Hemedti telah menempatkan dirinya di barisan terdepan dalam menentang transisi pemerintahan yang direncanakan menuju negara demokrasi. Sejak Juli 2019, Sudan berada dalam situasi peralihan dari pemerintahan yang dipimpin oleh militer menuju pemerintahan sipil demokratis. (*)

Sumber : CNN Indonesia

Baca Juga

TKI Asal Lombok Tewas di Kebun Sawit Malaysia dengan Luka Tembak

Internasional

TKI Asal Lombok Tewas di Kebun Sawit Malaysia dengan Luka Tembak

Internasional

Jokowi ajak Anwar Ibrahim Perkuat kolaborasi Lawan Diskriminasi Sawit

Internasional

Setelah Resolusi DK PBB Dikeluarkan, Pertempuran di Gaza Utara Masih Sengit
China Peringatkan Jepang Tak Ikut Campur Soal Taiwan

Internasional

China Peringatkan Jepang Tak Ikut Campur Soal Taiwan
3 Anak Masuk Islam Secara Sepihak, Perempuan Malaysia Gugat Suami

Internasional

3 Anak Masuk Islam Secara Sepihak, Perempuan Malaysia Gugat Suami
Pembangunan Nusantara

Internasional

Otorita IKN ajak Investor Dukung Pembangunan Nusantara

Internasional

Jokowi Kecam Insiden Penembakan Donald Trump saat Kampanye
Penembakan Massal di SD Covenant Amerika Serikat Tewaskan 3 Murid

Internasional

Penembakan Massal di SD Covenant Amerika Serikat Tewaskan 3 Murid