Berita News terviral

Tak Hanya Telur, Harga Cabai dan Bawang Kini Melambung

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Senin, 22 Mei 2023 - 09:16 WIB    Banda Aceh

Bagikan informasi Beritanya Via :
Bagikan informasi Beritanya Via :

0:00

FANEWS.ID – Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mengungkapkan, selain naiknya harga telur, harga cabai dan bawang juga ikut mengalami kenaikan harga. Hal tersebut diakui oleh Ketua IKAPPI Abdullah Mansuri yang mengatakan, dua komoditas tersebut naik diakibatkan oleh faktor cuaca.

“Per hari ini kita lihat harga cabai-cabai naik hampir semua jenis cabai naik. Cabai rawit merah sudah tembus di Rp47.000 dari Rp38.000, lalu bawang merah juga mengalami kenaikan. Cabai dan bawang ini memang tidak terlalu jauh tetapi, kalau terpengaruh oleh cuaca, musim atau kondisi tertentu memang dua komoditas ini biasanya barengan,” tutur Abdullah.

Abdullah menambahkan, untuk harga bawang merah hingga saat ini terus mengalami kenaikan dan sudah tembus di angka Rp49.000 per kilogram hingga Rp51.000 per kilogramnya di Kawasan Jabodetabek.

Baca Juga Artikel Beritanya:  BSI Optimis Alokasi KUR RP 2,4 Triliun di Aceh Dapat Terserap Maksimal

Kemudian menurutnya, daging saat ini juga ikut mengalami kenaikan harga, meskipun kenaikannya tidak sekuat beras, cabai, bawang, dan telur, beberapa komoditas tersebut harganya cukup tinggi jika dibandingkan dengan daging.

Lebih lanjut, Abdullah menyebut harga telur per har ini di Jakarta kian meroket di dibanderol Rp36.000 per kilogram sampai Rp38.000 per kilogramnya, dan harga tersebut menurutnya sangatlah tinggi.

Abdullah menuturkan, kenaikan harga telur yang tinggi perlu adanya antisipasi dari pemerintah. Sebab, tidak hanya bisa menyalahkan cuaca alam tetapi juga harus lakukan upaya penguatan seperti advokasi petani, pendampingan distribusi, dan permintaan wilayah produksi.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Zulhas Sebut Harga Daging Ayam Rp49.000/ Kg Masih Batas Wajar

“Tiga hal tersebut perlu diupayakan agar harga telur bisa ditekan dan tidak hanya menyalahkan cuaca alam saja,” ucapnya.

Sementara itu, Pemerintah tengah mewanti-wanti dampak buruk yang terjadi dari cuaca ekstrem atau yang disebut dengan El Nino.

Fenomena El Nino akan membawa suhu menjadi tinggi sehingga membuat cuaca menjadi lebih kering. Akibatnya, ketika kekeringan panjang terjadi bisa mempengaruhi kondisi pasokan pangan serta membuat harganya kian naik di pasar-pasar tradisional.

Pengamat pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan, di level usaha tani Kementerian Pertanian (Kementan) harus mempercepat tanam sebagai antisipasi jauh-jauh hari. Antara lain dengan menyiapkan benih berumur genjah dan tahan kering, pompanisasi dan lain-lain.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Generasi Muda Aceh Diminta Melestarikan Kain Tenun Songket

“Harapannya, saat El Nino benar-benar mencapai puncak, petani sudah panen dan tak gagal panen,” kata dia kepada reporter Tirto, Sabtu (20/5/2023).

Pada saat yang sama, lanjut dia, harus disiapkan sarana produksi yang cukup, seperti pupuk, benih dan lain-lain. Di bawah koordinasi Badan Pangan Nasional (Bapanas), pemerintah juga harus memastikan stok setidaknya 11 komoditas pangan cukup.

Dengan cara itu, dirinya meyakini pasokan tetap bisa dijaga dan harga juga bisa dipastikan tidak naik. Apalagi Bapanas sendiri juga sudah menugaskan pada Bulog dan ID Food untuk mengelola cadangan pangan berbagai komoditas.(*)

sumber: tirto

Baca Juga

Ekonomi

Generasi Muda Aceh Diminta Melestarikan Kain Tenun Songket

Ekonomi

Bank Aceh Gelar Nonton Bareng Pembukaan PON XXI Aceh Sumut 2024

Daerah

BSI Optimis Alokasi KUR RP 2,4 Triliun di Aceh Dapat Terserap Maksimal
Menteri PUPR Basuki Sebut Jokowi akan Ajak Investor ke IKN

Ekonomi

Menteri PUPR Basuki Sebut Jokowi akan Ajak Investor ke IKN

Ekonomi

Bapanas Prediksi Kebutuhan Beras Melonjak Jelang Pilkada

Ekonomi

Pertamina Peringkat Tiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara

Ekonomi

Bank Aceh dan Unmuha Tingkatkan Kerjasama

Ekonomi

Timteng Memanas, RI Cari Alternatif Minyak dari Afrika & Amerika