FA News.id, – Setelah seharian beraktivitas, warga di Kota Banda Aceh dapat menghabiskan waktu sore di Pantai Ulee Lheue. Di tempat ini, anda dapat menikmati matahari tenggelam serta kapal dari dan ke Sabang.
Pantai Ulee Lheue selama ini menjadi lokasi favorit warga di Banda Aceh untuk santai sambil menunggu waktu Magrib tiba. Berkunjung ke sini, anda dapat nongkrong di atas batu pemecah ombak di sepanjang jalan Gampong Jawa-Ulee Lheue ataupun di jalan menuju pelabuhan.
Ada juga pengunjung memilih nongkrong di batu pemecah ombak di dalam pelabuhan. Tempat di sana sudah ditata rapi dan dibuat bagus untuk menarik pengunjung.
Pengunjung yang berwisata ke sini dapat mencoba aneka jajanan sambil menikmati angin sore. Berwisata ke Ulee Lheue terbilang ramah kantong.
Pengunjung hanya perlu membawa bekal lalu dapat menghabiskan waktu hingga azan magrib berkumandang. Hanya beberapa tempat yang dipungut biaya parkir selebihnya gratis.

Pada malam hari, pengunjung dibolehkan bersantai di sepanjang jalur menuju pelabuhan dari depan masjid Baiturrahim. Di sana, Pemerintah Kota Banda Aceh telah memasang lampu sebagai penerang.
Bahkan lokasi itu juga dijaga polisi syariah untuk mencegah terjadinya pelanggaran syariat. Meski dijaga, lokasi tersebut tetap ramai pada malam hari.
Destinasi wisata Ulee Lheue tergolong ramah untuk semua kalangan. Bagi pecinta kopi, Ulee Lheue merupakan tempat yang tepat untuk menikmati enaknya kopi Aceh dari coffee truck yang berjualan di sepanjang jalan.
Di sana juga terdapat banyak taman terbuka seperti Taman Ulee Lheu Park, Taman Wisata Meuraxa, Taman Landmark “I love Banda Aceh” dan Arena motor trail & APV anak-anak. Di taman-taman ini sering digelar acara pertunjukan seni yang menampilkan berbagai seni kebudayaan Aceh.
Selain itu, daya tarik utama di Ulee Lheue adalah Pantai Cermin yang terletak tak jauh dari Masjid Baiturrahim. Pantai ini menjadi destinasi favorit bagi masyarakat yang mencari wahana wisata air untuk anak-anak maupun orang dewasa.
Para pengunjung ke Ulee Lheue juga dapat menikmati aneka jajanan rakyat dan kuliner nikmat lainnya di sepanjang jalan Ulee Lheue. Saat ini, Ulee Lheue sudah menjadi salah satu pusat kuliner di Kota Banda Aceh.
Bukan hanya pantai dan pelabuhan, Desa Ulee Lheue juga sudah dinobatkan sebagai salah satu desa wisata di Aceh. Desa ini kaya akan sejarah sehingga wisatawan datang ke sana bakal mendapatkan banyak wawasan dan pengalaman baru.
Untuk menarik kunjungan wisatawan, di Ulee Lheu kini terdapat 4 dermaga wisata dan empat boat wisata. Pengunjung yang ingin menikmati wisata air dapat menyewa boat wisata untuk berkeliling Pantai Cermin
Di kawasan Ulee Lheue juga terdapat masjid yang selamat dari amukan tsunami pada 26 Desember 2004. Masjid Baiturrahim namanya.
“Masjid ini satu-satunya bangunan yang tersisa saat gempa dan tsunami, sementara bangunan lain di sekitar masjid bahkan kawasan yang hancur. Masjid yang merupakan peninggalan Sultan Aceh pada abad ke-17 ini juga telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno.
Di kawasan masjid ini juga terdapat galeri tsunami yang memajang foto-foto kondisi masjid dan sekitarnya pada saat terjadi gempa dan tsunami. Selain wisata sejarah, Desa Wisata Gampong Ulee Lheue juga kaya akan potensi berbasis alam dan budaya.
“Desa Wisata Gampong Ulee Lheue berhasil menggabungkan antara wisata berbasis sejarah dan juga pariwisata berbasis alam dan budaya. Saya harapkan kita semua bersatu-padu untuk menjadikan Gampong Ulee Lheue ini menjadi daya tarik unggulan sehingga banyak lapangan pekerjaan bisa tercipta,” ujar Sandiaga. [Adv]