Berita News terviral

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Rabu, 7 Agustus 2024 - 06:47 WIB    Banda Aceh

Bagikan informasi Beritanya Via :
Bagikan informasi Beritanya Via :

0:00

FANEWS.ID – Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, mengungkapkan, implementasi teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) Indonesia masih kalah dari Malaysia dan Thailand. Hal ini terlihat dari tingkat nilai kesiapan Indonesia terhadap penggunaan AI berdasar data Oxford Insight yang berada pada posisi ke-42 di dunia, dari hampir 200 negara yang masuk dalam daftar. Adapun Malaysia dan Thailand masing-masing berada di peringkat 23 dan 37.

“Tetangga-tetangga kita lainnya seperti Malaysia, Thailand misalnya, sudah lebih siap dalam yang namanya menyambut AI. Kalau kita lihat Government AI Readiness Index tahun 2023, kita masih di posisi 42. Bayangin Indonesia masih di posisi 42, masih di bawah kedua negara yang namanya Malaysia ataupun Thailand,” ujar Arsyad dalam acara Artificial Intelligence Institute for Progress (AIIP) Launch Day, di Jakarta, Selasa (6/8/2024).

Baca Juga Artikel Beritanya:  Waspada! Penjahat Siber Serang Gamer Anak-anak

Arsjad pun menyayangkan ketidaksiapan Indonesia dalam penggunaan teknologi kecerdasan buatan ini di berbagai sektor ekonomi. Ia beralasan, pemanfaatan AI diramal bisa meyumbang 12 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2030 mendatang. Selain itu, AI juga merupakan salah satu kunci untuk menciptakan industri yang lebih berdaya saing.

“Dan pada akhirnya, mencapai yang di mana dicita-citakan kita bersama, yaitu pertumbuhan ekonomi 8 persen,” ujar dia.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Kominfo Minta Biznet Klarifikasi Soal Kebocoran Data Pelanggan

Sementara itu, untuk menciptakan industri yang lebih berdaya saing, KADIN Indonesia berkomitmen untuk beradaptasi dengan pengembangan teknologi, termasuk AI. Tidak hanya itu, saat ini pun asosiasi pengusaha ini juga tengah berproses untuk membuat tim kerja (task force) trusted AI.

Ke depan, kata Arsyad, tim kerja ini akan melakukan advokasi kepada pemerintah untuk mengembangkan dan memonitor perkembangan industri AI. Selanjutnya, task force juga bakal menjadi platform untuk mengajak pelaku AI untuk bersama-sama mengembangkan AI, serta mengembangkan talent AI itu sendiri.

“Saat ini Kadin Indonesia juga sedang menyusun white paper usulan strategi atau pun arah pembangunan ekonomi Indonesia 2025-2029. Bersamaan dengan white paper ini kita juga sedang membuat suatu trusted AI berupa chatbox, seperti yang namanya Chat GPT, sebagai pelengkap white paper ini,” kata Arsjad.

Baca Juga Artikel Beritanya:  3 Hal Ini Yang Bikin Manusia Hancur Kata Stephen Hawking

Di dalam chatbox ini, pengguna bisa mendapatkan data ekonomi dan regulasi dari berbagai sumber. Data-data tersebut akan digabungkan pula dengan berbagai rekomendasi, strategi, serta analisis dari white paper.

“Lalu dikurasi, sehingga informasinya semuanya valid dan kita kembangkan di suatu platform chatbox melalui AI dan ini nantinya akan dimanfaatkan oleh yang namanya pembuat kebijakan,” imbuh Arsjad.(tirto/red)

Baca Juga

Daerah

Peluncuran Aplikasi SIKEPAT untuk Pelaku Usaha Perikanan
lmuwan Sebut Mencairnya Gletser di Selandia Baru Makin Mengkhawatirkan

Internasional

Ilmuwan Sebut Mencairnya Gletser di Selandia Baru Makin Mengkhawatirkan
Facebook dan Instagram Uji Centang Biru Berbayar Seperti Twitter

Teknologi

Facebook dan Instagram Uji Centang Biru Berbayar Seperti Twitter
Ahli-CEO Ingatkan Potensi Kepunahan, Samakan AI dengan Perang Nuklir

Teknologi

Ahli-CEO Ingatkan Potensi Kepunahan, Samakan AI dengan Perang Nuklir
Kominfo Beri Penjelasan Pentingnya Publisher Rights buat Media

Teknologi

Kominfo Beri Penjelasan Pentingnya Publisher Rights buat Media

Politik

Media Sosial antara Potensi & Bahaya dalam Kampanye Pemilu 2024
Kominfo Pantau TikTok Meski Belum Temukan Indikasi Mata-mata

Teknologi

Kominfo Pantau TikTok Meski Belum Temukan Indikasi Mata-mata
Cerita Peneliti BRIN Koma 4 Hari Demi Selamatkan Tanaman Langka

Teknologi

Cerita Peneliti BRIN Koma 4 Hari Demi Selamatkan Tanaman Langka