JAKARTA (Fanews.co)•-“Maju mati, mundur pun mati…” Bukan lagi jargon, melainkan jeritan pilu yang keluar dari mulut seorang anggota Brimob saat mobil rantis yang dikemudikannya menabrak seorang pengemudi ojek online (ojol) dalam aksi unjuk rasa. Propam Mabes Polri kini turun tangan, mengungkap fakta di balik tragedi yang membuat tujuh nyawa Brimob berada di ujung tanduk.
Sidang investigasi yang disiarkan langsung mengungkap drama mencekam di balik kemudi rantis. Para anggota Brimob mengakui terjebak dalam situasi panik akibat kepungan ratusan massa yang beringas.
Pengemudi rantis, dengan suara bergetar, menceritakan detik-detik krusial saat ia harus membuat keputusan sulit di tengah kepungan massa yang semakin brutal. “Itu mobil apabila saya berhentikan, habis kami, Pak. Karena mereka melempar memakai batu, bom molotov, botol. Saya sebagai driver harus menyelamatkan penumpang saya,” ungkapnya kepada Propam.
Pengemudi rantis juga mengaku tak menyadari telah menabrak Affan, pengemudi ojol malang tersebut. Ia mengira hanya melindas tumpukan batu akibat pandangan yang terhalang oleh kerumunan massa yang semakin beringas.
“Lima menit lewat selesai kami. Akhirnya Alhamdulillah Tuhan kasih kami jalan dan masuk kita ke jalan itu dan selamatlah kita,” ujarnya, menggambarkan betapa gentingnya situasi saat itu dan betapa bersyukurnya mereka bisa selamat dari maut.
Sidang pemeriksaan tersebut menjadi sorotan publik, memicu berbagai reaksi dan pertanyaan terkait prosedur pengamanan unjuk rasa serta tanggung jawab aparat dalam melindungi keselamatan warga sipil. Tragedi ini menjadi pelajaran pahit bagi semua pihak, dan diharapkan keadilan dapat ditegakkan seadil-adilnya.