FA News.id, Banda Aceh – Bank Indonesia Provinsi Aceh menyelenggarakan kegiatan Aceh Economic Forum (AEF) April 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk mendiseminasikan hasil asesmen perkembangan ekonomi Aceh terkini dan mengkomunikasikan kebijakan Bank Indonesia dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi. Pada kesempatan kali ini, kegiatan dilaksanakan di Auditorium Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh dengan mengangkat tema “Peningkatan Nilai Tambah melalui Hilirisasi Pertanian dalam rangka Mendorong Perekonomian Aceh”.
2. Dalam kegiatan tersebut, turut hadir Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh (Rony WIdijarto P.), Asisten II Sekda Aceh (Ir Mawardi), Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian FP Unila (Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M. Sc), Ketua ISEI Banda Aceh (Dr. Aliasuddin, S.E., M.Si.), pimpinan instansi vertikal, dunia usaha, perbankan, akademisi, dan media di Provinsi Aceh. Kegiatan tersebut diawali dengan pemaparan kondisi perekonomian dan isu strategis perekonomian Aceh oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Bp. Rony Widijarto P.
3. Saat ini, terdapat berbagai tantangan baik global maupun domestik yang dihadapi Indonesia termasuk Aceh. Beberapa tantangan tersebut diantaranya tensi geopolitik, perubahan iklim, serta ketahanan pangan & energi. Di tengah tantangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Aceh diprakirakan tumbuh positif didukung oleh penyelenggaraan Pemilu dan PON 2024.
4. Pada tahun 2023, perekonomian Aceh tumbuh sebesar 4,23% (yoy), stabil dibandingkan tahun 2022 sebesar 4,21% (yoy). Pertumbuhan didukung oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi pada tahun berjalan. Sementara itu, dari sisi lapangan usaha pertumbuhan didukung oleh peningkatan kinerja LU Pertanian dan LU Perdagangan.
5. Sementara itu, tingkat inflasi pada tahun 2023 cukup baik dengan tingkat inflasi sebesar 1,53% (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2022 sebesar 5,89% (yoy). Walaupun demikian, tantangan pengendalian inflasi pada tahun 2024 cukup besar khususnya dalam pengendalian inflasi volatile food.
6. Berdasarkan hasil kajian Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi Aceh berpotensi akan terus berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional apabila tidak dilakukan upaya eksplorasi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Dalam kajian tersebut, upaya yang patut didorong untuk meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi melalui transformasi sektor pertanian strategis dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) penopang tersierisasi.
7. “Salah satu upaya yang perlu ditingkatkan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh adalah peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi pertanian. Saat ini, sektor pertanian Aceh memberikan andil terbesar dalam perekonomian. Walaupun demikian, masih ada ruang untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian dan peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi,” ucap Rony.
8. Dalam kegiatan tersebut, Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M. Sc, menyampaikan pentingnya peningkatan produktivitas sektor pertanian di Provinsi Aceh. Selain itu, Provinsi Aceh juga perlu mendorong peningkatan hilirisasi pertanian serta mendorong promosi produk unggulan Aceh agar semakin di kenal masyarakat luas.
9. Sementara itu, Dr. Aliasuddin, S.E., M.Si., menyampaikan pentingnya pengembangan sektor industri pengolahan melalui hilirisasi sektor pertanian. Untuk meningkatkan hilirisasi tersebut, perlu didorong investasi di sektor pertanian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam peningkatan investasi hilirisasi pertanian diantaranya infrastruktur penunjang, peningkatan akses pasar, reformasi regulasi, keberlanjutan lingkungan, peningkatan akses permodalan, dan adaptasi teknologi dan inovasi.