Banda Aceh (Fanews.co)|Senin kelabu, 25 Agustus 2025. Tiga kursi penting di jajaran Pemerintah Aceh mendadak kosong! Kepala Dinas Perkim,Kadinkes, dan Direktur RSUDZA dikabarkan dicopot dari jabatannya. Isu yang beredar tersebut ibarat menyambar bak petir di siang bolong, memicu tanda tanya besar di benak masyarakat. Apa yang sebenarnya terjadi? Skandal? Konflik kepentingan? Atau ada kekuatan besar yang bermain di balik layar? Yang jelas, keputusan kontroversial yang terjadi mengancam kehidupan kita sehari-hari. Mungkinkah ini awal dari perubahan besar, atau justru kemunduran bagi Aceh yang kita cintai?
Penonaktifan tiga pejabat eselon II diduga berpotensi menimbulkan disrupsi pada program-program strategis di berbagai instansi. Kita semua khawatir, kualitas pelayanan publik akan terganggu, dan pembangunan di sektor perumahan, kesehatan, serta layanan rumah sakit akan terhambat. Bayangkan saja, rumah yang dijanjikan tak kunjung selesai dibangun. Saat kita sakit, obat di puskesmas semakin sulit didapatkan. Keluarga butuh pertolongan, antrean di RSUDZA justru mengular tanpa kepastian. Ironis, bukan? Di saat pemerintah berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, justru masalah baru muncul.
Dua sumber terpercaya dari Pintoe.co yang memiliki akses informasi di lingkungan Pemerintah Aceh membenarkan kabar yang terjadi. Namun, hingga saat diterbitkan berita tersebut, belum ada pernyataan resmi dari pihak berwenang.baik “Informasi memang benar adanya, api kami belum bisa memberikan detail lebih lanjut karena masih menunggu arahan pimpinan,” ujar salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya.
Sumber tersebut juga menambahkan, penonaktifan kata nya diduga terkait dengan temuan audit internal yang belum dipublikasikan.Temuan yang mungkin saja menyangkut kepentingan kita bersama sebagai warga Aceh.
Pintoe.co telah berupaya melakukan konfirmasi langsung kepada ketiga pejabat yang bersangkutan pada Senin malam. Upaya serupa juga dilakukan dengan menghubungi Kepala Badan Kepegawaian Aceh (BKA) melalui aplikasi pesan instan. Namun, hingga kini belum ada jawaban. Ketidakjelasan semakin memperkuat dugaan,ada sesuatu yang sengaja disembunyikan dari kita.
Minimnya informasi membuat rasa penasaran publik semakin membara.Di warung kopi, media sosial, hingga pelosok desa di seluruh Aceh, masyarakat bertanya-tanya: Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang bermain di balik layar dan mengorbankan kepentingan kita? Masyarakat Aceh menanti pernyataan resmi dari Pemerintah Aceh,demi menguak misteri di balik penonaktifan mendadak Siapa yang akan bertanggung jawab?.