FANEWS.ID – Kepala Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ronald Walla mengungkap, pelemahan nilai tukar rupiah dalam beberapa bulan terakhir berisiko terhadap pengusaha.
Hal itu diungkapnya lantaran terjadinya penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang berpotensi menganggu biaya bahan bakar yang naik. Namun, kondisi saat ini masih relatif terkontrol.
“Memang ada risiko penguatan dolar AS sehingga rupiah juga harus menguatkan bunga agar nilai tukar rupiah ke dolar AS terkontrol dan sementara ini saya lihat juga relatively cukup terkontrol,” kata Ronald, Sabtu (4/11/2023).
Ronald mengatakan, selama biaya bahan bakar tidak naik, inflasi masih bisa di kendalikan. Kemudian, ia juga mewanti-wanti jangan sampai nilai tukar rupiah menembus Rp16.500 lantaran akan memengaruhi laju barang impor.
“Ya barang impor bahan baku dan lain-lain akan terpengaruh. Kenaikan dolar AS di atas 10 persen tidak bagus, apa lagi jika bunga bank naik,” ucap dia.
Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan pelemahan rupiah ke posisi Rp15.946 per dolar AS pada perdagangan hari Rabu (1/11/2023).(red/tirto)