Berita News terviral

UMKM Tangguh Bank Aceh Menggali Potensi Teripang di Raseuki Laot

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Rabu, 16 November 2022 - 02:32 WIB    Banda Aceh

Bagikan informasi Beritanya Via :
Bagikan informasi Beritanya Via :

0:00

Aceh memiliki banyak sumber daya alam. Perlu kejelian untuk memulai usaha yang memanfaatkan bahan baku lokal.

ASNAWI memperhatikan seekor teripang laut yang baru saja diangkat dari panggangan. Dia perlu memastikan hewan yang mendiami lantai laut itu benar-benar kering, sebelum dikirimkan ke Banda Aceh dan Medan, Sumatera Utara. “Alhamdulillah, pasokan teripang masih lancar. Sehingga tidak mengganggu proses produksi,” kata Asnawi, Pemilik Usaha Raseuki Laot, Minggu (6/11/2022).

Usaha ini beralamat di Kelurahan Ujong Sikondo, Kecamatan Suka Karya, Sabang. Asnawi memulai usaha ini sejak 12 tahun silam. Ia mendapatkan dukungan dari nelayan lokal untuk memasok teripang ke tempat usahanya. Ia menyematkan tempat usahanya dengan nama “Raseuki Laot”.

Asnawi adalah salah satu penerima pembiayaan berakad murabahah modal kerja dari Bank Aceh. Dengan dana ini, Asnawi mengembangkan usaha yang dirintisnya itu dengan mempekerjakan warga lokal. Bantuan itu juga membuat Asnawi dapat mengembangkan usahanya. Selain jumlah teripang yang ditampung lebih banyak, dia juga menerima nelayan yang menjual gurita dan lobster.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Bank Aceh Gelar Nonton Bareng Pembukaan PON XXI Aceh Sumut 2024

Saat ini, rata-rata perolehan teripang mencapai 70-200 kilogram (Kg) *per bulan.* “Hasil tangkapan sangat bergantung dengan kondisi cuaca,” ujarnya seraya menyebutkan harga teripang sangat ditentukan oleh jenisnya dengan estimasi Rp 50 ribu-2 juta per Kg.

Asnawi mengatakan, penangkapan teripang dilakukan secara manual dengan kisaran kedalaman 50 centimeter hingga 10 meter. Saat ini, Asnawi sedang melakukan budidaya teripang pasir agar kapasitas produksi lebih terjamin. “Bibit kami peroleh dari Bali. Karena jenis ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi,” ujarnya

Usaha itu dimulai berkat kejelian Asnawi menangkap selera pasar. Teripang memang bukan makanan lazim yang dikonsumsi masyarakat, terutama di Aceh. Namanya kalah populer dari gurita yang menjadi sajian khas Kota Sabang saat diolah menjadi sate atau dicampur dengan makanan lain.

Namun berbeda di luar Aceh. Makanan ini bahkan tergolong mewah karena disajikan secara premium di restoran-restoran besar seperti di Jakarta atau Medan. Bagi masyarakat Tionghoa, teripang laut menjadi sajian khas untuk memperingati Imlek. Budaya ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Pemerintah Aceh Apresiasi Pembangunan Gedung Landmark BSI Aceh

Ketika melihat bentuknya, beberapa orang mungkin akan merasa geli dengan teripang. Kendati demikian, terlepas dari bentuknya yang dapat membuat sebagian orang bergidik, teripang merupakan salah satu komoditas hasil laut yang bernilai ekonomis tinggi.

Dari sejumlah referensi, teripang merupakan komoditas laut yang banyak dicari karena memiliki khasiat yang dipercaya dapat memelihara kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan, dalam tubuh teripang mengandung serat kolagen yang tinggi, yang dapat mempercepat penyembuhan luka.

Selain itu, teripang juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengobati kerusakan pada sistem kerja ginjal, organ reproduksi, dan saluran cerna.

Rasanya yang asin dan hangat di tubuh, menjadikan teripang juga kerap dikonsumsi untuk mengobati gejala lemah karena proses penyembuhan setelah sakit atau lemah fisik karena usia yang menua.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Ayo Kunjungi APC Store,Handphone Berkualitas dengan Harga Bersahabat!. Di Pante Raya Bener Meriah

Asnawi mengatakan, teripang menjadi istimewa karena sulit didapat. Proses penyajiannya juga membutuhkan waktu lama. Saat mengunyah teripang, tekstur dan rasa mengingatkan kita pada kikil sapi dan sepintas seperti kerang.

Meski terlihat aneh, teripang berbeda dari kepiting, udang atau kerang. Teripang juga mengandung protein tinggi menjadikan panganan ini sarat manfaat. “Ada juga yang menggunakannya sebagai bahan kosmetik,” ucap Asnawi.

Lewat usaha ini, Asnawi memberikan warna dalam geliat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Sabang. Dia mengaku sangat terbantu dengan tambahan modal yang disalurkan oleh Bank Aceh.

Dia berharap muncul UMKM-UMKM lain dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di Aceh. “Keberadaan Bank Aceh benar-benar kami rasakan dalam mendorong aktivitas bisnis kami,” ujar Asnawi. Saat ini, tambahnya, Dinas Perikanan Kota Sabang dan Bea Cukai juga sudah memberikan dukungan dalam rangka kajian peluang ekspor terhadap teripang miliknya. (*)

 

FA News

 

 

Baca Juga

Ekonomi

KemekopUKM Gandeng Bank Aceh Syariah Percepat Penyaluran KUR Klaster

Ekonomi

Putra Aceh Nezar Patria Jadi Komisaris Utama Indosat,Ini Nama Direksi dan Komisaris Baru

Ekonomi

Bank Aceh Raih Peringkat idA+ dari Pefindo, Terbaik Sepanjang 1 Dekade Terakhir 

Ekonomi

Kunjungi Bank Aceh, BPKH Perkuat Sinergi Kerjasama

Ekonomi

Ekspor Batubara Aceh ke India Capai ISD25,39 Juta

Ekonomi

Konsisten Dukung Usaha Rakyat, Bank Aceh Salurkan KUR 2024 Rp 1,5 Triliun

Ekonomi

Pertamina Tambah 1,5 Juta LPG 3 Kg Jelang Perayaan Iduladha

Ekonomi

Bank Aceh dan Unmuha Tingkatkan Kerjasama