BERITA ONLINE TERVIRAL

Bank Asal Jerman Gelontorkan Rp7,7 T untuk Proyek EBT di RI

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Selasa, 10 September 2024 - 20:31 WIB    Banda Aceh

Bagikan informasi Beritanya Via :
Bagikan informasi Beritanya Via :

0:00

FANEWS.CO – Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eniya Listiani Dewi, mengungkapkan Indonesia baru saja mendapat pendanaan dari bank investasi dan pembangunan asal Jerman, Kreditanstalt für Wiederaufbau atau KfW sekitar Rp7,7 triliun.

Pendanaan yang diberikan melalui Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia, salah satunya bakal digunakan untuk mendanai proyek Ijen Geothermal di Ijen, Jawa Timur, milik PT Medco Energi Internasional Tbk.

“Jadi kita inginkan itu project geothermal (panas bumi) di Ijen yang punya Medco. Itu salah satunya,” kata Eniya dalam Konferensi Pers Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW), di Hotel JW Marriott, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2024).

Baca Juga Artikel Beritanya:  BI Dorong Generasi Milenial Berkontribusi dalam Ketahanan Pangan dan Pengendalian Inflasi

Selain itu, pendanaan itu juga bakal digunakan untuk membiayai proyek Hijaunesia I dan II berupa pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) alias PLN.

Kemudian, ada juga proyek-proyek lain yang telah masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN.

Baca Juga Artikel Beritanya:  "Pansel Umumkan Seleksi Anggota Dewan Komisioner OJK Tahun 2022-2027   

“Nah ini semoga kalau di Indonesia itu seperti floating PV (PLTS terapung), large scale floating PV (PLTS terapung skala besar) yang itu sudah bisa di-addressed di dalam skenario ini, di dalam realisasi dari program JETP ini,” imbuh Eniya.

Selain Bank KfW, Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) juga ingin memasukkan dananya ke Indonesia. Namun, rencana ini masih terus dibahas oleh kedua belah pihak.

Eniya mengakui, proses pembahasan pendanaan ini sempat menemui beberapa hambatan. Salah satunya, karena ADB memandang komitmen dari pemerintah Indonesia belum cukup kuat untuk menjalankan transisi energi, utamanya melalui pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan basis energi batu bara.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Harga Gabah Tertinggi di Aceh Timur dan Terendah di Pidie

“Nah, kemarin di pembahasan terakhir, pihak ADB meminta identifikasi komitmen-komitmen dari pemerintah kita yang belum sebanding dengan komitmen yang dia berikan. Nah, ini juga menjadi satu item yang kita bahas terakhir kali. Lalu, wah ini belum sebanding. Nah ini konsepnya seperti apa? Nah, belum ada,” ungkap dia..(red/tirto)

Baca Juga

Ekonomi

Laju Inflasi Aceh pada 2024 Diramal Masih Tinggi, BI Beberkan Strategi 4K

Ekonomi

Harga Gabah di Pidie Jaya Menguat Menjadi Rp6.300 per Kg
Bulog Salurkan Lagi Bantuan Beras 10 Kg untuk Kendalikan Inflasi

Ekonomi

Bulog Salurkan Lagi Bantuan Beras 10 Kg untuk Kendalikan Inflasi

Ekonomi

Dua Ribu Ton Cadangan Beras Pemerintah Masuk Gudang Bulog Meureudu

Daerah

Harga Komoditas Pangan Tiga Daerah di Aceh Stabil

Ekonomi

“Presiden: Pengawasan OJK Tidak Boleh Melemah di Masa Pandemi

Ekonomi

BSI Region Aceh Gelar Roadshow Hujan Emas di 3 Area

Ekonomi

BPRS Mustaqim Membuka Lowongan Untuk Jabatan Direksi, Ini Persyaratannya