FANEWS.ID – Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Simeulue melakukan vaksin pada ternak kerbau untuk mencegah penyakit septicemia epizootica (SE) atau penyakit ngorok, yang sering mendera ternak kerbau, saat musim cuaca penghujan.
“Vaksin kerbau sudah kita lakukan untuk mencegah penyakit ngorok. Ditahun 2022 silam sebanyak 6.250 dosis dan tahun 2023 sebanyak 2.000 dosis,” kata Hasrat Abubakar, Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Simeulue.
Ia mengatakan, populasi kerbau lokal sangat tinggi dan pesat setiap tahunnya, untuk satu tahun mampu berproduksi atau melahirkan anak sekitar 2.000 ekor hingga 3.000 ekor.
“Sangat tinggi populasi ternak kerbau lokal kita itu. Dalam satu tahun ada sekitar 2.000 ekor hingga 3.000 ekor bayi kerbau yang lahir, dari total jumlah populasi kerbau lokal kita yang ada saat ini sekitar 21 ribu ekor,” kata Hasrat Abubakar.
Hasrat merincikan, dengan total populasi yang ada saat ini, sekitar 21 ribu ekor kerbau dan 40 persennya itu merupakan kerbau betina yang produktif.
Sedangkan untuk kebutuhan permintaan konsumen untuk konsumsi daging kerbau oleh konsumen dalam daerah dan konsumen luar daerah, setiap tahunnya mencapai 2.000 ekor kerbau dewasa yang dipotong dan dijual oleh pemiliknya keluar daerah dan dijual dalam daerah.
Diketahui juga saat ini wilayah Kabupaten Simeulue, telah status zero penyakit PMK untuk ternak jenis kerbau dan sapi, setelah dilakukan secara terpadu upaya Pencegahan dan Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), sehingga PMK yang menyerang ternak kerbau dan sapi telah zero. (red/InfoPublik)