Nikmati berita Interaktif Dan Live Siber Report 24 jam Fanews.co Gen Z
Download
Berita News terviral

Dari 216 Pasal, DPRA Baru Selesai Bahas 46 Pasal Raqan Pertanahan

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Rabu, 7 Oktober 2020 - 16:29 WIB    Banda Aceh

Bagikan informasi Beritanya Via :
Bagikan informasi Beritanya Via :

0:00

Anggota Komisi I melaksanakan sidang lanjutan yang ke delapan terkait Qanun Pertanahan Aceh pada Rabu 7 Oktober 2020. (Foto: IST)

BANDA ACEH (fanews.id) — Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), kembali menggelar rapat pembahasan lanjutan Rancangan Qanun (Raqan) Pertanahan Aceh, Rabu (7/10/2020), di Ruang Rapat Badan Musyawarah, Lantai II gedung DPRA.

Pembahasan ini dihadiri oleh anggota Komisi I DPR Aceh masing-masing; H Taufik, Fuadri, Bardan Sahidi, H. Azhar Abdurrahman, H Ridwan Yunus, Tgk H Syarifuddin. Sementara dari Tim Pemerintah Aceh dihadiri masing-masing Drs Kamaruddin Andalah, (Staf Ahli Gubernur); Edi Yandra (Kadis Pertanahan Aceh); Nizwar (Dinas Pertanahan Aceh); Destro Alpha (Kasubbag Qanun Biro Hukum Setda Aceh); Anwar (Perwakilan Biro Organisasi); dan Safrizal (Perwakilan Biro Tata Pemerintahan).

Baca Juga Artikel Beritanya:  Bupati Aceh Besar Akan Menerima Penghargaan dari BNPB

Anggota Komisi I DPR Aceh, Bardan Sahidi mengatakan, bahwa 46 dari 216 pasal dalam rancangan qanun pertanahan telah selesai dibahas bersama dengan unsur Pemerintah Aceh.

“Sampai hari ini, baru 46 pasal dari 216 pasal rancangan qanun pertanahan yang selesai dibahas,” kata Bardan Sahidi.

Bardan Sahidi mengatakan, raqan warisan program legislasi DPR Aceh 2019 itu dikhawatirkan tidak selesai dibahas karena waktu yang tersisa kurang dua bulan lagi.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Ini Penjelasan Polda Aceh , Hasil Olah TKP Dilokasi Ledakan di Banda Raya

Jika tidak selesai, kata Bardan Sahidi, pembahasan terpaksa dilanjutkan tahun depan. Padahal, pembahasan rancangan qanun tersebut sudah memasuki tahun ketiga.

Menurut Bardan Saidi, belum rampungnya Qanun Pertanahan Aceh tersebut karena pihaknya harus ekstra hati-hati dalam membahas pokok-pokok pikiran dan batang tubuhnya.

“Kami harus sangat hati-hati sekali dalam merumuskan kebijakan batang tubuh pasal per pasal yang akan dituangkan sampai 216 pasal itu,” katanya.

Tidak hanya itu, Bardan Sahidi masih punya alasan lain, menurutnya selain substansi dari pokok-pokok pikiran yang yang harus diadobsi merupakan keputusan dari fraksi-fraksi yang ada di DPRA, alotnya pembahasan Qanun Pertahanan juga terkait pelimpahan kewenangan dari pusat ke Aceh.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat Jadi Esensi Perdamaian Aceh

Selain itu, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menyebutkan banyak kendala dalam pembahasan rancangan qanun tersebut. Diantara, tidak adanya acuan peraturan serupa dari daerah lain.

“Belum ada provinsi lain yang membuat peraturan daerah terkait pertanahan. Jadi, kami kesulitan mengambil referensinya. Kendati begitu, kami terus berupaya menuntaskan pembahasannya,” kata Bardan Sahidi.(Parlementerial)

Baca Juga

Uncategorized

Del Piero Anggap Italia Lebih Baik dari Spanyol

Uncategorized

Mamfaat Vaksinasi Secara Universal. Tujuan Akhir Menjaga Produktivitas Dampak Sosial dan Ekonomi

Uncategorized

Ini Penjelasan BSI Soal Pemotongan Saldo Rp. 50 Ribu Saat Migrasi

Uncategorized

Penyidik Ditreskrimsus Kirimkan Berkas Perkara Toko Emas ke Kejati

Uncategorized

Kapolda Aceh Sidak Sejumlah Posko Gampong PPKM Mikro Di Banda Aceh

Uncategorized

Mendagri Tekankan Tiga Program Prioritas PKK di Tahun 2021

Uncategorized

PGRI Aceh Besar Kirim utusan Pada Workshop Pengukuran Kebugaran Jasmani Anak Usia Dini

Uncategorized

SBMPTN 2021, Berikut 20 Peserta yang Lulus dengan Nilai Tertinggi