BERITA ONLINE TERVIRAL

DPR Anulir Putusan MK, Peringatan Garuda Biru Menggema di Medsos

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Kamis, 22 Agustus 2024 - 01:30 WIB    Banda Aceh

Bagikan informasi Beritanya Via :
Bagikan informasi Beritanya Via :

0:00

FANEWS.ID – Warganet ramai-ramai membagikan gambar burung garuda berwarna biru disertai tulisan “peringatan darurat”. Gambar tersebut viral di media sosial di tengah upaya DPR menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait ambang batas pencalonan dan syarat usia calon kepala daerah.

Berdasarkan pantauan Tirto di media sosial X (Twitter), Rabu (21/8/2024), hingga pukul 20.53 tercatat sudah 210 ribu warganet yang mengunggah gambar maupun tulisan terkait peringatan darurat garuda biru.

Analis komunikasi politik dari Universitas Padjajaran, Kunto Adi Wibowo, mengatakan, lambang garuda biru sebagai ekspresi kekecewaan publik atas langkah DPR yang berupaya menganulir putusan MK.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Cermin Politik Dinasti dalam Daftar Caleg Sementara Pemilu 2024

Publik menilai langkah DPR yang merevisi UU Pilkada secara kilat sebagai ancaman terhadap demokrasi.

“Itu kan melambangkan siaran darurat di televisi biasanya kalau ada bencana, early warning system. Jadi semacam early warning system kondisi politik kita dan demokrasi di Indonesia,” ujar Kunto saat dihubungi reporter Tirto, Rabu (21/8/2024).

Dia memaparkan, tidak hanya kalangan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), aktivis, atau social justice warrior (SJW) saja yang mengunggah gambar itu.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Sandiaga Uno Pamit dari Partai Gerindra

“Pesohor, komunitas olahraga atau musik juga mengunggah garuda biru ini. Kalau menurut saya itu yang akhirnya menjadikan isu ini tidak hanya ekslusif bagi mereka yang memperhatikan politik,” ungkap dia.

Ditambahkan Kunto, respons masyarakat secara merata ini berbeda dari konflik pesta demokrasi pada 2019. Sebab, kala itu terjadi polarisasi, sedangkan saat ini masyarakat menyuarakan hal yang sama.

“Menurut saya ini real. Kita lihat besok di Senayan,” tutur dia.

Sebagai informasi, semua fraksi kecuali PDIP menyetujui isi revisi UU Pilkada. Pada intinya, revisi UU Pilkada mengatur batas usia calon kepala daerah dengan merujuk ke aturan Mahkamah Agung (MA), bukan merujuk ke aturan MK.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Golkar Buka Pendaftaran Calon Ketum Pengganti Airlangga

Poin lain, revisi UU Pilkada mengatur parpol non-parlemen bisa mencalonkan kepala daerah. Sementara itu, parpol yang sudah memiliki kursi di DPRD tetap harus mengantongi perolehan paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPRD atau 25 persen dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan umum anggota DPRD di daerah yang bersangkutan.(red/tirto)

Baca Juga

Istana Bantah Jokowi Cawe-Cawe soal Airlangga Mundur dari Ketum

Politik

Istana Bantah Jokowi Cawe-Cawe soal Airlangga Mundur dari Ketum

Politik

Mualem Putuskan PA Menangkan Jufri Hasanuddin Untuk Pilkada Abdya

Politik

Fachrul Razi : Pilkada 2024 Mendatang Potensi Tinggi Politik Uang, Masyarakat Harus Lawan

News

Kesbangpol Berikan Pemahaman Politik bagi Ormas

Politik

PPP Dukung Penuh Pasangan AMAN, Sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Nagan Raya
Golkar Buka Pendaftaran Calon Ketum Pengganti Airlangga

Politik

Golkar Buka Pendaftaran Calon Ketum Pengganti Airlangga

Politik

TPD Aceh Lepas Kepulangan Ketua Dewan Pakar TPN Sandiaga Uno, Ini Pesan Untuk Relawan

Politik

“Hymne Aceh Mulia”, Bergema di Saat  Pembukaan Muscab Partai Demokrat Aceh