Berita News terviral

DPRA Minta BSI Umumkan SOP ke Publik

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Rabu, 10 November 2021 - 07:52 WIB    Banda Aceh

Bagikan informasi Beritanya Via :
Bagikan informasi Beritanya Via :

0:00

Banda Aceh | Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh Sulaiman, SE meminta Bank Syariah Indonesia (BSI) perwakilan Aceh menjelaskan Standar Operasional Prosedur (SOP) kepada publik agar tidak mengundang kegaduhan.

Hal ini penting dilakukan mengingat jangan sampai komitmen Pemerintah Aceh dalam mengupayakan implementasi Syariat Islam dari aspek ekonomi terganggu karena beberapa persoalan teknis yang timbul dari internal BSI.

Dia menjelaskan, hadirnya Qanun Aceh Nomor 11 tahun 2018 merupakan bukti komitmen pemerintah Aceh dalam menerapkan syariat islam secara kaffah di Aceh, tapi kehadiran BSI dinilai justru membuat Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) Aceh jadi bulan-bulanan masyarakat.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Ketua BKD DPR Aceh Ingatkan Pemerintah Hati-Hati soal Pemangkasan Bandara Internasional

“Kita tidak menginginkan karena persoalan teknis lembaga keuangan, syariat Islam yang menjadi kambing hitam. Jika memang BSI tidak siap di Aceh, maka sampaikan, biar Pemerintahan Aceh (legislatif dan eksekutif) mencari solusikebutuhan layanan masyarakat Aceh terhadap lembaga keuangan selama ini,” ujarnya, Rabu 10 November 2021.

Saat ini, masyarakat Aceh dianggap tidak banyak pilihan untuk memilih layanan perbankan yang dapat mendukung transaksi skala nasional maupun internasional.

Baca Juga Artikel Beritanya:  DPRK Aceh Besar Terima Rekomendasi terhadap LKPJ Bupati Aceh Besar TA 2023

“Diakui atau tidak, hari ini hanya BSI yang menjadi alternatif masyarakat, jadi kalau memang tidak siap, sampaikan biar kami cari solusi,” tegasnya.

Ketua Badan Kehormatan Dewan (BKD) DPR Aceh itu menuturkan, butuh komitmen BSI dalam mendukung layanan perbankan syariah di Aceh, dari segi kemudahan transaksi, efisiensi dan dengan biaya yang sewajarnya.

“Jangan sampai kegaduhan layanan perbankan menjadi dampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh, seperti ATM sering kosong, sistem eror, biaya notifikasi SMS yang tinggi,” harapnya.

“Kejadian-kejadian ini sangat merugikan masyarakat Aceh dan penerapan syariat Islam di Aceh. Karena selama ini, saat ada salah satu bank yang bermasalah secara teknis dan kebetulan bank tersebut beroperasi secara syariah, maka yang disalahkan bukan bank tersebut tapi perbankan syariahnya,” tutup Sulaiman.

Baca Juga Artikel Beritanya:  DPRA Soroti Minyak Goreng Mahal, Asrizal: Tutup Perbatasan dan Stop Pengiriman CPO dari Aceh

BSI merupakan perbankan syariah terbesar saat ini di Indonesia. Bank ini merupakan penggabungan beberapa bank besar yang kini telat resmi tutup di Aceh. Namun, dalam perjalanannya, layanan BSI masih mendapat protes publik di Aceh karena beberapa layanannya dinilai belum maksimal.”[Parlementarial]

Baca Juga

Parlementerial

Ketua DPRK Banda Aceh Beri Motivasi Sanggar Seni Chit Ka Geuta Agar Terus Berprestasi

Parlementerial

Pj Bupati Muhammad Iswanto Apresiasi Rekomendasi DPRK Aceh Besar Terhadap LKPJ Bupati Aceh Besar TA 2023

Parlementerial

Sambut Hari Anak Internasional, Ketua DPRK Dukung Kegiatan Anak Menjadi Pemimpin

Parlementerial

“Tim USK Masih Susun Draft Revisi UUPA

Parlementerial

DPRK Banda Aceh, Aulia Afridzal, Dampingi Pj Wali Kota Banda Aceh Bagikan Kunci Rumah untuk Warga Kurang Mampu

Parlementerial

Ketua DPRK Hadiri MABIT Bersama Pemuda Kota Banda Aceh

Parlementerial

Anggota DPRK Dr Musriadi Kembali Nyaleg pada Pemilu 2024 

Parlementerial

Komisi I DPRA Laporkan Bawaslu RI Ke Ombusman