FANEWS.ID – Pusat pengamatan mencatat getaran banjir di Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, terekam seismograf selama 3.600 detik atau 1 jam karena hujan deras pada Minggu (2/4).
Petugas Pos Pengamatan Yadi Yuliandi melaporkan gempa getaran banjir itu terekam pada periode pengamatan 12.00-18.00 WIB.
“Terekam satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 13 mm dan lama gempa 3.600 detik,” katanya di Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur, seperti dilansir Antara.
Selain itu, seismograf juga merekam 20 kali gempa letusan GunungSemeru dengan amplitudo 10-22 mm dan durasi 74-123 detik. GunungSemeru juga mengalami gempa tektonik jauh dengan amplitudo 21 mm.
“Secara visual, Gunung Semeru terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Cuaca mendung hingga hujan, angin lemah ke arah utara dan selatan,” tutur Yadi.
Yadi menggarisbawahi status Gunung Semeru saat ini masih berada di Level III atau Siaga. Ia pun mengimbau masyarakat untuk mematuhi rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Ia juga menegaskan warga dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar itu, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
“Masyarakat di lereng Semeru juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” ucapnya.
Tak hanya itu, masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi Awan Panas Guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
“Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” katanya. (*)
Sumber : CNN Indonesia