FANEWS.ID – Awal tahun baru 2024, harga beras di Banda Aceh masih tinggi. Kenaikan harga beras tersebut sudah terjadi sejak empat bulan belakangan, masyarakat cenderung beralih ke beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Seorang pedagang beras di Pasar Almahira Lamdingin, Banda Aceh mengatakan, sejak empat bulan ini harga beras tak kunjung turun. Untuk beras ukuran 15 kilogram medium dijual Rp200 ribu per sak. Kemudian beras ukuran premium dijual Rp208 ribu-Rp210 ribu per sak, dan yang super Rp213 ribu-Rp215 ribu satu saknya.
“Belum turun ini, masih sama. Sekarang beras yang ukuran 15 kilogram naik Rp2 ribu per sak,” kata Hendra, Senin (8/1).
Selanjutnya beras ukuran 10 kilogram, Hendra menjualnya seharga Rp140 ribu hingga Rp145 ribu per sak. Harga tersebut stabil sejak September 2023 lalu.
Hendra juga mengatakan beras ukuran 5 kilogram masih stabil di harga Rp70 ribu sampai Rp75 ribu. Sementara beras SPHP hanya Rp 55.500 per lima kilogram.
Menurutnya, harga beras yang tak kunjung turun tersebut dipengaruhi oleh cuaca buruk yang belakangan terjadi hampir merata di seluruh Aceh. Akibatnya, panen petani menjadi berkurang.
“Cuaca selama ini kan enggak tentu, banjir di mana-mana. Kalau sekarang ini di Aceh Besar juga baru mulai masa tanam,” ujarnya.
Sementara itu, daya beli masyarakat terhadap beras non-subsidi mulai berkurang. Masyarakat cenderung membeli beras SPHP atau beras Bulog.
“Sekarang banyak yang beli beras SPHP, karena harganya juga lebih murah, terus kualitasnya juga hampir sama kayak beras biasa,” pungkasnya.(red/habaaceh)