Headline Berita Hari Ini

Home / Uncategorized

Rabu, 1 September 2021 - 02:57 WIB

Imunisasi Anak Penting Meski di Tengah Pandemi Covid-19

0:00

Banda Aceh | Bayi yang baru lahir, tubuhnya masih sangat rentan untuk terserang banyak penyakit. Sebagai orangtua, penting untuk menjaga anak tetap sehat agar tidak ada satu penyakit pun yang menyerang. Hal tersebut disebabkan oleh sistem imunitas pada tubuhnya yang masih lemah.

Imunisasi merupakan salah satu langkah pencegahan dari paparan penyakit. Masyarakat tidak perlu khawatir untuk melakukan imunisasi anak di tengah pandemi karena tetap aman.

Banyak orang tua khawatir untuk memberikanimunisasi bagi anaknya di tengah pandemi Covid-19. Padahal imunisasi dasar penting bagi bayi dan anak sampai umur 18 bulan untuk melindungi dari berbagai penyakit berbahaya lain yang telah berjalan selama ini.

Prof Dr dr Sri Rezeki Hadinegoro, SpA(K), Kepala Kelompok Penasihat Teknis Indonesia untuk Imunisasi (ITAGI) mengatakan, vaksinasi adalah sebuah upaya efektif melindungi anak dari penyakit berbahaya. Tubuh punya antibodi yang bersifat spesifik, begitu juga vaksin bersifat spesifik untuk penyakit tertentu.

“Kalau seseorang sudah punya antibodi maka dia bisa melawan dan bertahan, kalaupun sampai sakit biasanya tidak terlalu berat,” kata Sri Rezeki dalam acara pekan imunisasi dunia “Pentingnya Vaksinasi di Era Covid-19” , Jumat (23/4) lalu dilansir
republika.co

Vaksinasi dengan sendirinya akan memutuskan rantai penularan penyakit. Dengan begitu, kejadian kematian, kesakitan, diharapkan bisa menurun. Beberapa penyakit yang masih membahayakan termasuk polio, campak dan cacar.

“Kalau sakit alami dulu, berat, menderita. Dengan vaksin, biaya pun jadi lebih ringan dibandingkan jika anak sakit,” ujarnya.

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Aceh, Dr. Ir. Dyah Erti Idawati, MT mengajak masyarakat untuk tidak melupakan program perlindungan kesehatan bagi anak dengan memberikan suntikan vaksin imunisasi.

“Ingat, dalam situasi apapun, anak- anak kita berpotensi menderita penyakit difteri, campak, pneumonia, polio dan lainnya. Mari kita sukseskan pekan Imunisasi tahun ini dengan mematuhi seruan pemerintah agar kita siap menerima vaksin yang bermanfaat untuk meningkatkan imun tubuh”, ujarnya pekan lalu.

Dyah juga mengingatkan pentingnya menerapkan pola hidup sehat, hal tersebut berperan penting dalam memutus mata rantai penyebaran virus yang berpotensi menjadi wabah di masyarakat, termasuk Covid-19.

Sementara itu Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Darwis, SKM.,M.Kes., juga menghimbau kepada masyarakat untuk tak perlu ragu untuk melakukan imunisasi ke Posyandu.

“Vaksin yang digunakan kualitasnya terjaga, aman, dan petugasnya juga sudah terlatih. Selain imunisasi, di Posyandu juga ada pemantauan serta konsultasi tumbuh kembang anak, sehingga status kesehatan anak kita dapat terjaga dengan baik”, ungkap Darwis.

Baca Juga Artikel Berita nya   PMI Pusat Apresiasi Pemerintah Aceh

Sementara itu, Plt. Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes dr. Prima Yosephine mengatakan tantangan umum dalam pelaksanaan imunisasi di Indonesia antara lain adanya informasi negatif tentang vaksin, orang tua kurang pengetahuan tentang manfaat imunisasi dan kerugian jika tidak diimunisasi.

Ditambah lagi dengan adanya kekhawatiran orang tua untuk membawa anaknya diimunisasi karena COVID-19. Padahal menurutnya, jika anak tidak diimunisasi lengkap akan berisiko tinggi tertular tertular penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi.

“Orang tua harus menjamin anaknya mendapatkan imunisasi lengkap, walaupun saat pandemi COVID-19,” katanya saat konferensi pers secara virtual, Jumat (30/4). Imunisasi adalah salah satu upaya untuk mencegah beberapa penyakit berbahaya yang berisiko pada bayi baru lahir dengan cara vaksinasi.

Vaksin sendiri adalah suntikkan yang mengandung bakteri atau virus yang sudah dilemahkan untuk membentuk kekebalan pada tubuh agar penyakit dapat dicegah. Hal ini dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit menular yang berbahaya untuk menyerang.

Bayi yang baru lahir memiliki kekebalan tersendiri selama beberapa lama setelah kelahiran. Namun, untuk kekebalan tubuh dalam jangka panjang, imunisasi wajib diterima oleh bayi tersebut. Imunisasi pada bayi baru lahir harus dilakukan sebelum anak terserang penyakit berbahaya agar semua risiko yang dapat terjadi dapat dihindari.

Manfaat imunisasi tidak hanya dirasakan dalam kelangsungan hidup dan perkembangan anak saja dengan melindungi anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I), namun secara tidak lansung merupakan pintu masuk dalam memberikan paket layanan kesehatan anak lainnya serta memperkuat layanan kesehatan primer yang merupakan tanggung jawab bersama, terutama meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan balita di Kota Banda Aceh

Di Indonesia, pemberian imunisasi rutin dilakukan bersama intervensi kesehatan anak balita lainnya, umumnya diberikan melalui sistem pelayanan kesehatan berbasis masyarakat seperti Posyandu secara rutin. Kader posyandu memegang peranan penting dalam memastikan anak di wilayah kerjanya mendapatkan imunisasi, dan seorang kader harus mengetahui sasaran imunisasi di desa. Karena dalam pelaksanaannya koordinator imuniasi dan petugas surveilans seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.

Maka dari itu, setiap orangtua yang memiliki bayi yang baru lahir harus mengetahui urutan dari imunisasi yang wajib dilakukan. Dengan begitu, kesehatan anak ibu akan tetap terjaga tanpa menimbulkan risiko terhadap suatu gangguan apa pun.

Berikut adalah beberapa urutan dari imunisasi tersebut: Hepatitis B, Imunisasi yang pertama diberikan pada bayi yang baru lahir adalah vaksin hepatitis B. Suntikan dari vaksin ini paling baik diberikan dalam jangka waktu 12 jam setelah bayi lahir. Dosis kedua dan ketiga dapat diberikan saat bayi memasuki usia 1 bulan dan 6 bulan. Dengan ini, diharapkan anak ibu dapat terlindungi dari virus hepatitis B yang dapat menimbulkan gangguan berbahaya pada tubuh.

Baca Juga Artikel Berita nya   Gubernur Dijadwalkan Lantik Wakil Bupati Bener Meriah

Polio juga termasuk salah satu vaksin wajib diterima oleh bayi yang baru lahir. Umumnya, vaksin ini akan diberikan pada bayi yang akan pulang ke rumahnya dari tempat bersalin. Setelah itu, bayi akan mendapatkan suntikan lagi saat usia 2 bulan pada tahap kedua. Untuk tahap ketiga, keempat, dan terakhir akan diberikan secara berturut-turut saat usianya memasuki 4 bulan, 6 bulan, dan 18 bulan. Selain itu, imunisasi polio tahap pertama akan diulang saat anak ibu berusia 5 tahun.

Jika ibu masih memiliki kebingungan terkait jadwal imunisasi pada bayi yang baru lahir, dokter di Halodoc siap membantu. Caranya mudah sekali, ibu hanya perlu download aplikasi Halodoc di smartphone agar tidak terjadi kesalahan waktu vaksin untuk kebaikan anak ibu sendiri.

Anak ibu juga wajib mendapatkan vaksin BCG sebelum usianya genap 3 bulan, optimalnya saat sudah berusia 2 bulan. Saat akan dilakukan pada bayi dengan usia 3 bulan atau lebih, uji tuberkulin akan dilakukan sebelumnya. Imunisasi pada bayi yang baru lahir ini dapat mencegah penyakit tuberkulosis. Selain itu, vaksin ini hanya dilakukan satu kali seumur hidup.

Imunisasi DPT juga wajib diterima oleh bayi yang baru lahir sebagai pencegahan dari penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Vaksin ini akan dilakukan saat bayi berusia 2 bulan dan tahap lanjutan dilakukan di usia 4 bulan, 6 bulan, serta 18 bulan. Walau begitu, setelah imunisasi diberikan, anak ibu mungkin mengalami demam dan bengkak pada bagian kulit yang mendapatkan suntikan.

Itulah beberapa vaksin yang wajib diterima oleh bayi yang baru lahir agar tidak terserang penyakit berbahaya yang berisiko menyebabkan kematian. Sebaiknya ibu selalu memastikan anak mendapatkan suntikan tersebut tepat waktu sebagai langkah pencegahan terbaik. Beberapa vaksin yang terlambat diberikan dapat berdampak buruk bagi anak.

Bayi dan anak-anak di Indonesia masih banyak yang belum mendapatkan imunisasi secara lengkap bahkan tidak pernah mendapatkan imunisasi sedari lahir.

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menjalankan kewajiban imunisasi terhadap anak-anak di Indonesia dengan dasar amanat UU Kesehatan No 36 Tahun 2009. Program imunisasi itu awalnya dikenal sebagai imunisasi dasar lengkap, yang kemudian diperkuat kembali konsepnya menjadi imunisasi rutin lengkap.

Baca Juga Artikel Berita nya   Aceh Besar Gelar Pelatihan Penguatan Kelembagaan Mukim

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, telah mengubah konsep imunisasi dasar lengkap menjadi imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin lengkap itu terdiri dari imunisasi dasar dan lanjutan. Imunisasi dasar saja tidak cukup, diperlukan imunisasi lanjutan untuk mempertahankan tingkat kekebalan yang optimal. Pemberian imunisasi disesuaikan dengan usia anak.

Petugas kesehatan memberikan vaksin polio dan campak kepada anak balita saat imunisasi di Pos Yandu Harapan Ibu, Kampong Laksana, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, Aceh, Rabu (4/11/2020). Foto: (ANTARA )

 

Berikut daftar imunisasi dasar lengkap untuk bayi: – Bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan imunisasi Hepatitis B (HB-0), – Usia 1 bulan diberikan (BCG dan Polio 1), – Usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2), – Banda Aceh (RA) – Usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), – Usia 4 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), dan – Usia 9 bulan diberikan (Campak atau MR).

Untuk imunisasi lanjutan, bayi bawah dua tahun (Baduta) usia 18 bulan diberikan imunisasi (DPT-HB-Hib dan Campak/MR), kelas 1 SD/madrasah/sederajat diberikan (DT dan Campak/MR), kelas 2 dan 5 SD/madrasah/sederajat diberikan (Td).

Bukan Program Imunisasi MR Saja yang Bermasalah di Indonesia Vaksin Hepatitis B (HB) diberikan untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang dapat menyebabkan pengerasan hati yang berujung pada kegagalan fungsi hati dan kanker hati.

Imunisasi BCG diberikan guna mencegah penyakit tuberkulosis. Imunisasi Polio tetes diberikan 4 kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan untuk mencegah lumpuh layu. Imunisasi polio suntik pun diberikan 1 kali pada usia 4 bulan agar kekebalan yang terbentuk semakin sempurna.

Imunisasi Campak diberikan untuk mencegah penyakit campak yang dapat mengakibatkan radang paru berat (pneumonia), diare atau menyerang otak. Imunisasi MR diberikan untuk mencegah penyakit campak sekaligus rubella. Rubella pada anak merupakan penyakit ringan, namun apabila menular ke ibu hamil, terutama pada periode awal kehamilannya, dapat berakibat pada keguguran atau bayi yang dilahirkan menderita cacat bawaan, seperti tuli, katarak, dan gangguan jantung bawaan.

Vaksin DPT-HB-HIB diberikan guna mencegah 6 penyakit, yakni Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, serta Pneumonia (radang paru) dan Meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi kuman Hib.

Kemenkes menyatakan, agar terbentuk kekebalan masyarakat yang tinggi, dibutuhkan cakupan imunisasi dasar dan lanjutan yang tinggi dan merata di seluruh wilayah, bahkan sampai tingkat desa. “Bila tingkat kekebalan masyarakat tinggi, maka yang akan terlindungi bukan hanya anak-anak yang mendapatkan imunisasi tetapi juga seluruh masyarakat,” tutur pihak Kemenkes.*[ADV]*

Baca Juga

Uncategorized

Di Masa PPKM Mikro, Polda Aceh Terus Genjot Pelaksanaan Vaksinasi Massal

Uncategorized

Ingatkan Prokes, TNI Babinsa Koramil 23/Kuta Malaka Pantau Pelaksanaan Qurban di Desa Binaan

Uncategorized

Polri Musnahkan Ladang Ganja 10 Ha di Aceh Besar

Uncategorized

Sambut Hari Bhayangkara Ke 75, Wakapolda Aceh Anjangsana Ke Kodam IM Dan Karo Rena Ke DPRA
Prediksi Chelsea vs Southampton, Liga Inggris 18 Februari 2023

Uncategorized

Prediksi Chelsea vs Southampton, Liga Inggris 18 Februari 2023

Uncategorized

Kapal Selam RI Nanggala-402 Diduga Jatuh di Kedalaman 700 Meter

Uncategorized

Aminullah Tinjau Pembangunan Kantor Bank Aceh Syariah Balai Kota

Uncategorized

Kemenag Aceh:Selamat Idul Fitri dan Tetap Patuhi Protokol Kesehatan