FA NEWS.ID – Indonesia diprediksi memimpin penerapan kecerdasan buatan (AI) di kawasan Asia Tenggara. Namun, kondisi itu disebut bakal meningkatkan pula serangan siber.
“Indonesia diproyeksikan menjadi pemimpin terdepan dalam adopsi Artificial Intelligence (AI) di ASEAN pada 2030 dan menjadi negara maju pada 2045,” demikian keterangan tertulis perusahaan keamanan siber Kaspersky.
Salah satu indikasinya adalah Strategi Nasional Artificial Intelligence (AI) 2020-2045 yang dirilis Agustus 2020. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara kedua di ASEAN setelah Singapura yang memiliki cetak biru pengembangan AI.
Di sisi lain, prediksi konsumen Kaspersky untuk 2023 mengungkapkan bahwa teknologi inovatif, mulai dari virtual reality (VR), augmented reality (AR), antarmuka suara, dan otomatisasi proses (termasuk robotisasi komunikasi) hingga pengujian dan penilaian yang mendukung AI “akan memicu peningkatan serangan siber di tahun ini”.
Pasalnya, inovasi teknologi yang cepat, sistem yang kompleks, dan berbagi data yang semakin terhubung memungkinkan “risiko upaya siber menjadi lebih terorganisir dan tersebar luas di dalam negeri”.
Data terbaru menunjukkan Kaspersky telah memblokir 41.039.452 ancaman online yang menyasar pengguna di Indonesia selama periode Januari hingga Desember 2022.
Memang ada penurunan 4,52 persen dibandingkan pada periode yang sama di 2021 dengan 42.983.721 upaya ancaman siber.
“Data tersebut menempatkan Indonesia di peringkat ke-68 secara global dalam hal bahaya yang terkait dengan berselancar di web.”
Selain itu, ada pula ancaman lokal dengan 45 persen pengguna Kaspersky di Indonesia menjadi sasaran ancaman online. Sebanyak 56.463.262 serangan offline diblokir dari Januari hingga Desember 2022 di Indonesia.
Angka tersebut menurun 24,52 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021 dengan 74.803.899 serangan lokal pada komputer pengguna Kaspersky di Indonesia.
“Data ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-64 secara global dalam hal ancaman lokal,” menurut Kaspersky.
Statistik infeksi lokal untuk komputer pengguna merupakan indikator yang sangat penting. Worm dan virus file menjadi penyebab sebagian besar insiden tersebut.
Data ini menunjukkan seberapa sering pengguna diserang oleh penyebaran malware melalui drive USB yang dapat dilepas, CD dan DVD, dan metode “offline” lainnya.
Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, menyebut AI, seperti ChatGPT, memang menunjukkan kemungkinan terobosan dan manfaat luar biasa di industri dan bisnis.
“Namun, statistik kami untuk Indonesia tahun lalu menegaskan bahwa adopsi teknologi canggih harus terus disertai dengan antisipasi dan respons perusahaan yang tepat terhadap serangan siber,” ujar dia, dalam sebuah keterangan, Senin (6/3).
“Untuk membangun langkah-langkah keamanan siber dalam teknologi yang sedang berkembang ini, sebaiknya pahami cara kerja AI modern dan disiplin yang mendasarinya saat ini, sehingga penerapannya dalam bisnis dapat berjalan dengan baik dan aman,” tambahnya. (*)
Sumber : cnn indonesia