FANEWS.ID -Tingkat inflasi yang stabil memiliki dampak positif terhadap perekonomian daerah. Sehingga, mampu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan ekonomi, investasi, dan menciptakan lapangan kerja.
“Maka perlu langkah-langkah konkret dan strategis dalam pengendalian inflasi perlu terus kita laksanakan,” kata Penjabat (Pj) Wali Kota Langsa Syaridin di Kota Langsa.
Menurut Syaridin, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi tantangan inflasi. Di mana pada tahun 2023 Kota Langsa memperoleh Dana Insentif Fiskal Periode Pertama dari Pemerintah Pusat terkait Pengendalian Inflasi dan juga mendapatkan Skor IETPD 87,5 yaitu tahap digital dalam Percepatan Perluasan digitalisasi daerah.
“Kita perlu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang faktor-faktor yang memengaruhi inflasi, serta melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi, lanjutnya. Peranan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) untuk mendorong percepatan digitalisasi berbagai sektor keuangan dan pelayanan kita,” ungkap Syaridin.
Kemudian, berbagai transaksi secara non tunai termasuk membayar pajak, dengan demikian akan terwujud digitalisasi pajak dan restribusi daerah di Kota Langsa. “InsyaAllah dengan kemudahan pembayaran ini diharapkan meningkatkan akuntabilitas transparansi pengelolaan keuangan daerah yang akan bermuara pada peningkatan PAD dan stabilitas fiskal daerah,” terangnya.
Kepala BI Perwakilan Lhokseumawe Gunawan menjelaskan berdasarkan data BPS, inflasi tahunan Provinsi Aceh mencatatkan angka 2,12 persen pada Januari 2024, lebih rendah bila dibandingkan Januari 2023 yang mencapai 5,25 persen.
Dikarenakan kondisi cuaca dan perubahan iklim yang terjadi sepanjang tahun 2023 menyebabkan pergeseran musim panen hingga mengakibatkan komoditas beras, rokok kretek dan tomat menjadi komoditas yang memberikan andil inflasi tertinggi. (InfoPublik/red)