Nikmati berita Interaktif Dan Live Siber Report 24 jam Fanews.co Gen Z
Download
Berita News terviral

Kasus Obesitas Meningkat Signifikan dalam 10 Tahun Terakhir

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Senin, 10 Juli 2023 - 01:42 WIB    Banda Aceh

Bagikan informasi Beritanya Via :
Bagikan informasi Beritanya Via :

0:00

FANEWS.ID – Kementerian Kesehatan melaporkan kasus obesitas di Indonesia meningkat signifikan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dari 10,5 persen pada 2007 menjadi 21,8 persen pada 2018. Karena itu, Kemenkes memasukkannya dalam penyakit yang perlu diintervensi.

“Obesitas saat ini telah digolongkan sebagai penyakit yang perlu diintervensi secara komprehensif,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Eva Susanti pada Minggu (9/7/2023).

Ia mengatakan obesitas merupakan masalah multifaktor yang dipengaruhi peningkatan asupan energi, perubahan pola makan dari tradisional ke modern, urbanisasi, dan penurunan aktivitas fisik. Faktor tersebut didukung oleh kontribusi faktor lain seperti aspek sosial ekonomi, budaya, perilaku dan lingkungan.

Selain itu, kata Eva, obesitas juga dipicu oleh kurangnya aktivitas fisik berkaitan dengan fenomena khas daerah urban yaitu berkurangnya ruang publik sebagai arena bermain dan berolahraga.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Maling Tewas Dibacok Kakak Sendiri Saat Hendak Membobol Toko

Kemudahan mengakses sarana modern berteknologi tinggi, menurutnya, juga menjadi faktor penyebab kurangnya aktivitas fisik remaja, terutama di perkotaan.

Kemenkes mengklasifikasikan obesitas sebagai faktor risiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, jantung, kanker, hipertensi, dan penyakit metabolik maupun nonmetabolik lainnya.

Eva mengatakan obesitas berkontribusi pada penyebab kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 5,87 persen dari total kematian, penyakit diabetes dan ginjal 1,84 persen dari total kematian.

Kemenkes, lanjutnya, berupaya menahan laju prevalensi obesitas di Indonesia tetap sebesar 21,8 persen hingga akhir tahun 2024 sesuai indikator dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

“Prevalensi obesitas di Indonesia sesuai RPJMN ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2020,” kata dia.

Eva mengatakan ada tiga pilar penting terkait upaya pencegahan dan pengendalian obesitas. Pertama, mendorong komunikasi isu obesitas untuk pembicaraan formal maupun informal oleh masyarakat, tenaga kesehatan, pemangku kebijakan, organisasi masyarakat, serta pihak lainnya.

Baca Juga Artikel Beritanya:  FLS2N PDBK Wadah Kreativitas Anak Emas Lahirkan Prestasi

Strategi tersebut menjadi yang paling penting untuk mengubah persepsi tentang obesitas.

“Pilar ini fleksibel dapat disesuaikan dengan berbagai konteks regional dan nasional yang diharapkan dapat menginisiasi adanya kebijakan yang efektif untuk mencegah dan mengendalikan obesitas,” katanya.

Kedua, strategi pengendalian adalah menjadikan obesitas sebagai upaya kolektif untuk mengubah persepsi tentang obesitas sebagai masalah individu dan mengedukasi orang untuk memahami ada peran masyarakat dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap obesitas.

“Pilar tersebut juga mencerminkan perlunya suatu gerakan sehingga dapat berdampak ke masyarakat luas,” katanya.

Untuk membangun sebuah gerakan, kata Eva, dibutuhkan upaya membangun perspektif bahwa obesitas adalah masalah bersama yang memerlukan tindakan kolektif yang nyata dan efektif.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Kadinkes Aceh: Safari Ramadhan di Bireuen, 52 Warga Cot Trieng Jalani Vaksinasi Covid-19

Ketiga, merumuskan upaya nasional untuk mendorong percakapan dan gerakan kolektif mengarah pada suatu tindakan. “Rencana Aksi Nasional perlu dibangun untuk mengambil tindakan proaktif dan berbasis bukti guna mencegah dan mengatasi obesitas,” katanya.

Baru-baru ini terdapat sejumlah kasus obesitas yang menyita perhatian publik di Indonesia, di antaranya pria asal Kota Tangerang berinisial MF berbobot 300 kilogram dan meninggal dunia setelah dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada 22 Juni 2023.

Kemudian Cipto Raharjo (45) pria obesitas berbobot sekitar 200 kilogram yang saat ini masih menjalani perawatan medis di RSUD Kota Tangerang. Selanjutnya Muhammad Kenzi Alfaro, warga Desa Pusaka Rakyat, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, yang mengalami berat badan 27 kilogram pada usia 16 bulan pada awal Februari 2023.(*)

sumber: tirto

Baca Juga

Kesehatan

Kadinkes : Edukasi Masyarakat Tentang Pentingnya KTR Terus Berjalan

Kesehatan

Sumber Asupan Gizi Ibu Hamil

News

Yayasan Wakaf Baitul Asyi Gandeng Bank Aceh Terima Wakaf

Hukrim

Usut Dugaan Malapraktik di Bekasi, Polisi Koordinasi KKI dan IDI

Daerah

Hadirkan Fitur Top Up Pengcard, Makin Mudah Dengan Action Bank Aceh

News

FPA Minta Mendagri Perpanjang SK PJ Bupati Aceh Tamiang

Ekonomi

Ayu Marzuki Bagikan 650 Kg Ikan Dencis untuk Warga Gampong Kajhu

Kesehatan

Kemenkes Luncurkan Portal Pengkinian Data Nakes Terintegrasi