FANEWS.ID | KOTA JANTHO – Kementrian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbidrstek) RI melalui Direktorat Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi akan meninjau kesiapan kegiatan indonesiana tahun 2023 di Kabupaten Aceh Besar. Peninjauan dilaksanakan mulai hari Rabu 21 hingga 23 Juni 2023 mendatang.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Besar, Agus Jumaidi, SPd, MPd, membenarkan jika tim Kemendikbudristek akan datang guna meninjau kesiapan Aceh Besar mengikuti kegiatan Indonesiana tahun 2023.
“Iya benar, tadi pukul 12.00 wib tim Kemendikbud tiba di Aceh, dan dilanjutkan diskusi Pemerintah Aceh Besar dan tim pengelola,” kata Agus Jumaidi, di Ruang BPMP Provinsi Aceh, Rabu (21/6/2023).
Sesuai dengan rundown kegiatan yang disampaikan, kata Agus, besok tim Kemendikbudristek akan melakukan dialog dengan perwakilan Pemkab Aceh Besar dan Komunitas.
“Selanjutnya, dilanjutkan dengan peninjauan lokasi workshop festival indonesiana tahun 2023, untuk malam hari akan dilanjutkan dengan peninjauan pelaksanaan festival yang akan dilaksanakan di Aceh Besar,” ujarnya.
Indonesiana merupakan kegiatan festival kebudayaan, di mana Indonesia memiliki kekayaan budaya berlimpah-limpah.
“Potensi besar budaya ini diharapkan mampu mengantar Indonesia menjadi negara adidaya budaya, adidaya dalam bidang kebudayaan termasuk kebudayaan Aceh Besar,” terang Agus Jumaidi.
Membangun Kemitraan
Menurutnya, platform Indonesiana merupakan model kemitraan antara pemerintah, dalam hal ini pemerintah pusat (yang direpresentasikan oleh inisiatif Kemendikbud) dan pemerintah daerah (yang direpresentasikan oleh pihak dinas bernomenklatur kebudayaan), beserta warga (yang diamanati menjadi pelaksana kegiatan budaya).
“Kebudayaan adalah milik warga. Pemerintah sebagai penyelenggara negara, berkedudukan sebagai fasilitator yang memungkinkan kebudayaan milik warga tersebut bisa berkembang dengan baik,” ungkapnya.
Secara sederhana, fokus pemerintah sejatinya pada tata-kelola dan bukan pada substansi kebudayaan itu sendiri.
Berikut nilai-nilai yang dijadikan pilar Platform Indonesiana:
gotong royong. Pilar ini menegaskan, upaya untuk memajukan kebudayaan yang menguatkan hubungan sosial, perlu dilandasi sikap kerja sama.
Pihak-pihak yang bekerja sama dalam platform ini sebaiknya memenuhi unsur pemerintah, warga, dan swasta. beberapa poin yang dikembangkan dalam platform Indonesia meliputi:
Partisipatif: pemajuan kebudayaan dilakukan dengan cara yang memungkinkan pelibatan ragam pemangku kepentingan, secara langsung maupun tidak langsung.
Penguatan lokal: mendukung upaya pemajuan kebudayaan yang memusatkan perhatian pada karakteristik sumber daya, kondisi geografis, budaya masyarakat setempat, dan kearifan lokal.
Keragaman: kebudayaan Indonesia yang beraneka-ragam tentunya membutuhkan ruang yang leluasa agar tiap-tiap entitas kebudayaannya tumbuh kembang dengan baik.
Ketersambungan: berupaya merangkul para pemangku kepentingan budaya untuk bekerja sama memadu keberagaman dan menjadikan satuan budaya yang dijadikan fokus kegiatan agar menjadi sumber keunikan dari masing-masing festival. (**)
Sumber : acehbesarkab.go.id