FANEWS.ID – Panglima Laot Aceh, Miftach Cut Adek, meminta Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengadvokasi dua nelayan asal Aceh Utara yang ditemukan selamat setelah hanyut ke perairan Kedah, Malaysia.
Dua nelayan bernama Asnawi asal Ulee Rubek, Kecamatan Seuneudon, dan Zuhdi asal Gampong Krueng Geukuh, Kecamatan Dewantara itu diselamatkan oleh Pasukan Gerakan Marin (PGM) atau Polis Marin Malaysia.
“Kami meminta kepada pemerintah pusat (Kemenlu) untuk mengadvokasinya karena ini murni musibah,” kata Miftach, Senin (5/2).
Miftach menyampaikan, pihaknya bersama Dinas Kelauatan dan Perikanan Aceh sudah berkoordinasi terkait pemulangan dua nelayan tersebut.
“Kami sudah melapirkan (data nelayan) dan berkoordinasi dengan Kadis DKP Aceh bapak Aliman (untuk upaya pemulangan),” ujarnya.
Sebelumnya, Miftach menjelaskan kedua nelayan itu pergi melaut pada Rabu (31/1). Tiba-tiba mesin boat mereka patah dan mereka mencoba memperbaiki dengan cara diikat.
“Mesin boat menggunakan tali untuk mengikatnya, tapi tidak tahan dan putus dan akhirnya mereka menghanyutkan diri bersama boat mengikuti arus dan angin laut,” jelasnya.
Para nelayan itu kemudian diselamatkan oleh Polis Marin Kedah Malaysia dan dibawa ke Kuala Kedah pada Kamis (1/2). Saat ditemukan dua nelayan itu tidak memiliki indentitas.
Keberadaan dua nelayan Aceh Utara di Kuala Kedah tersebut kemudian diketahui oleh anak Aceh dari Kembang Tanjung, Yasri bin Bukhari. Dia bekerja sebagai toke ikan.
“Lalu Yasin meminta keluarganya untuk menghubungi kami (Panglima Laot) terkait kejadian itu dan meminta agar dapat mengirimkan identitas dua nelayan tersebut,” ucapnya. (red/habaaceh)