SABANG . FANEWSID– Keyakinan konsumen mulai tumbuh seiring dengan penurunan kasus Covid-19. Survey konsumen Bank Indonesia provinsi Aceh pada oktober 2021 mengindikasikan perbaikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini. Hal tersebut, seiring dengan menurunnya kasus Covid-19 di Aceh,” katanya saat membuka kegiatan Pelatihan Jurnalisme Ekonomi Bisnis Mitra BI di Sabang, Selasa (26/10/2021).
Kasus Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang kian menurun ikut mempengaruhi aspek perekonomian di Aceh. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh, Achris Sarwani menilai, turunnya kasus positif Covid-19 di Aceh, mulai menumbuhkan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi Aceh.
“Menurutnya, turunnya status zona penyebaran Covid-19 di sejumlah daerah di Aceh, yakni dari zona merah ke zona kuning atau juga mempengaruhi ekspektasi konsumen mengalami perbaikan. Dia mencontohkan, kota Banda Aceh yang sudah meninggalkan status zona merah Covid-19, kini menunjukkan trend positif terhadap keyakinan konsumen. “Ini penting dan harus kita sampaikan kepada masyarakat,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Achris Sarwani, mengatakan, kondisi perekonomian Aceh tertkini tumbuh positif, meskipun masih di bawah pertumbuhan ekonomi sumatera dan nasional. Dijelaskan, perekonomian Aceh berdasarkan lapangan usaha masih didominasi oleh lapangan usaha pertanian dan perdagangan.
Sementara itu di sisi pengeluaran, konsumsi Rumah Tangga, investasi, dan konsumsi pemerintah mendominasi Aggregate Demand. Dalam penyampaian materainya, Achris juga mengungkapkan persentase distribusi perekonmian Aceh.

Foto: Ist
Dikatakan, sektor pertanian di Aceh menyumbang pertumbuhan 30,77 persen, disusul sektor perdagangan 15,2 persen, administrasi pemerintah 11,54 persen, konstruksi 9.3 persen, industri pengolahan 5,37 persen, pertambangan, 5,25 persen dan lainnya 22,75 persen.
Selanjutnya, terkait Inflasi Aceh, kata Achris, kini menunjukkan tren penurunan. Pada kurun waktu 2018-2019 inflasi berada di bawah nasional. “Komoditas bahan makanan masih menjadi penyumbang utama inflasi di Aceh, yang diantaranya adalah komoditas ikan tongkol, cabai merah, cumi-cumi, dan bawang merah,” ujarnya.
Selain itu, pembiayaan Bank Umum di Aceh tumbuh positif, dengan penyaluran pembiayaan terbesar pada kredit konsumtif. Namun demikian, katanya, Non Performing Financing (NPF) atau pembiayaan bermasalah menunjukkan peningkatan. Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga masih menurun. (Red)