FANEWS.ID – Studi terbaru mengungkap konstelasi satelit perusahaan atariksa SpaceX milik Elon Musk merusak pemandangan langit malam.
Kurang dari sebulan setelah para astronom menemukan jejak satelit yang mengganggu banyak foto yang diambil oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble, sebuah studi baru mendesak para ilmuwan untuk “berjuang mati-matian” melindungi langit malam dari polusi cahaya yang meningkat.
“Kami sangat pesimis dengan jalan yang sedang ditempuh oleh bagian penting dari komunitas ilmiah (dan aktor lainnya) yang bekerja dan memiliki tanggung jawab untuk area penelitian ini,” tulis para peneliti dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Nature Astronomy pada Senin (20/3).
Studi baru ini mengatakan upaya yang dilakukan para astronom saat ini untuk mengurangi masalah polusi cahaya tidak akan menyelesaikan masalah selama tidak ada peraturan yang ketat dan segera diberlakukan.
Dikutip dari Space, polusi cahaya yang disebabkan oleh pencahayaan buatan di perkotaan serta satelit yang memadati orbit rendah Bumi menghambat pengamatan astronomi setidaknya sejak 1957.
Selama lebih dari enam dekade, para astronom telah berulang kali menyuarakan keprihatinan bahwa pengamatan yang dilakukan oleh teleskop di Bumi telah semakin rusak.
Sebagian besar kesalahan ditimpakan pada dioda pemancar cahaya (LED), yang dulunya dianggap sebagai solusi yang efisien untuk menghemat energi dan uang karena memfokuskan cahaya pada area tertentu. Namun, lampu LED diketahui malah memperburuk polusi cahaya.
Lampu LED dengan tiang memiliki masa pakai 100 ribu jam akan bertahan selama 24 tahun, empat kali lebih lama daripada lampu sodium yang sebelumnya dominan.
Untuk berada sejauh mungkin dari cahaya perkotaan, para ilmuwan telah membangun observatorium di daerah terpencil yang belum mengalami polusi cahaya yang tinggi.
Namun, menurut artikel tersebut, Bumi tidak memiliki begitu banyak lokasi seperti itu, dan “hampir tidak ada lagi tempat terpencil yang tersedia di Bumi yang secara bersamaan memenuhi semua karakteristik yang diperlukan untuk memasang observatorium.”
Teleskop ruang angkasa di orbit rendah Bumi juga menjadi masalah yang sama. Awal bulan ini, sebuah tim ilmuwan menemukan bahwa lebih dari 5 persen gambar Teleskop Luar Angkasa Hubble baru-baru ini terganggu oleh satelit Starlink milik SpaceX.
Starlink adalah megakonstelasi broadband milik SpaceX yang terdiri dari lebih dari 3.700 satelit. Selain itu, perusahaan lain seperti Amazon juga berencana untuk membangun megakonstelasi mereka sendiri dalam waktu dekat.
Para astronom telah bersuara lantang tentang dampak polusi cahaya terhadap astronomi sejak satelit buatan menjadi gangguan bagi pengamatan teleskop.
Ketika SpaceX meluncurkan satelit Starlink yang pertama, para astronom amatir dan profesional dengan cepat menunjukkan paparan cahaya yang mengejutkan dari satelit tersebut.
Badan dan panel suryanya dapat memantulkan cahaya Matahari dan menjadi cukup terang untuk dapat dilihat oleh mata tanpa alat.
Selama bertahun-tahun, para astronom menutup jendela teleskop ketika satelit melintas di depan mata dan terkadang mengarahkannya ke area lain di langit yang tidak memiliki satelit.
Awal tahun ini, National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat dan SpaceX sepakat untuk mengurangi gangguan satelit pada perangkat radio untuk penelitian astronomi.
Akan tetapi, menurut studi terbaru, kesepakatan tersebut hanyalah strategi mitigasi yang pada akhirnya tidak akan menyelesaikan masalah.
Maka dari itu, para penulis studi meminta komunitas ilmiah untuk berbuat lebih banyak dan menuntut regulasi yang lebih ketat.
“Sekaranglah waktunya untuk mempertimbangkan pelarangan megakonstelasi dan mempromosikan pengurangan yang signifikan dalam [cahaya buatan di malam hari],” kata para penulis studi.
“Dunia kita pasti membutuhkan ‘kesepakatan baru’ untuk malam hari,” tambah mereka. (*)
Sumber : cnn indonesia