Nikmati berita Interaktif Dan Live Siber Report 24 jam Fanews.co Gen Z
Download
Berita News terviral

Mentan Yakin Produksi Beras pada 2025 Naik karena La Nina Sedang

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Selasa, 27 Agustus 2024 - 00:25 WIB    Banda Aceh

Bagikan informasi Beritanya Via :
Bagikan informasi Beritanya Via :

0:00

FANEWS.ID – Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menilai fenomena La Nina sedang pada akhir 2024 dapat membuat produksi beras meningkat hingga 10 persen pada 2025. Amran pun optimistis produksi beras pada 2025 akan lebih besar dari target pemerintah yang sebesar 32 juta ton.

“Sangat menguntungkan, La Nina mudah-mudahan ada dan La Nina sedang, jangan keras. Itu menguntungkan sektor pertanian. Bisa [meningkatkan produksi], mungkin bisa 10 persen,” kata Amran saat ditemui usai Rapat Kerja Komisi IV dengan Menteri Pertanian, di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (26/8/2024).

Amran yakin produksi beras pada Agustus hingga September 2024 mengalami kenaikan, seiring dengan berhasilnya program pompanisasi yang digalakkan oleh Kementerian Pertanian sejak awal 2024. Bahkan, dia meramalkan, produksi beras pada September 2024 bakal menjadi yang tertinggi selama 10 tahun ke belakang.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Jokowi Resmikan Tol Bengkulu-Taba Penanjung Sepanjang 16,7 Km

Perlu diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras pada bulan lalu mencapai 2,8 juta ton. Adapun dalam KSA BPS amatan Juni 2024 yang dipublikasikan per 22 Juli, produksi beras di Agustus diproyeksikan dapat mencapai 2,66 juta ton dan semakin naik di September jadi 2,96 juta ton.

“Produksi ini musim kering, produksi bulan September, Agustus, Oktober itu naik. September tertinggi selama 10 tahu. Artinya pompanisasi kita lakukan itu tepat, dan itu bukan data Pertanian, data BPS. Sekarang [Kementerian] Pertanian enggak ngeluarin data, kami tunggu dari BPS,” ujar Amran.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Purna Tugas,Regional CEO BSI Aceh Wachjono Pamit: Perjalanan Gemilang di Dunia Perbankan

Di balik dampak positifnya, La Nina juga dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak negatif.

Pasalnya, menurut ramalan Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), La Nina di bagian utara dan selatan Indonesia akan memiliki curah hujan berbeda, di mana di bagian selatan diproyeksikan bakal memiliki curah hujan lebih tinggi.

“Perkaranya Indonesia bagian utara dengan Indonesia bagian selatan itu beda, walaupun La Nina itu banyak air, harusnya tidak ada masalah. Tapi kenapa masalah? Karena yang daerah selatan itu di petanya BMKG itu gelap,” kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo, di Komplek Parlemen, Senin (26/8/2024).

Baca Juga Artikel Beritanya:  Safari Ramadhan BUMN di Aceh, BSI Adakan Pasar Murah 1.000 Paket Sembako

Karenanya, untuk menghindari dampak negatif tersebut, Bapanas bakal mengoptimalkan irigasi teknis dan pompanisasi untuk mengoptimalkan cadangan air. Adapun beberapa komoditas yang tidak tahan terhadap banyak air ada cabai sampai bawang merah.

“Itu harus kita jagain aja. Jadi Bapanas itu selalu publikasi dengan seluruh K/L (Kementerian/Lembaga), menghitung produksinya. Jadi misal produksinya berapa, sisa kemarin berapa, projection berapa, itu apa yang akan kita kerjakan, tapi bawang merah, setahu saya surplus, ayam surplus, telur, cabai surplus,” imbuh Arief.(red/tirto)

Baca Juga

Ekonomi

Pemerintah Aceh Apresiasi Pembangunan Gedung Landmark BSI Aceh

Daerah

Sebanyak 38 UMKM Mengikuti BIMTEK Dinas Koperasi Usaha Kecil & Menengah Aceh di Bireuen

Ekonomi

Polresta Banda Aceh bersama Pihak Terkait Sidak Pangkalan Elpiji Bersubsidi

Ekonomi

Gubernur Aceh Resmikan Bank Aceh Capem Pulau Banyak

Ekonomi

Top! BSI (BRIS) Serap 86% Pendaftar Haji di Indonesia

Ekonomi

Action Mobile Banking Bank Aceh Hadirkan Tiga Layanan Transfer

Ekonomi

BPKP Aceh Berkurban, Berbagi Keberkahan Idul Adha

Ekonomi

Punya Sistem Keselamatan dan Kesehatan Terbaik, Bandara AP II Raih Penghargaan