Berita Update Terviral

Home / Ekonomi

Jumat, 9 Agustus 2024 - 21:21 WIB

OJK Catat P2P Lending Salurkan Pinjaman Rp700 T dalam 6 Tahun

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Jumat, 9 Agustus 2024 - 21:21 WIB    Banda Aceh

0:00

FANEWS.ID – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, mengungkapkan, akumulasi pinjaman yang telah disalurkan oleh industri peer-to-peer (P2P) lending sejak hadir di Indonesia 6 tahun lalu sampai saat ini telah mencapai Rp700 triliun. Pada saat yang sama, nilai outstanding industri ini diperkirakan sebesar Rp700 triliun.

“Perlu juga kita lihat perspektif yang lebih lengkap, bahwa pada saat ini nilai outstanding dari peer-to-peer online mencapai Rp70 triliun dan kalau dilihat akumulasi dari pinjaman yang disalurkan oleh peer-to-peer online platform sejak dia diresmikan enam tahun lalu, sudah di atas Rp700 triliun,” katanya, dalam OJK Digital Financial Innovation Day 2024, di Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2024).

Baca Juga Artikel Beritanya:  Pemkab Nagan Raya Tanam Jagung Seluas 100 Ha untuk Swasembada

Total pinjaman tersebut paling banyak dari ritel, masyarakat dan pelaku usaha dengan kegunaan konsumsi maupun modal kerja.

Ke depan, Mahendra mengatakan, OJK akan mendorong para pelaku di industri P2P lending untuk mendongkrak penyaluran pinjaman di sektor-sektor produktif. Ia beralasan, penyaluran di sektor produktif tidak hanya peningkatan pinjaman berkualitas saja yang bisa didapatkan industri, melainkan juga dapat mengantisipasi risiko negatif.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Bulog Pimwil Aceh Optimalkan SPHP Stabilisasi Harga Pangan

“Untuk kegiatan produktif, besaran tadi itu jelas signifikan. Bahwa ada sisi risiko negatifnya yang harus kita atasi dan kita minimalisasi adalah benar. Tapi kita juga tidak bisa menafikan peran kontribusinya yang penting,” sambung Mahendra.

Di balik risiko dari penyaluran pinjaman online (pinjol) oleh P2P lending, Indonesia masih tetap harus terus mengikuti perkembangan dari pertumbuhan industri keuangan digital. Jika tidak, Indonesia akan tertinggal dan terlambat dalam menangkap peluang serta prospek dari inovasi kegiatan di sektor keuangan.

Baca Juga Artikel Beritanya:  The Wonder of Nanggroe, Spirit Kejayaan Iskandar Muda di Belantara Perbankan Ibukota

“Dengan risiko, persoalan dan kompleksitas yang bahkan akan jauh lebih tinggi daripada yang kita lakukan saat ini. Karena totally uncontrollable, justru dengan adanya ini memberikan ekosistem dan risk management yang terbaik yang mungkin dilakukan dalam tetap mendorong langkah-langkah inovasi dan kemudian penerapan implementasi dan regulasi pengaturannya,” jelas Mahendra. (red/tirto)

Baca Juga

Dalih Impor Beras: antara Kebutuhan & Kepentingan Jelang Pemilu

Ekonomi

Dalih Impor Beras: antara Kebutuhan & Kepentingan Jelang Pemilu

Ekonomi

Ratusan Warga 15 Gampong di Kecamatan Kuta Malaka Padati Pasar Murah

Daerah

BSI Gandeng Universitas Syiah Kuala Perkuat Budidaya Nilam

Ekonomi

Realisasi Pajak Aceh Triwulan III Capai Rp2,604 Triliun

Daerah

Pemerintah Aceh Resmi Serahkan 10 Persen PI Blok “B” kepada Pemkab Aceh Utara

Ekonomi

Pertamina Pastikan Persediaan Elpiji di Aceh Lebaran Idul Adha Sman

Ekonomi

Harga Daging Ayam Tembus Rp56 ribu per Kg

Ekonomi

Roadmap Asuransi Diharapkan Bisa Ciptakan Industri yang Sehat