BERITA ONLINE TERVIRAL

Pakar Ungkap Leluhur Manusia Bukan dari Satu Populasi di Afrika

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Senin, 5 Juni 2023 - 09:41 WIB    Banda Aceh

Image Source : Berita Baru

Image Source : Berita Baru

Bagikan informasi Beritanya Via :
Bagikan informasi Beritanya Via :

0:00

FANEWS.ID – Penelitian mengungkap leluhur manusia (Homo sapiens) muncul di muka Bumi lewat pencampuran genetik dalam jangka panjang, bukan dari satu populasi khusus di Afrika.

Studi tersebut menguji materi genetik populasi saat ini di Afrika dan membandingkannya dengan bukti fosil yang ada dari populasi awal Homo sapiens di sana.

Hasilnya, para peneliti menemukan model baru evolusi manusia yang mengubah keyakinan sebelumnya bahwa satu populasi di Afrika menjadi awal semua manusia.

Profesor antropologi dan Pusat Genom di UC Davis sekaligus penulis koresponden penelitian Brenna Henn mengatakan secara luas dipahami bahwa Homo sapiens berasal dari Afrika.

Namun, ketidakpastian muncul soal bagaimana cabang-cabang evolusi manusia bisa berbeda dan bagaimana manusia bermigrasi melintasi benua-benua.

“Ketidakpastian ini disebabkan oleh terbatasnya data fosil dan data genomik kuno, dan fakta bahwa catatan fosil tidak selalu selaras dengan ekspektasi dari model yang dibangun menggunakan DNA modern,” katanya, dikutip dari ScienceDaily.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Cara Mendaftar Tiktok Affiliate dan Menghasilkan Uang dari Konten

“Penelitian baru ini mengubah penjelasan asal-usul spesies,” tambahnya.

Suku Nama

Penelitian yang dipimpin oleh Henn dan Simon Gravel dari McGill University ini menguji berbagai model evolusi dan migrasi di seluruh Afrika yang diusulkan dalam literatur paleoantropologi dan genetika, dengan menggabungkan data genom populasi dari Afrika selatan, timur, dan barat.

Para penulis menyertakan genom yang baru saja diurutkan dari 44 individu suku Nama modern dari Afrika bagian selatan, sebuah populasi asli yang dikenal memiliki tingkat keanekaragaman genetik yang luar biasa dibandingkan dengan kelompok-kelompok modern lainnya.

Para peneliti kemudian menghasilkan data genetik dengan mengumpulkan sampel air liur dari individu modern yang melakukan kegiatan sehari-hari di desa mereka antara 2012 hingga 2015.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Microsoft Pecat Tim Pengawas dan Janji Tetap Beretika Gunakan AI

Model ini menunjukkan proses pecahnya populasi paling awal di antara manusia purba yang dapat dideteksi pada 120 ribu hingga 135 ribu tahun yang lalu.

Hal itu terjadi setelah dua atau lebih populasi Homo yang secara genetik berbeda bercampur selama ratusan ribu tahun.

Setelah populasi terpecah, orang-orang masih bermigrasi di antara populasi induk, menciptakan induk dengan perbedaan genetik yang lemah.

Para peneliti menyebut hal ini memberikan penjelasan yang lebih baik mengenai variasi genetik di antara individu manusia dan kelompok manusia daripada model-model sebelumnya.

“Kami menyajikan sesuatu yang bahkan belum pernah diuji oleh orang lain. Hal ini memajukan ilmu antropologi secara signifikan,” kata Henn, dikutip dari situs University of California.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Dapatkan Konten Menarik Hanya di Lagi Viral.Com

“Model-model sebelumnya yang lebih rumit mengusulkan kontribusi dari hominin purba, tapi model ini menunjukkan sebaliknya,” kata Tim Weaver, profesor antropologi UC Davis yang memiliki keahlian dalam bidang fosil manusia purba.

Menurut model ini, para peneliti memprediksi 1-4 persen diferensiasi genetik di antara populasi manusia kontemporer dapat dikaitkan dengan variasi pada populasi induk. Model ini mungkin dapat memberikan penjelasan penting untuk interpretasi catatan fosil.

Lebih lanjut, dikarenakan migrasi antar cabang populasi, beberapa garis keturunan ini mungkin serupa secara morfologis, yang berarti fosil hominid yang berbeda secara morfologis (seperti Homo naledi) tidak mungkin mewakili cabang-cabang populasi yang berkontribusi pada evolusi Homo sapiens. (*)

Sumber : CNN INDONESIA

Baca Juga

Pendidikan

Peran TIK Dalam Pembelajaran Sangat Penting
Google Buka Akses Bard Untuk Saingi ChatGPT

Teknologi

Google Buka Akses Bard Untuk Saingi ChatGPT
Elon Musk Akui Sengsara Urus Twitter

Teknologi

Elon Musk Akui Sengsara Urus Twitter
YouTube Kids Bikin Kaget usai Muncul Kata-kata Kasar Thomas si Kereta

Teknologi

YouTube Kids Bikin Kaget usai Muncul Kata-kata Kasar Thomas si Kereta

Ekonomi

Affiliator Sedih usai TikTok Shop Ditutup: seperti di PHK Massal

Ekonomi

PLN Terus Siapkan Infrastruktur Kendaraan Listrik di Sumut

Politik

Media Sosial antara Potensi & Bahaya dalam Kampanye Pemilu 2024
Ingin Bangun Kota Sendiri, Elon Musk Sudah Beli Tanah di Austin

Teknologi

Ingin Bangun Kota Sendiri, Elon Musk Sudah Beli Tanah di Austin