BANDA ACEH – Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh, Rumah Sakit Dokter Zainoel Abidin (RSUDZA) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Banda Aceh, menggelar pemeriksaan telinga gratis bagi masyarakat.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati hari pendengaran sedunia (World Hearing Day) yang berlangsung di area Car Free Day (CFD), di Jalan Tgk Daud Beurawe, Banda Aceh, Minggu (5/3/2023).
Kepala Bidang pelayanan kesehatan (Yankes) Dinkes Aceh, dr. Yuanita Ananda, mengatakan, pemeriksaan telinga penting di lakukan, agar telinga terhindar dari bahaya penyakit.
“Memeriksa kesehatan telinga sangat penting, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat kita,” kata Yuanita.
“Dinkes Aceh melalui Puskesmas saat ini, sudah memberikan pelayanan kesehatan telinga. Tetapi, bagi yang memerlukan alat bantu pendengaran, bisa mendapatkannya dengan merujuk ke tingkat yang lebih tinggi seperti, Rumah Sakit,” pungkasnya.
Selain itu, Ketua Perhimpunan Dokter Ahli Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Indonesia (Perhati-BKL) Cabang Aceh, dr. Lily Setiani, mengatakan, trend gangguan pendengaran telinga meningkat akibat pemakaian perangkat elektronik Jemala atau handset dengan volume suara yang tinggi.
Menurutnya, untuk di Aceh jumlah pasien yang mengidap gangguan pendengaran belum mendapatkan angka yang valid.
“Namun di seluruh dunia terjadi peningkatan, akibat trend penggunaan headset dengan volume tinggi,” kata Lily.
Lanjut dia, trend anak remaja dalam penggunaan headset dengan suara volume tinggi dikhawatirkan akan menyebabkan gangguan pendengaran lebih cepat dari pada usianya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Banda Aceh, dr. Muntadhar mengatakan, saat ini di Aceh perlu dibuat program khusus untuk kesehatan telinga, seperti kunjungan rutin ke sekolah-sekolah dengan memberi motivasi dan edukasi pentingnya kesehatan telinga.
“Ini masalah pendengaran paling sering ditemui di masyarakat karena dapat menghambat aktifitas sehari-hari,” kata Muntadhar.
Muntadhar menambahkan, World Health Organization (WHO) mencatat sebanyak 1,5 miliar orang atau hampir 20 persen dari populasi global manusia saat ini hidup dalam gangguan pendengaran.
“Di hari pendengaran se dunia ini kita bisa terus menjaga telinga, menghindari gangguan telinga dengan sering melakukan pemeriksaan rutin dan menghindari infeksi telinga,” ujarnya.
Muntadhar mengatakan, khusus di RSUDZA sudah ada dokter spesialis yang menangani masalah gangguan telinga. Sehingga bagi masyarakat yang tidak sempat datang pada pemeriksaan, dapat datang langsung ke Puskesmas atau RSUDZA.[*]