Berita News terviral

“Presiden: Pengawasan OJK Tidak Boleh Melemah di Masa Pandemi

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Kamis, 20 Januari 2022 - 11:20 WIB    Banda Aceh

Bagikan informasi Beritanya Via :
Bagikan informasi Beritanya Via :

0:00

Presiden Jokowi menghadiri Pertemuan Industri Jasa Keuangan Tahun 2022 dan Peluncuran Taksonomi Hijau Indonesia, secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, Kamis (20/01/2022) (Sumber: Tangkapan Layar)

FANEWSID | Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan telah menimbulkan luka yang dalam bagi sektor-sektor tertentu. Di saat yang sama, telah terjadi disrupsi rantai pasok global yang memicu peningkatan harga komoditas dunia dan menimbulkan inflasi global yang semakin tidak menentu. Oleh karena itu, diperlukan strategi penanganan yang lebih spesifik, detail dan efektif, serta penuh kehati-hatian agar tidak mengganggu upaya-upaya pemulihan yang sedang kita lakukan.

Hal tersebut disampaikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Pertemuan Industri Jasa Keuangan Tahun 2022 dan Peluncuran Taksonomi Hijau Indonesia, secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Kamis (20/01/2022).

Baca Juga Artikel Beritanya:  Survei BI Aceh : Optimisme Konsumen Tetap Terjaga

“Di masa sulit, pengawasan tidak boleh kendur karena pengawasan yang lemah akan membuka celah, membuka peluang bagi munculnya berbagai modus kejahatan keuangan yang ujung-ujungnya akan merugikan masyarakat. Hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi,” ujar Pesiden.

Presiden menekankan, kebijakan dan instrumen pengawasan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus mampu mencegah meluasnya dampak pandemi, khususnya terhadap perekonomian dan sektor keuangan. Selain itu juga harus dapat membantu sektor informal dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar mampu bertahan sehingga bisa tumbuh lebih baik dengan melakukan berbagai inovasi dan terobosan.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Waspada Modus Phising Menggunakan Website Menyurupai Action Mobile

“Saya mengapresiasi jajaran Otoritas Jasa Keuangan yang dapat berkoordinasi dengan baik satu sama lain. Antara sektor jasa keuangan dengan sektor riil harus saling mendukung dan saling menguatkan di saat-saat sulit seperti ini,” ujarnya.

Presiden menambahkan, tanpa sektor jasa keuangan yang baik, perekonomian nasional tidak akan berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Namun, sektor jasa keuangan juga tidak dapat tumbuh dengan kuat jika tidak didukung pergerakan sektor riil.

“Jika sektor jasa keuangan hanya memikirkan keuntungan semata tanpa menggerakkan sektor riil, akan berpotensi munculnya skema ponzi, munculnya investasi bodong, penipuan investasi, dan sejenisnya. Ragam model penipuan yang sangat merugikan masyarakat. Persoalan-persoalan seperti ini juga menjadi tugas kita bersama dengan OJK sebagai motornya,” tandasnya.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Modifikasi Produk untuk Penuhi Selera Pasar

Pertemuan yang bertema “Penguatan Sektor Jasa Keuangan Untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional dan Mendukung Pertemuan Ekonomi Baru” ini digelar secara secara hybrid. Sejumlah peserta hadir secara fisik di Jakarta Convention Center, dan sejumlah  peserta lainnya hadir secara virtual.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Negara juga meluncurkan Taksonomi Hijau Indonesia. lingkungan hidup dan mitigasi serta adaptasi perubahan iklim yang telah sejalan dengan definisi di beberapa negara lain seperti European Union Green Taxonomy dan China Green Catalogue. (TGH/UN)”

Baca Juga

Ekonomi

Kunjungi Bank Aceh, BPKH Perkuat Sinergi Kerjasama

Ekonomi

Tambah Stok, 9.800 Ton Beras Impor Vietnam Segera Masuk Gudang Bulog Aceh

Ekonomi

Pj Bupati Aceh Besar bersama Mualem Resmikan Pabrik Pupuk Magnesium

Ekonomi

Mengenal Fitur dan Manfaat Collection Management

Ekonomi

Buka Tabungan Bisnis BSI , Biaya Transfer Gratis, Usaha semakin Laris

Ekonomi

“Erick Thohir Sebut Pendapatan BUMN Capai Rp 2.295 Triliun

Ekonomi

Pemerintah Akui Belum Bahas soal Rencana Kenaikan Harga BBM

Daerah

PT PEMA Launchig Program Rampagoe