FANEWS.ID – Sejumlah wilayah di Provinsi Aceh mulai memasuki musim panen padi, salah satunya seperti di Kabupaten Pidie.
Ratusan hektar sawah di beberapa kecamatan telah memasuki masa panen padi, dengan sebagian besar petani lainnya dijadwalkan untuk panen serentak pada pertengahan bulan Ramadan 2024.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Pidie, Hasballah, mengungkapkan bahwa masa panen rendengan 2023/2024 telah dimulai sejak pertengahan bulan Februari 2024, meskipun tidak secara serentak. Luas lahan panen mencapai 24.000 hingga 25.000 hektar lebih, sementara sebagian lahan lainnya tidak ditanami padi dan digunakan sebagai lahan tadah hujan.
Selama ini, kabupaten Pidie dikenal sebagai lumbung padi terbesar di Provinsi Aceh, dengan luas areal persawahan yang menghasilkan panen yang sangat memuaskan. Hasil panen rata-rata mencapai 6 ton gabah per hektar, bahkan ada yang mencapai 6,5 hingga 7 ton per hektar di beberapa kecamatan.
Kecamatan yang telah memulai panen padi termasuk Mutiara, Glumpang Tiga, Glumpang Baro, sebagian Tiro/Truseb, dan Grong Grong. Meskipun terjadi serangan wereng baru-baru ini, namun hal itu tidak menghambat panen secara signifikan karena telah ditangani dengan penyemprotan racun anti hama.
“Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Pidie menerima bantuan benih padi varietas unggul seluas 3.000 hektar atau setara dengan 75 ton dari Kementerian Pertanian. Bantuan tersebut diharapkan dapat membantu petani dalam meningkatkan hasil panen,” ujar Hasballah.
Namun, petani di Kecamatan Batee dan Muara Tiga masih menghadapi kesulitan dalam memperoleh air untuk lahan persawahan mereka. Mereka meminta Pemerintah Kabupaten Pidie untuk membangun saluran irigasi skunder, primer, dan tersier guna memenuhi kebutuhan air mereka.
Sejumlah kabupaten yang mulai memasuki musim panen diantaranya, Keumala, Titeue, Sakti, dan Mutiara Timur telah memasuki masa pembuahan atau Bunting Muda. Petani menginginkan pasokan air yang cukup selama periode ini untuk memastikan hasil panen yang optimal. (InfoPublik/red)