Nikmati berita Interaktif Dan Live Siber Report 24 jam Fanews.co Gen Z
Download
Berita News terviral

Rupiah Terus Merosot, Ini Dampaknya Bagi Perusahaan Tambang

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Jumat, 21 Juni 2024 - 22:51 WIB    Banda Aceh

Bagikan informasi Beritanya Via :
Bagikan informasi Beritanya Via :

0:00

FANEWS.ID– Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan dampak pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kepada sektor tambang. Salah satunya yaitu dapat membuat biaya operasional usaha pertambangan melonjak karena banyak bahan baku penolong dan peralatan yang harus dipenuhi dengan impor.

“Kalau masalah dolar, tentu pengeluaran akan bertambah untuk pembelian-pembelian yang dari luar (negeri). Semua pembelian yang harus dibayar pakai dolar, itu biaya bertambah tentunya,” kata Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu bara, Irwandy Arif, saat ditemui di Kantornya, Jumat (21/6/2024).

Baca Juga Artikel Beritanya:  Buka Rute Penerbangan Umrah Aceh-Jeddah, Penjabat Gubernur Apresiasi Garuda

Selain itu, dampak buruk pelemahan rupiah juga akan dirasakan bagi pengusaha tambang yang mayoritas produknya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri atau dijual di pasar domestik. Di tengah lemahnya posisi rupiah akan membuat harga barang tambang ikut turun.

Namun, pada saat yang sama perusahaan tambang khususnya yang berorientasi ekspor dapat mendulang keuntungan dari pelemahan rupiah. Irwandy bilang, keuntungan itu didapatkan dari posisi dolar yang saat ini tengah perkasa.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Gubernur Aceh Bahas Peluang Investasi dengan MBF Group, Perusahaan Minyak Uni Emirat Arab

“Bagi mereka yang menjual [barang] ekspor dalam dolar Amerika Serikat, mereka dapat keuntungan dalam rupiah,” Irwandy.

Irwandy menuturkan, salah satu perusahaan yang berpotensi mendapatkan dampak buruk dari pelemahan rupiah adalah PT Bukit Asam Tbk yang memiliki porsi penjualan batu bara di dalam negeri lebih tinggi ketimbang produsen batu bara lain.

Untuk diketahui dari 9,7 juta ton penjualan batubara perusahaan dengan kode saham PTBA ini 5,9 juta di antaranya berasal dari wajib pemenuhan domestik (domestic market obligation/ DMO).

Baca Juga Artikel Beritanya:  Luncurkan RDN Syariah, BSI Dorong Perkembangan Pasar Modal Syariah

Terlepas dari itu, anak buah Menteri ESDM, Arifin Tasrif, itu menilai, pelemahan rupiah adalah siklus yang sudah biasa terjadi. Apalagi, saat ini suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) tidak kunjung turun. Sebab itu, dia meminta agar para pengusaha pertambangan tidak perlu khawatir akan kondisi rupiah saat ini.

“Kalau suku bunganya tinggi, mereka (investor) pasti menanam uangnya ke sana kan. Tapi begitu turun lagi, mengalir lagi. Nah itu bisa menguatkan rupiah kembali,” ungkap Irwandy.(red/tirto)

Baca Juga

Ekonomi

Siap-Siap, Ulang Tahun Emas Bank Aceh Gelar Sejumlah Kegiatan Even

Ekonomi

DP3A Aceh: UMKM Berperan Penting dalam Kehidupan Perekonomian Keluarga

Ekonomi

Jelajah Hingga Ujung Barat Indonesia Makin Praktis Pakai QRIS

Ekonomi

BUMN Karya Banyak Skandal, Bukti Praktek GCG Sekadar Formalitas

Ekonomi

Bagi Dividen Rp.296 milyar Bank Aceh Optimis Kinerja Semakin Positif di 2024

Ekonomi

Bank Aceh Dukung Penuh Digitalisasi Pembayaran Retribusi di Destinasi Wisata Banda Aceh

Daerah

Kakankemenag Serahkan Sertifikat Produk Halal Kepada Pelaku UMKM

Ekonomi

Rapat Teknis TPID Provinsi Aceh untuk Koordinasi Pengendalian Inflasi Pangan