BERITA ONLINE TERVIRAL

“SEDEKAH”

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Minggu, 21 Maret 2021 - 13:58 WIB    Banda Aceh

Bagikan informasi Beritanya Via :
Bagikan informasi Beritanya Via :

0:00

Bagi saya, selalu menarik mendengar cerita terkait adat kebiasaan indatu/tetua.  Emak suka kehalusan sikap orangtua dulu yang menunjukkan besarnya rasa malu yang dimiliki mereka.  Itu semua terbentuk oleh tingkat keimanan yang dimiliki mereka, bukankah malu itu sebahagian dari iman?

Kebiasaan orangtua dulu juga penuh nilai-nilai kemanusia, saling menghargai dan ukwah islamiah yang tinggi.

Ini misalnya, sedekah yang dibawa  keluarga besan dari  pihak keluarga yang kemalangan/meninggal dunia.  Saat keluarga besan ini mengetahui ada keluarga dari menantunya yang meninggal, maka ia akan mengajak tetangga serta saudara-saudaranya untuk  bersama-sama pergi ke rumah duka.  Mereka membawa sedekah berupa uang sesuai kemampuan masing-masing.  Uang-uang tersebut dimasukkan pada ujung sapu tangan dan disimpul dengan rapi.

Baca Juga Artikel Beritanya:  DPRA Minta Vaksinasi Covid-19 Tak Dilakukan Sebelum Ada Sosialisasi

Simpul yang terjadi sesuai dengan jumlah orang yang akan pergi ke kesana.  Ujung dari simpul tersebut disambungkan ke simpul pada saputangan lainnya.  Begitu seterusnya hingga semua saputangan yang berisi sedekah tersebut habis.  Selanjutnya saputangan tersebut disatukan dengan rapi, semakin banyak saudara atau tetangga yang ikut maka akan semakin besar  “buntelan” yang terbentuk.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Prediksi Crystal Palace vs Bournemouth , Liga Inggris 7 Desember 2023

Sesampai dirumah duka, “buntelan” sapu tangan ini akan diterima pihak keluarga untuk selanjutnya dibuka simpulnya satu persatu oleh istri keuchik dan istri Imeum Meunasah. Menariknya, setiap simpul yang di buka maka duit yang diambil hanya setengahnya saja, setengahnya lagi disimpulkan kembali pada saputangan tersebut. Demikian pula untuk simpul lainnya kecuali simpul yang paling besar tidak boleh dibuka. Simpul terbesar tersebut adalah pemberian keluarga besar dari almarhum/ah.
Saat rombongan keluarga besan ini pamit pulang, maka “buntelan” saputangan itu diserahkan kembali.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Imunisasi Anak Penting Meski di Tengah Pandemi Covid-19

Demikianlah adat yang berlaku di Aceh Besar. Adat ini menggambarkan tentang gotongroyong serta harapan agar silaturrahim tetap berlanjut atau tidak putus dengan peristiwa kematian ini (filosofi sedekah yg dikembalikan setengahnya dan saputangan yang saling terikat).  Sumber : Majelis Adat Aceh

Penulis : Yusriana
Seudeqah

#cerita_mamakku_sore_ini

Baca Juga

Uncategorized

Eksekutif Bicara. “Program Aceh Hebat Bermanfaat Seutuhnya Bagi Masyarakat Aceh”

Uncategorized

Upacara HUT RI Ke 76 di Aceh Jaya Berlangsung Khidmat, Ini Harapan Bupati T Irfan TB

Uncategorized

Desain dan Denah Rumah Ukuran 10 x 12 M dengan Konsep Rumah Asri Menonjolkan Taman Teras Rumah

Uncategorized

Baitul Mal Aceh Bantu Korban Kebakaran di Lambroe Bileu, Kuta Baro

Uncategorized

Dyah Ajak Masyarakat Satukan Tekad Cegah Covid-19

Uncategorized

Sinergi, Babinsa Koramil 05/Mesjid Raya dan Bhabinkamtibmas Pantau Penyaluran BLT DD Tahap V dan VI

Uncategorized

Wali Kota Banda Aceh : Santuni Anak yatim Sebagai Rasa Syukur HUT RI ke-76

Uncategorized

Final Euro 2020: Italia Diselamatkan Donnarumma