FA NEWS.CO|•Aceh Tengah •Pengelola selaku penanggung jawab SPBU Tansalir Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, Wen Sejahtera sangat menyayangkan tindakan dilakukan oleh pelaku dan mengancam akan melaporkan pelaku yang menyebarkan vidio diakun Tiktok, berdurasi 0.33 menit, ke aparat penegak hukum.
“Disini kita merasa dirugikan, petugas kita malah di cekek di leher. Jika dalam waktu dekat ini, palaku tidak ada niat untuk berdamai dan menghapuskan video itu, kita tidak main-main akan melaporkan ke polisi,” kata Wen Sejahtera kepada sejumlah wartawan di kantornya, Sabtu 8 Maret 2025.
Kronologis muasal terjadinya edaran video, direkam pada Rabu pagi, 5 Maret 2025, sekira pukul 07.30, dilakukan oleh salah seorang konsumen roda dua saat mengisi BBM di SPBU tersebut.
Dalam vidio itu, terpantau seorang pria merekam kejadian di SPBU Tansaril dalam kondisi emosi. Selain merekam dan menuntut pelayanan 3 S di SPBU, pelaku juga diduga telah melakukan aksi kekerasan terhadap petugas SPBU.
Ia juga membeberkan kronologis, berdasar keterangan Firman sebagai operator di Pompa 5 untuk jalur roda 4 yang bekerja pada saat kejadian perekaman vidio itu. Dikuatkan dengan bukti rekaman CCTV di SPBU.
Wein mengungkapkan bahwa pelaku benar terlihat mengantri di Pom 5 untuk jalur roda 4.
“Firman, Operator di pompa 5 untuk jalur mobil awalnya sudah menyelingi pengisian untuk kendaraan roda dua yang mengantri di jalur mobil. Dikarenakan jalur pompa untuk roda dua belum dibuka.
Selanjutnya saat melihat Rizal, petugas di pompa 4 untuk roda dua masuk kerja, maka Firman membuka jalur di pompa 4 dan meminta pengantri dari roda dua pindah ke jalur roda dua.
Dari rekaman CCTV, kami melihat pelaku yang menggunakan roda dua tak mau pindah jalur dan tetap berada di jalur mobil, sementara pengantri roda dua lain nya telah berpindah ke jalur pompa roda dua.
Kejadian itu tidak diketahui oleh Firman yang terus melanjutkan pengisian BBM ke mobil, karena panjang antrian mobil yang akan dilayani saat itu hingga mencapai pintu masuk SPBU.
“Kami melihat dari CCTV, kalau pelaku mengutak atik nozzel dan berulang kali menekan angka di dispenser pompa 5 yang berada di sebelah Firman, untuk mengisi sendiri BBM ke kendaraannya,” kata Firman.
Namun perbuatan pelaku gagal, sebab dispenser di pompa 5 itu harus menggunakan barcode untuk dapat mengeluarkan BBM ke tangki.
Mungkin, setelah gagal mengisi sendiri BBM kedalam kendaraan nya, pelaku selanjutnya diduga emosi dan merekam vidio dengan lontaran kata kata sesuai dalam vidio viral yang beredar.
Bahkan pelaku juga dalam aksinya terlihat mencekik leher Firman, karena tak terima saat ditanya kenapa merekam, sambil mengarahkan kamera ke wajah Firman.
Karena merasa terancam dengan perbuatan pelaku, Firman reflek menepis tangan pelaku yang mengakibatkan hape digunakan merekam oleh pelaku terlempar”, ungkap Wein.
Selain memviralkan vidio, pelaku dikatakan Wein, tidak berkenan diajak bertemu pengelola SPBU dengan alasan bukan warga Aceh Tengah.
“Dia mengaku bukan warga Aceh Tengah, dan posisinya sudah berada di wilayah Karo saat kami DM (direct message) ke akun pelaku penyebar vidio bernama @ridwanfahmi, untuk diajak bertemu dan menghapus vidio. Bahkan selanjutnya, pelaku malah meminta agar pegawai kami membuat vidio penyataan permohonan maaf kepadanya,” ujar Wein.
Pengelola SPBU menegaskan, jika pelaku tetap tak beritikad baik dan bertanggungjawab atas perbuatan nya. Maka selanjutnya pihak SPBU akan melanjutkan ke proses hukum.
“Kita akan melaporkan pelaku ke Polisi sesuai bukti dan rekaman CCTV, bila pelaku secepatnya tetap tak bisa diajak berkomunikasi dan mempertanggungjawabkan perbuatan nya.
Karena perbuatan pelaku diluar kapasitasnya, telah mengutak atik nozzel tanpa izin untuk mengisi BBM ke kendaraanya.
Selain itu, pelaku juga telah melakukan aksi perekaman tanpa izin sesuai peraturan diterapkan oleh Pertamina, dimana sanksi berlaku terhadap pelanggaran ini sesuai Undang Undang ITE, termasuk pelaporan tindakan kekerasan dilakukan oleh pelaku terhadap pegawai” katanya.
Namun demikian, pihaknya SPBU tetap memberikan ruang bagi pelaku untuk mediasi, sebab menurut Wein, penyelesaian tertinggi dari perselisihan adalah perdamaian.
“Kami beri waktu pelaku perekaman untuk mediasi dan kita fasilitasi agar berdamai dengan pegawai kami yang menjadi korban kekerasan pelaku di kantor SPBU,” pungkasnya.
Sementara Firman, petugas SPBU yang menjadi korban dalam vidio viral dilakukan oleh pelaku, masih memberikan kesempatan damai bagi pelaku agar pelaku datang ke kantor untuk bertanggungjawab.
“Saya berharap agar pelaku dapat secepatnya mempertanggungjawabkan perbuatan nya, karena akibat perbuatan pelaku, saya telah dirugikan baik moral dan moril dengan beredarnya vidio itu. Bila pelaku tak memiliki itikad baik maka saya akan melaporkan perbuatan pelaku untuk proses hukumnya,” tegasnya. (Roni/AR LUBIS)