Headline Berita Hari Ini

Home / Daerah

Minggu, 16 Februari 2025 - 04:48 WIB

Strategi Bisnis dalam Dunia Konstruksi,Gen-Z Harus Bisa,Manfaatkan Tahun 2025 untuk Beli Rumah/Properti

0:00

MEDAN – Mulai tahun 2024, siklus penurunan bunga sudah mulai dilaksanakan oleh beberapa bank, termasuk Bank Indonesia (BI), khususnya sejak pascapandemi dan pasca tahun politik yang telah usai tahun 2024 lalu. Karena itu, masyarakat umum, khususnya Generasi Z (Gen-Z) seharusnya bisa memanfaatkan tahun 2025 ini untuk membeli rumah/properti.

Hal ini disampaikan Ketua DPD Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) Sumut/CEO Bintang Group, H.M. Yulius, ST, MM. sebagai narasumber dalam materi Outlook Sektor Properti Tahun 2025 di Indonesia yang disampaikan di event Sharing Session Mitra Arsitektur Indonesia (MAI) #8, Strategi Bisnis dalam Dunia Konstruksi, Kamis (13/2) di Sekretariat Mitra Arsitektur Indonesia (MAI), Jalan Kapten Sumarsono No. 67A Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Hadir juga para narasumber profesional yang kompeten di bidangnya, yakni Penyuluh Anti Korupsi KOMPAK Sumut, Ar. Peranita Sagala, IAI, Konsultan Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO)/CV Arkade Enam Pilar, Ar. Syahlan J. Nasution, IAI, AA, Owner PT. Jaya Mandiri Bangunan, Candra, STP, dengan moderator Abdi Noor, SH.

Kegiatan ini turut didukung Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia (IALI), Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO), Ikatan Arsitek Indonesia Sumatera Utara (IAI SUMUT), DPD Real Estate Indonesia (REI) Sumatera Utara, Ikatan Konsultan Penilai Bangunan Gedung (IKPBG), KOMPAK Sumut, Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI). Selain itu, para mitra yang turut mendukung kegiatan ini yakni Reclea Brick, WAVIN, Goodsense dan Indolok yang juga dihadiri oleh Ruth Merry (WAVIN), Abdi Noor (Indolok), Siswanto Tan (Reclea Brick), Rika Purnama Sari (Goodsense) dan lainnya. Event yang sama juga dilakukan penandatanganan kerja sama antara MAI dengan APERSI Sumut.

Baca Juga Artikel Berita nya   Danang DA Resmi Menikah dengan Hemas Nura

Menurut Yulius yang telah 20 tahunan berkecimpung di dunia pengembang perumahan (developer), tahun 2025 merupakan tahun yang tepat untuk membeli rumah, baik yang cash (lunas) ataupun cicilan dan kredit perumahan rakyat (KPR). Apalagi pascapandemi dan tahun politik sudah usai, kebutuhan rumah bangkit kembali ditambah dengan adanya program pemerintah dalam hal proyek 3 juta rumah program pemerintah.

“Pasar properti Indonesia tahun 2025 diproyeksikan mengalami kebangkitan setelah tertekan saat pandemi. Sejumlah pelaku dan pengamat pasar memandang 2025 cukup optimis. Pelaku bisnis properti, salah satunya Matius Jusuf, menyatakan mulai bangkit di angka 5 persen. Beberapa indikator terjadinya booming properti itu di antaranya adanya pertumbuhan ekonomi 5 persen, inflasi relatif rendah, suku bunga tidak terlalu tinggi, program pemerintah menyediakan 3 juta rumah, dan lainnya,” bebernya.

Selain itu, siklus penurunan suku bunga ditandai pada tahun 2024 telah dilakukan oleh beberapa bank secara global, tidak terkecuali Bank Indonesia. Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat umum, khususnya Gen-Z mulai membudayakan membeli properti sebelum usia 50an.

Baca Juga Artikel Berita nya   Bank Aceh Syariah Semarakkan,Ramadhan hadirkan GAMPONG RAMADHAN

“Kalau kredit, mulailah dari sekarang, jangan sudah 50 tahun. Pensiun usia 56-59 tahun, terlalu pendek waktunya (cicilan). Belum lagi di umur segitu banyak kebutuhan, ya kebutuhan anaklah, keluargalah. Jadi Gen-Z budayakanlah beli (properti/rumah) dari sekarang,” imbaunya.

Namun, diingatkannya, ada hal-hal yang harus diperhatikan sebelum berniat membeli rumah, khususnya yang kredit atau KPR karena biasanya hal ini yang sering membuat sulit calon pembeli rumah. “Screening awal, pasti pengecekan perbankan/BI checking/OJK checking. Jika sudah dilunasi pun (utang/kredit/pinjaman), akan ada waktu pemutihan dulu, baru bisa beli,” sebutnya.

Kedua, penghasilan, baik pekerjaan dengan fix income (penghasilan tetap) maupun nonfix income (penghasilan tidak tetap). “Screening pertama, BI checking, kedua, penghasilan. Ada dua penghasilan, fix income (pegawai/ASN, dll) dan nonfix income. Untuk nonfix income, inikan macam-macam, misal pedagang yang punya toko, atau jasa, yang keliling, misal driver, salon. Yang ini kan biasanya bank lebih rumit memverifikasi. Tapi, kalau pedagang punya toko atau lapak, pasti lebih menang (mudah), lalu, pedagang keliling yang punya steeling biasanya bisa dapat. Atau juga, jasa salon, pasti disurvei tempat usahanya. Nanti bank akan tanya omzet sebulan. Disurvei, misalnya dia dagang apa, bakso, omzet Rp1 juta. Jadi nanti, analis bank akan integorasi si pemohon, tapi, dibuktikan juga dengan rekening,” bebernya.

Baca Juga Artikel Berita nya   Kadis LHK Aceh Tenggara: Banyak Warga tak Berlangganan Buang Sampah di TPS Pajak Pagi

Lanjutnya, memilih pengembang (developer) ‘sehat’ juga penting diperhatikan. “Ini memang membuat kita, kawan-kawan pengembang miris, satu orang berbuat, semua kena imbas. Jadi, bagi yang mau beli rumah, jika ditawarkan promosi, survei dulu, itu langkah pertama. Barang ada, yang sudah ready ataupun yang tanah kosong. Calon konsumen harus pastikan tahu nama perusahaannya, kantornya di mana, bukan kantor di lokasi (perumahan) saja, karena itu bisa jadi hanya pemasaran. Lalu, kalau ada sistem booking, tunda dulu, bilang bayar di kantor saja,” jelasnya.

Kemudian, cari tahu di mana perumahan sebelumnya dikerjakan pengembang tersebut serta pengecekan ke perbankan. “Misalnya sekarang Tembung, jadi sebelumnya (di mana). Berikutnya, calon konsumen datangi perbankan, tanyakan tentang PT tersebut, selama ini menyalurkan kredit bagaimana. Kalau dibilangnya mangkrak, artinya diragukan. Lalu, yang terpenting, ketika pembayaran booking fee, pastikan ada PPJB, jangan hanya kwitansi saja, kapan semuanya diselesaikan, termasuk bagaimana rincian speknya,” tambahnya. (*)

 

TEKS FOTO
SAMPAIKAN: Ketua DPRD APERSI Sumut/CEO Bintang Group, H.M. Yulius, ST, MM. (kanan), salah satu narasumber menyampaikan materi terkait potensi sektor properti tahun 2025 di Indonesia, pada kegiatan Sharing Session MAI #8, Strategi Bisnis dalam Dunia Konstruksi, Kamis (13/2) di Sekretariat Mitra Arsitektur Indonesia (MAI) Jalan Kapten Sumarsono No. 67A Medan.

Baca Juga

Konflik Satwa dan Manusia Meningkat di Aceh, Ada 113 Kejadian dalam 5 Tahun Terakhir

Daerah

Konflik Satwa dan Manusia Meningkat di Aceh, Ada 113 Kejadian dalam 5 Tahun Terakhir
DPRK Agara Gelar Paripurna Raqan APBK 2024 Jelang Akhir Tahun

Daerah

DPRK Agara Gelar Paripurna Raqan APBK 2024 Jelang Akhir Tahun

Daerah

Lokasi para Mualaf Belajar di Aceh Singkil Terendam Banjir

Daerah

Gubernur Aceh Serahkan Obat-Obatan Penanganan PMK di Gampong Kuta Tinggi Abdya

Daerah

Libatkan Ibu-ibu PKK, Inovasi Kompor Gas dari Limbah Karya Mahasiswa USK Sabet Runner-up Innovillage

Daerah

Selama Ramadhan, BMA Kumpulkan Zakat dan Infak Rp11,15 M

Daerah

Tim 9 Sahihkan Michael Tianame Ketua Alumni ESA FKIP USK

Daerah

Tim Merdang Merdem Siapkan Bibit Daun Kelor Untuk Penghijauan di Bantaran Sungai