Nikmati berita Interaktif Dan Live Siber Report 24 jam Fanews.co Gen Z
Download
Berita News terviral

Tanaman Kakao di Pidie Jaya Semakin Menurun

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Selasa, 25 Juli 2023 - 04:17 WIB    Banda Aceh

Bagikan informasi Beritanya Via :
Bagikan informasi Beritanya Via :

0:00

FANEWS.ID – Luas tanaman kakao di Pidie Jaya setiap tahun semakin menurun drastis. Sebagian besar petani kini beralih ke tanaman keras lainnya, salah satunya adalah kelapa sawit. Hanya di Gle Gampong Reuleuet Kecamatan Ulim yang masih bertahan.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Pidie Jaya, Abubakar, mengatakan, sejak beberapa tahun terakhir, luas tanaman kakao di Pidie Jaya semakin berkurang. Faktor utama tanaman dimaksud ditinggalkan petani, selain sudah tua juga sulit menghadapi serangan hama.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Siaran Pers dan Pernyataan sikap AJI, IJTI dan PWI  Terkait Intimidasi Dua Jurnalis TV di Aceh

Hama utama yang menyerang terutama ketika mulai berbuah adalah tupai. Beberapa jenis binatang lainnya seperti monyet serta kelelawar, juga sangat menghantui petani.

“Jadi wajar saja bila selama ini kakao di Panteraja dan mungkin kecamatan tetangga seperti Bandarbaru dan Trienggadeng juga mengalami nasib serupa. Padahal, sekitar 10 tahun lalu, komoditi ini cerah,” papar Abubakar, Senin (24/7/2023).

Baca Juga Artikel Beritanya:  Moeldoko sebut Festival Al Banjari Tingkatkan Daya Saing Anak Muda

Kabid Perkebunan Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Pidie Jaya, Ir Ratna Mutia menyampaikan jika luas tanaman kakao yang belum menghasilkan mencapai 4.665 hektar, sedangkan tanaman yang sudah menghasilkan 6.909 ha. Sementara  yang rusak mencapai 3.640 ha. Produktivitas rata-rata 800 kg perhektare.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Punya Sistem Keselamatan dan Kesehatan Terbaik, Bandara AP II Raih Penghargaan

Ketua Forum Kakao Aceh, Ir Teuku Iskandar, membenarkan bahwa, selama ini luas tanaman kakao di Pidie Jaya semakin berkurang. Karena banyak tanaman yang sudah tua dan kurang produktif sehingga petani terpaksa menebangnya.

Selain itu perawatan pun sangat kurang. Hal itu dapat dimaklumi karena faktor ekonomi atau terkendala modal akibat kemiskinan (*)

sumber: infopublik.id

Baca Juga

Aceh Besar

Kalaksa BPBD Aceh Besar Ikuti Diseminasi ProKlim

Ekonomi

Malam Ini, Bank Aceh Property Expo Digelar

Ekonomi

Samudra Expo 2023, Sarana Pengenalan Seni Budaya dan Produk UMKM di Aceh

News

USK Kembangkan Kecerdasan Buatan

Ekonomi

Pemerintah Akui Belum Bahas soal Rencana Kenaikan Harga BBM

News

11 Karya Budaya Aceh Ditetapkan Sebagai WBTb Indonesia

Ekonomi

Tak Ada Mampu Urus, Tutup Saja BPKS Sabang

Ekonomi

Catat, Makanan dan Minuman di Aceh Wajib Halal per 17 Oktober 2024