FANEWS.ID – Luas tanaman kakao di Pidie Jaya setiap tahun semakin menurun drastis. Sebagian besar petani kini beralih ke tanaman keras lainnya, salah satunya adalah kelapa sawit. Hanya di Gle Gampong Reuleuet Kecamatan Ulim yang masih bertahan.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Pidie Jaya, Abubakar, mengatakan, sejak beberapa tahun terakhir, luas tanaman kakao di Pidie Jaya semakin berkurang. Faktor utama tanaman dimaksud ditinggalkan petani, selain sudah tua juga sulit menghadapi serangan hama.
Hama utama yang menyerang terutama ketika mulai berbuah adalah tupai. Beberapa jenis binatang lainnya seperti monyet serta kelelawar, juga sangat menghantui petani.
“Jadi wajar saja bila selama ini kakao di Panteraja dan mungkin kecamatan tetangga seperti Bandarbaru dan Trienggadeng juga mengalami nasib serupa. Padahal, sekitar 10 tahun lalu, komoditi ini cerah,” papar Abubakar, Senin (24/7/2023).
Kabid Perkebunan Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Pidie Jaya, Ir Ratna Mutia menyampaikan jika luas tanaman kakao yang belum menghasilkan mencapai 4.665 hektar, sedangkan tanaman yang sudah menghasilkan 6.909 ha. Sementara yang rusak mencapai 3.640 ha. Produktivitas rata-rata 800 kg perhektare.
Ketua Forum Kakao Aceh, Ir Teuku Iskandar, membenarkan bahwa, selama ini luas tanaman kakao di Pidie Jaya semakin berkurang. Karena banyak tanaman yang sudah tua dan kurang produktif sehingga petani terpaksa menebangnya.
Selain itu perawatan pun sangat kurang. Hal itu dapat dimaklumi karena faktor ekonomi atau terkendala modal akibat kemiskinan (*)
sumber: infopublik.id