Nikmati berita Interaktif Dan Live Siber Report 24 jam Fanews.co Gen Z
Download
Berita News terviral

Timteng Memanas, RI Cari Alternatif Minyak dari Afrika & Amerika

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Sabtu, 20 April 2024 - 04:31 WIB    Banda Aceh

Bagikan informasi Beritanya Via :
Bagikan informasi Beritanya Via :

0:00

FANEWS.ID – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menyebut pemerintah mempertimbangkan mencari negara-negara penghasil minyak mentah baru seiring dengan konflik geopolitik yang memanas di Timur Tengah.

Arifin menuturkan, sejumlah negara penghasil minyak di Afrika masuk dalam pantauan pemerintah. Secara spesifik, Mozambik yang terletak di Afrika timur menjadi bidikan negara tujuan impor ke Indonesia.

“Mungkin ada yang baru, Mozambik. Kita itu harus jangka panjangnya,” kata Arifin kepada awak media saat konferensi pers di Gedung Ditjen Migas, Jakarta, Jumat (19/4/2024).

Baca Juga Artikel Beritanya:  PGE Serahkan 10 Persen PI untuk Aceh Utara

Pemerintah juga membidik peluang impor minyak dari negara di kawasan Amerika Latin, yakni Guyana dan Venezuela. Dua negara tersebut tergorong importir baru untuk Indonesia.

“Kalau lihat dari mapping-nya, kita juga bisa [impor] dari beberapa Afrika. Kemudian juga dari [Amerika] Latin. Venezuela, yang baru Guyana,” ujarnya.

Meski demikian, pemerintah tidak hanya mengandalkan impor minyak di tengah gejolak geopolitik. Menurut Arifin, pemerintah juga mendorong produksi minyak dalam negeri, seperti di Blok Cepu, Rokan Dalam, hingga Buton, Sulawesi Tenggara.

“Itu juga jumlahnya cukup,” kata dia.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Apindo Ingatkan Dampak Negatif Cukai pada Minuman Berpemanis

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memperkirakan peningkatan konflik geopolitik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap kondisi perekonomian global, termasuk harga minyak dunia.

Harga minyak mentah global terpantau fluktuatif. Pada 15 April 2024, harga minyak mentah jenis Brent melemah 0,18 persen (dtd) ke level 90,29 dolar AS per barel, jauh lebih tinggi jika dibandingkan posisi 1 Januari 2024 sebesar 77,4 dolar AS per barel.

Selain itu, harga minyak mentah jenis WTI turun 0,28 persen ke level 85,42 dolar AS per barel, lebih tinggi dibandingkan posisi 1 Januari 2024 sebesar 71,65 dolar AS per barel.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Kegiatan Operasional Terbatas Bank Aceh Berjalan Baik 

Dihubungi terpisah, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA), David Sumual, memproyeksi harga dunia bakal naik menjadi 100 dolar AS per barel akibat konflik Iran dengan Israel. Hal itu akan menyebabkan kenaikan harga BBM nonsubsidi Pertamina menembus Rp16 ribu per liter.

Proyeksi tersebut diperoleh dengan mempertimbangkan posisi Iran sebagai produsen yang penting di dunia. Karenanya, menurut David, harga BBM dalam negeri bakal terdampak jika konflik terus memanas.(tirto/red)

Baca Juga

Ekonomi

BSI Aceh: Mercusuar Perbankan Syariah di Indonesia

Ekonomi

Anggota DPR RI Usulkan Pembangunan Jalan Dua Jalur Kota Calang

Daerah

Hadirkan Fitur Top Up Pengcard, Makin Mudah Dengan Action Bank Aceh

Ekonomi

Dukung Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Bank Aceh Serahkan Tong Sampah Kepada Pemko Banda Aceh

Ekonomi

PLN Siap Dukung Investor Kembangkan Usaha di Kota Sabang

Ekonomi

Kolektivitas Kunci Sukses Koperasi

Ekonomi

Yuk Hadir, 9 dan 10 September BSI Gelar Nobar di Taman Sari

Ekonomi

Bank Aceh Salurkan Pembiayaan Pembelian Belasan Bus JRG