Banda Aceh | Prof. Dr. nat. techn, Syafruddin, S.P., M.P dan tim dari Fakultas Pertanian Universtas Syiah Kuala (USK) berhasil mengembangkan paprika mikoriza dan cabai super, melalui Program Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi 2021. (Banda Aceh, 24 Mei)
Hasil paprika mikoriza terbaik dan cabai super terbaik pada dosis 10 g/tanaman. Peningkatan hasil paprika dan cabai dengan penggunaan pupuk hayati mikoriza mencapai 50 persen.
Melalui hasil riset tersebut juga telah berhasil memperbanyak mikoriza tersebut dari jenis Glomus mosseae, Gigaspora sp dan Campuran antara keduanya dengan menggunakan media simpan zeolite.
Selain itu Prof. Syafruddin dan tim juga mendeseminasi temuannya kepada masyarakat melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Produk 2021 untuk peningkatan aneka sayuran semusim di era pandemi Covid 19 ini. Penggunaan pupuk hayati pada beberapa tanaman sayuran seperti selada, sawi, bayam dan cabai juga meningkatkan hasil dan menghemat penggunaan pupuk buatan serta menghasilkan produk sayuran yang ramah lingkungan.
“Saat ini era pertanian organik terus dipacu dengan penggunaan sarana produksi tanpa bahan kimia. Salah satu alternatif tersebut adalah dengan penggunaan pupuk hayati mikoriza yang dapat membantu penyerapan unsur hara P dan unsur hara lainnya,” papar Prof. Syafruddin sebagaimana dimuat pda laman baranews.com.
Ia telah menggeluti penelitian selama 10 tahun terakhir tentang pupuk hayati mikoriza untuk peningkatan produktivitas komiditas andalan seperti cabai, nilam, paprika, melon dan berbagai komoditas lainya. Hal yang menarik adalah bagaimana untuk pengembangan pupuk hayati mikoriza tersebut pada berbagai tanaman target lainnya.
Ke depan Prof. Syafruddin selaku Kepala Pusat Riset Pengembangan Pertanian Organik Universitas Syiah Kuala akan mengembangkan pupuk hayati mikoriza tersebut untuk tanaman tahunan seperti tin dan kurma. Hal ini tentu saja diarahkan untuk menghasilkan buah tin dan kurma organik yang sangat diminati oleh masyarakat.