Banda Aceh | Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr. Hanif mengatakan, Pemerintah Aceh menargetkan untuk memvaksinasi 3.785.496 jiwa penduduk.
Jika mayoritas warga sudah divaksinasi, maka diharapkan akan menimbulkan kekebalan kelompok.
Kekebalan kelompok (herd immunity) yang juga dikenal sebagai ‘kekebalan populasi’, adalah konsep yang digunakan untuk imunisasi, dimana suatu populasi dapat terlindung dari virus tertentu jika suatu ambang cakupan imunisasi tertentu tercapai.
Sejauh ini, kata Hanif, proses vaksinasi berjalan lancar untuk berbagai kategori, baik tenaga kesehatan yang mendekati 100 persen, kelompk lansia, pejabat publik, maupun Calon Jamaah Haji (CJH).
“Alhamdulillah vaksinasi berjalan lancar. Kita yakin semua akan berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr Hanif yang didampingi Kabid Pencegahan dan Pengendalian penyakit dr. Iman Murahman kepada media ini, Selasa
(5/5/2021).
Hanif juga memaparkan data-data progress vaksinasi untuk berbagai kategori hingga 3 Mei 2021. Untuk semua kategori, sebanyak 116.332 sudah menerima vaksin pertama dan sebanyak 95.979 sudah menerima vaksin kedua.
“Ada tiga tahapan sasaran, yakni SDM kesehatan, petugas publik,dan lansia,” kata Iman Murahman.
Jika dirincikan, untuk tenaga kesehatan vaksinasi pertama sudah terealisasi 97,4 persen, vaksinasi kedua 91 persen. Sedangkan untuk petugas publik vaksinasi pertama 13,5 persen, vaksinasi kedua 9,3 persen.
“Kalau lansia, 0,8 persen vaksinasi pertama, vaksinasi kedua 0,5 persen,” tambah Iman Murahman.
Dikatakan, sebanyak 3.797 Calon Jamaah Haji (CJH) Aceh sudah divaksinasi Covid-19 dosis pertama. Sisanya sebanyak 384 JCH lagi yang belum divaksin.
Sementara para lanjut usia (Lansia) non-CJH yang ditargetkan menerima vaksin Sinovac sebanyak 435.651 orang. Sedangkan petugas pelayan publik sebanyak 478.489 orang, namun realisasinya masih belasan persen.
Vaksinasi bagi semua kelompok sasaran relatif lancar dan nyaris tanpa kejadian ikutan pasca imunisasi. Meski ada yang sempat dirawat di rumah sakit sesaat saja dan kemudian dibolehkan pulang tanpa keluhan lanjutan.
Mereka yang dikategorikan CJH itu terdiri atas kelompok umur 60 tahun ke atas yang disebut Lansia dan kelompok umur di bawah 60 tahun yang disebut kelompok rentan. Mereka akan rentan terserang virus corona di luar negeri.
Berdasarkan catatan kuota haji, jumlah CJH Aceh tahun 2021 sebanyak 4.191 orang. CJH yang sudah vaksinasi vaksin Sinovac dosis pertama hingga 3 Mei 2021 sebanyak 3.797 orang atau 90,7 persen.
Vaksinasi dosis kedua dilakukan 14-28 hari setelah dosis pertama diterima.
CJH yang belum divaksin diimbau melakukan registrasi dan vaksinasi di Puskesmas, klinik kesehatan, atau rumah sakit terdekat dengan tempat tinggalnya.
Registrasi sebaiknya pada sarana pelayanan kesehatan yang menerbitkan surat keterangan sehat sebelumnya, karena biodatanya sudah tercatat di sana.
Cakupan Rendah, Stok Vaksin Terbatas
Dr Iman mengatakan, kalau dilihat dari capaian, vaksinasi di Aceh tergolong rendah dari sisi capaian. Namun, jika mengacu pada jumlah vaksin yang dihabiskan, maka Aceh masih rata-rata nasional.
“Kalau kita melihat data awal, total vaksin yang sudah didistribusikan sebanyak 191.000. vaksinasi ini sebenarnya kalau dilihat dari capaian Aceh terendah dibandingkan target. Tapi kita jangan bandingkan seperti itu, ada kabupaten/kota yang sisa vaksin sampai nol. Artinya, ada keterbatasan vaksin yang membuat cakupannya rendah. Bukan karena kita tidak melaksanakan vaksinasi. Stoknya yang minim,” tandasnya.
Artinya, kata Iman, Aceh saat ini dibandingkan provinsi lain cakupannya rendah.
“Tapi kalau capaiannya dibandingkan dengan jumlah vaksin kita sebenarnya sudah bagus. Sudah sekitar 85 persen vaksin kita terpakai,” timpalnya lagi.
Sebagaimana diketahui, Aceh pekan lalu sempat disebut terendah cakupan vaksinasi bersama dengan Provinsi NTT. Namun, menurut dr Iman, ada sejumlah sebab mengapa itu
terjadi. Selain lantaran stok vaksin yang terbatas, juga
sistem pelaporan yang masih offline.
“Mereka laporannya online, kita laporannya offline. Jadi, ada data yang belum terhitung saat diumumkan,”katanya.
Dipaparkan, karena sebagian data dilaporkan offline, ada selisih data yang besar antara yang dilaporkan dengan data yang sebenarnya.
“Laporan online sekira 86 persen, sedangkan secara manual 97,5 persen, ada selisih hingga 7.500 orang,” tandasnya.
Saat ini Dinkes Aceh sudah mendistribusikan 191.000 dosis vaksin. Dalam pekan ini, kata Iman, akan datang stok baru yang langsung dikirim oleh pusat ke kabupaten/kota.
Tujuan pengiriman langsung untuk memudahkan koordinasi sekaligus meringankan tugas Dinas Kesehatan Aceh yang selama inidiminta membantu penyaluran dan distribusi vaksin ke seluruh Aceh.(*)