BERITA ONLINE TERVIRAL

Waspada TBC Laten, Tidak Bergejala Bisa Muncul Kapanpun

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Jumat, 8 April 2022 - 18:07 WIB    Banda Aceh

Bagikan informasi Beritanya Via :
Bagikan informasi Beritanya Via :

0:00

Jakarta, FANEWSID — Penyakit tuberkulosis (TBC) masih mengintai masyarakat, pasalnya penyakit tersebut telah menyebabkan 93 ribu kematian per tahun di Indonesia. Selain TBC aktif yang dapat dilihat gejalanya, ada TBC laten yang perlu diwaspadai karena tidak terlihat gejalanya dan bisa muncul kapanpun.

Ketua Yayasan Stop TB Partnership dr. Nurul H.W. Luntungan, MPH mengatakan penyakit TBC laten disebabkan oleh bakteri yang bersembunyi di dalam tubuh seseorang. Sehingga orang tersebut nampak tidak memiliki penyakit TBC.

“Penyakit TBC ini disebabkan oleh bakteri, dan bakteri TBC ini beda dengan bakteri lain. Bakteri TBC ini bisa sembunyi di dalam tubuh dan orang yang kena bakterinya belum tentu terlihat sakit TBC,” katanya dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa (22/3).

Baca Juga Artikel Beritanya:  300 Ribu Pelayan Publik Sudah Vaksinasi Dosis Pertama di Aceh

Selanjutnya, Koordinator Substansi TBC, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakti Menular, Kemenkes dr. Tiffany Tiara Pakasi, MA mengatakan infeksi TBC laten terjadi saat seseorang yang terpapar kuman TBC namun memiliki imunitas yang bagus sehingga menyebabkan dia tidak bergejala. Tapi sebenarnya kumah tersebut tidak hilang melainkan dalam posisi tertidur.

“Sehingga sewaktu-waktu kalau daya tahan tubuhnya turun dan lain-lain dia bisa memicu kuman tersebut sehingga terjadi tuberkulosis aktif,” katanya.

Pengendalian TBC laten ini belum lama masuk ke dalam program pemerintah. Ditetapkannya sebagai program eliminasi TBC setelah ada komitmen untuk mengakhiri TBC tahun 2030.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Vaksinasi Massal Tahap Kedua, Sebanyak 93.141 Orang Dilaporkan telah Divaksin Covid-19

“Jadi baru beberapa tahun terakhir pemerintah memfokuskan TBC laten ke dalam program eliminasi TBC, dan fokus pada kelompok yang paling berisiko dalam hal ini kontak erat dari semua usia,” ucap dr. Tiara.

Skrining kontak erat dilakukan melalui pertanyaan dan pemeriksaan dengan tes tuberkulin di kulitnya, atau pemeriksaan melalui darah. Kalau diketahui ada TBC laten maka orang tersebut akan diberikan obat pencegahan TBC.

Dalam tes tuberkulin, sejumlah kecil protein yang mengandung bakteri TBC akan disuntikkan ke kulit di bawah lengan. Bagian kulit yang disuntikkan lalu diperiksa setelah 48-72 jam. Jika hasilnya positif, berarti orang tersebut telah terinfeksi TBC.

Baca Juga Artikel Beritanya:  "Pajanan Asap Rokok Picu Anak Stunting, Minta Orang Tua Alihkan Ke Makanan Bergizi

Namun, lanjut dr. Tiara, karena TBC laten tidak bergejala, kebanyakan masyarakat tidak mau melakukan skrining. Hal tersebut menjadi salah satu hambatan dalam menemukan dan mengobati orang dengan TBC.

“Di sini memang diperlukan juga edukasi. Bagi orang yang diketahui positif TBC minum obatnya tidak sekali minum, minum obat paling cepat itu 3 bulan seminggu sekali, ada juga yang 6 bulan tiap hari. Sehingga memang perlu diyakinkan masyarakatnya yang sudah kita tes berisiko TBC laten untuk mau minum obat,” ucap dr. Tiara.

Baca Juga

Kesehatan

Satgas Covid-19 Ajak Masyarakat Aceh Tuntaskan Vaksinasi

Kesehatan

Antibodi Terbentuk 1-2 Minggu Pasca Vaksinasi, Pemudik jangan Tunda Vaksinasi Booster!

Kesehatan

Vaksinasi Massal Tahap Kedua, Sebanyak 93.141 Orang Dilaporkan telah Divaksin Covid-19

Kesehatan

Senam Jantung Sehat, memeriahkan Peringatan Hari Gizi Nasional Tahun 2022.

Kesehatan

ASN Pemerintah Aceh Semakin Mudah Urus Administrasi JKN

Daerah

BPJS Kesehatan Tidak Jadi Menghentikan JKA

Kesehatan

Dinkes Aceh Gelar Pertemuan Validasi Data HIV/AIDS dan PIMS
Gedung RSUD Teuku Umar

Kesehatan

Pj Bupati Aceh Jaya Tinjau Gedung Baru RSUD Teuku Umar