FANEWS.ID – Platform video YouTube Kids sempat membuat seorang bocah dan ibunya di Amerika Serikat (AS) kaget usai video yang ditontonnya ternyata tidak ramah anak.
Video itu adalah kartun Thomas The Tank Engine yang malah menampilkan kata-kata kasar.
Seorang ibu di Tennessee, AS, Hannah Bishop, mendapati putranya yang berusia dua tahun sedang menonton parodi menakutkan “Thomas the Tank Engine” di YouTube Kids.
Alih-alih menyanyikan lagu ceria, karakter Thomas malah berubah menjadi ‘gelap’ dan agresif. Dalam video tersebut, Thomas, si kereta api biru, yang aslinya ramah, malah melontarkan ancaman, “aku akan membunuh kalian semua.”
Bishop kemudian mengungkapkan kekhawatirannya kenapa jenis konten semacam ini dapat lolos dari kebijakan moderasi konten YouTube dan dapat diakses di platform untuk anak-anak.
“Saya bahkan tidak punya kata-kata untuk ini. Kami sedang mencari langganan lain untuk ditonton oleh Brody” tulis Bishop dalam sebuah unggahan di Tik-Tok, seperti dikutip dari Fox News.
Di bagian komentar postingan Bishop, banyak orang tua lain yang menyuarakan tentang konten yang tidak pantas yang tersedia di Youtube Kids.
Salah satunya mengatakan “Youtube Kids membuat saya merasa ngeri, sangat ngeri. Saya menghapusnya dalam waktu seminggu setelah memasangnya di iPad anak-anak.”
Juru Bicara YouTube mengatakan kepada Fox News Digital konten tersebut telah dihapus dari platform khusus anak-anak tersebut.
“Video ini ditemukan melanggar kebijakan konten kami dan telah dihapus dari aplikasi YouTube Kids. Kami membuat YouTube Kids untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak untuk mengeksplorasi minat dan keingintahuan mereka,” ucapnya.
“Video yang tersedia di aplikasi ditentukan oleh gabungan penyaringan algoritmik, masukan dari pengguna, dan tinjauan manusia,” lanjut dia.
Pihak YouTube juga menyarankan orang tua, “dapat menandai atau bahkan memblokir video atau saluran ketika mereka tidak ingin anak-anak mereka melihat video tersebut di aplikasi YouTube Kids.”
Lebih lanjut, YouTube menyebut sistem penyaringan atau filtering diuji secara teratur dengan baik, tetapi mereka juga menyebut tidak ada algoritma yang sempurna.
YouTube Kids diluncurkan pada 2015 dan mengalami perubahan besar pada 2021. Setelah berkonsultasi dengan ahli perkembangan anak, YouTube membuat panduan untuk video yang dianggap “berkualitas tinggi” untuk anak-anak dan keluarga.
Hasilnya, YouTube mulai memberikan insentif kepada video-video tersebut dengan merekomendasikannya lebih sering dan memberikan lebih banyak kesempatan kepada para pembuat video untuk mendapatkan uang dari iklan di video.
Panduan ini berlaku untuk YouTube Kids, aplikasi terpisah dari YouTube, untuk anak-anak yang lebih kecil dan untuk video berorientasi anak-anak.
Dikutip dari The Washington Post, YouTube menganggap video berkualitas tinggi jika, misalnya, video tersebut mendorong anak-anak untuk menyikat gigi, menunjukkan kegiatan kreatif seperti seni dan kerajinan tangan, atau mengajarkan keterampilan hidup seperti pemecahan masalah.
Video dengan pesan yang terlalu komersial atau yang menempatkan karakter anak-anak dalam “situasi yang tidak pantas” akan lebih sedikit beredar di YouTube di bawah perubahan kebijakan ini. (*)
Sumber : CNN INDONESIA