FANews.Id | Baitul Mal Aceh (BMA) tidak hanya menyalurkan zakat dalam bentuk karitatif (bantuan uang tunai untuk kebutuhan sehari-hari), tapi juga untuk usaha produktif. BMA merancang dua program zakat produktif (zispro) untuk permodalan, yakni Pemberdayaan Gampong Produktif dan Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
Pemberdayaan Gampong Produktif melibatkan baitul mal di tingkat desa, atau dikenal dengan Baitul Mal Gampong (BMG). Dengan stimulus dari BMA, BMG dapat mengembangkan usaha warganya yang telah ada. Diharapkan, gairah kewirausahaan bangkit dan mampu meningkatkan kesejahteraan gampong itu.
Adapun KUBE adalah bantuan modal usaha berbasis kelompok usaha mikro. KUBE beranggotakan 5 wirausahawan pemula (start-up). Mereka lemah secara ekonomi, namun, memiliki tekad yang kuat untuk memperbaiki kesejahteraannya melalui kewirausahaan. Bantuan ini dimaksudkan untuk mempermudah mereka dalam mengakses modal usaha yang bersumber dari zakat. Untuk itu, mereka mesti membentuk kelompok kecil dan bekerjasama meraih kesuksesan.
Di tahun 2020, ada delapan BMG dan 20 KUBE yang dibina BMA. Mereka bergerak di berbagai bidang usaha: makanan, minuman, konveksi, kerajinan tangan, perikanan, peternakan, perbengkelan, dan sabun cuci.
Sekarang BMA mendampingi pengurusan logo halal untuk kategori makanan, dan izin usaha/produksi untuk non-makanan. Beberapa kelompok ada juga yang sedang proses branding kemasan.
Berikut ini adalah beberapa produk yang sudah jadi. Kami ikut mempopulerkannya di website BMA. Silahkan dicoba. Mari kita bantu mengubah nasib mereka, dari mustahik (penerima zakat) menjadi muzakki (pemberi zakat)!