BERITA ONLINE TERVIRAL

Potret Pendidikan di Pulo Aceh dan Tangisan Guru Honorer : Kalau Bukan Kami Siapa Lagi Yang Peduli

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Jumat, 12 Maret 2021 - 05:54 WIB    Banda Aceh

Bagikan informasi Beritanya Via :
Bagikan informasi Beritanya Via :

0:00

Aceh Besar | Sambil menggendong anaknya yang masih berusia 7 bulan, Waddiah berjalan memasuki ruang kelas. Ia hilir mudik sambil memegang buku pelajaran sembari memberi arahan kepada anak didiknya.Tak lama, ia kemudian keluar dan kembali memasuki kelas lain, juga sambil melakukan hal serupa.

Waddiah memang bertanggung jawab mengajar di tiga kelas, yaitu kelas 4, 5, dan 6. Sedangkan kelas 1, 2, dan 3, ditangani oleh guru lainnya, Irma Suryani. Begitulah gambaran sehari-hari proses belajar mengajar di SDN Lampuyang di Pulo Breueh, Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Kapolda Aceh Jadi Narasumber Dialog Penanganan dan Penegakan Hukum Karhutla di Aceh

Satu sekolah hanya ditangani dua guru, yakni Waddiah yang berstatus guru honorer dan Irma Suryani yang berstatus guru PNS.
Keduanya merupakan warga Pulo Aceh. Jika Waddiah lahir dan besar di sana, Irma Suryani justru menikah dengan warga Pulo Aceh.

Sebenarnya di SDN Lampuyang terdapat sembilan guru. Enam di antaranya berstatus PNS dan lainnya merupakan guru kontrak dan honorer. Tapi sayangnya, banyak dari guru PNS itu sering tidak masuk. Mereka tinggal di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Jalankan 100 Hari Program Prioritas Jenderal Listyo Sigit "Humas Polri Gelar Pelatihan Konten Kreatif"

Tidak jelas apa yang menyebabkan guru-guru PNS itu ‘malas’ masuk sekolah.
Padahal, mereka telah mendapatkan tunjangan guru terpencil yang jumlahnya tidak sedikit.

Bisa jadi, mungkin karena ‘jauhnya’ perjalanan, yang hanya sekitar dua jam pelayaran dari daratan Aceh. Maka tak heran pula jika persentase murid yang tidak masuk sekolah juga tinggi, mencapai 40 persen dari total jumlah murid 96 orang.

Kini, tinggalah Waddiah dan Irma Suryani, yang harus mengurus enam kelas sekaligus, berjibaku di antara puluhan murid.Terkadang ada tiga guru yang masuk, dan terkadang ada empat guru. Dua guru PNS, satu kontrak, dan satu lagi honorer. Semuanya warga Pulo Aceh.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Serda Ade Juliansyah Olahraga Bersama Siswa/I SMAN 1 Pekan Bada

Waddiah sendiri awalnya sempat kebingungan menjawab bagaimana cara mereka mengajar enam kelas hanya dengan dua guru. “Nyan lon hana meuphom Pak (itu saya nggak ngerti Pak)” jawab Waddiah tersenyum malu sambil menutup wajah dengan kedua tangannya.

Dia menyampaikan itu saat menjawab pertanyaan Anggota DPD RI, Fadhil Rahmi LC, yang berkunjung ke sekolahnya awal pekan lalu, Rabu (3/3/2021).*** Red***

Baca Juga

Uncategorized

Gubernur Sampaikan Perkembangan Investasi Aceh kepada Kepala BKPM

Uncategorized

Gubernur Sulsel dan Kapolri Resmikan Pembangunan Rumah Polisi Korban Gempa di Sulbar

Uncategorized

Menkes Minta Daerah Prioritaskan Vaksinasi untuk Lansia

Uncategorized

Baitul Mal Aceh Kembali Adakan Kajian Ramadan. Ini Pematerinya

Uncategorized

Hari Ini, Kemenag Launching Peringatan Hari Santri, Kakanwil Imbau Jajaran Partisipasi Aktif

Uncategorized

Mawardi Ismail Jalani Vaksinasi Covid-19 di RSUDZA Tanpa Gejala KIPI

Uncategorized

Gencar Berikan Beasiswa, Pemerintah Aceh Terima Penghargaan dari Unimal

Uncategorized

Plt Komut BAS: Masyarakat harus Merasakan Manfaat Kehadiran BAS