BERITA ONLINE TERVIRAL

Bupati Akmal di SMKN 5 Abdya: Harus Pede, Sektor Pertanian Lebih Menjamin Oleh Redaksi

Oleh : AR Lubis    Editor : Redaksi    Rabu, 10 Maret 2021 - 11:33 WIB    Banda Aceh

Bagikan informasi Beritanya Via :
Bagikan informasi Beritanya Via :

0:00

Bupati Akmal Ibrahim saat memperlihatkan cara meracik pupuk organik di SMKN 5 Abdya (foto: dok Ist)

BLANGPIDIE – Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Akmal Ibrahim mengunjungi SMKN 5 daerah itu, Rabu (10/3/2021). Didampingi Kadisdik Jauhari S.Pd dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Aceh wilayah Abdya Drs Syarbaini M.Si, ia mengajarkan siswa dan guru cara meracik pupuk organik.

Sebelum memberi pelatihan singkat tentang cara membuat pupuk, Bupati Akmal menyampaikan sejumlah pemikiran tentang inovasi dalam mengembangkan agribisnis. Dibekali pengalamannya menekuni sektor pertanian khususnya holtikultura, Akmal ingin meyakinkan para siswa, guru, dan undangan bahwa dunia pertanian adalah satu-satunya sektor usaha yang menjanjikan keuntungan besar.

Dia membandingkan berbagai bidang lain, seperti kemajuan sektor industri dengan tingkat perubahan yang sangat cepat. Beberapa tahun lalu, katanya, mobil listrik harus melakukan isi ulang daya dengan jumlah durasi waktu tertentu. Tetapi, sekarang ada produksi terbaru tidak perlu melakukan re-charging. “Mobil bisa ngecas sendiri,” ujarnya.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Polisikan Wakil Kepala BPMA, Ketua JMSI Aceh tunjuk Imran Mahfudi kuasa hukum

 

Akmal hendak memberi pemahaman, bahwa dunia industri dalam waktu yang tidak lama akan mengalami ketertinggalan setelah ditemukannya produk baru. “Satu-satunya bidang yang tidak mengalami ketinggalan dengan keuntungan yang mencapai lebih 100 persen adalah pertanian,” kata bupati.

Ia memberi contoh budidaya tanaman jengkol. Dengan luas lahan satu hektar saja, katanya, seorang petani bisa menghasilkan ratusan juta rupiah setahun. Demikian pula tanaman padi. Dengan cara mengongkosi saja, kata Akmal, seorang petani bisa dapat untung 100 persen dalam jangka waktu tiga bulan.

Ia sangat yakin, sektor pertanian, peternakan dan sejenisnya, jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh akan mendatangkan kesejahteraan.

Seperti sering disinggungnya dalam berbagai kesempatan, salah seorang putranya, sekarang memiliki penghasilan di atas Rp 300 juta per bulan dari mengembangkan budidaya udang. “Tapi, jangan tanggung-tanggung. Lahannya harus luas,” katanya.

Baca Juga Artikel Beritanya:  Pemerintah Komit Bantu Beasiswa Mahasiswa Aceh di Timur Tengah

Dia memotivasi para siswa agar tidak gengsi menekuni sektor pertanian. Justeru menekuni bidang pertanian dengan penuh percaya diri (pede). Kepada pihak sekolah, juga dipesankan agar menanamkan nilai-nilai ajaran agama dalam proses transfer ilmu.

Dikatakan, selama ini terjadi penyampaian yang keliru. Seakan-akan kehidupan dunia cukup sekedarnya, karena kita akan menuju akhirat. “Kehidupan dunia harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk mencari bekal ke akhirat,” ujarnya.

Salah satu cara, katanya, adalah harus banyak bersedekah. Supaya banyak bersedekah, makanya harus memiliki penghasilan yang besar. Menurut bupati, petani merupakan profesi yang paling banyak sedekah.

Selesai berpidato, Bupati Akmal beranjak ke sisi kanan tenda tempat acara. Di sana sudah terdapat sejumlah bahan baku yang akan digunakan untuk pembuatan pupuk organik. Ada tulisan air kepala di wadah, air garam, dan beberapa tumpukan karung goni.

Baca Juga Artikel Beritanya:  10.000 Keluarga Miskin di Aceh Dapat Santunan Ramadhan dari BMA

Kemudian bupati menjelaskan, ini adalah tanah yang berasal dari perdu bambu. Sangat bagus untuk pengembangan bakteri. Dia juga menjelaskan fungsi bongkol pisang yang telah dicincang. “Ini bagus untuk merangsang pertumbuhan tanaman,” katanya.

Bupati Akmal Ibrahim terlihat sangat mahir menjelaskan cara pengolahan pupuk hasil “penelitiannya” itu. Dia mengaku telah melakukan uji coba sejak lama dan telah membuahkan hasil. “Sawit saya, menggunakan pupuk itu bisa menghasilkan 4 ton per hektar. Sawit biasa hanya 2 ton,” ujarnya.

Pada sesi akhir, Bupati memberi kesempatan kepada warga sekolah untuk menyampaikan pertanyaan seputar permasalahan pertanian dan kunjungan tersebut. Kesempatan ini digunakan oleh pengawas dan para kepala sekolah untuk menyampaikan kendala yang dihadapi dalam bertugas. Diantara mereka ada yang memanfaatkan momen tersebut untuk menyampaikan curhat tentang berbagai kekurangan di sekolah, seperti minimnya alat praktek.[]

Baca Juga

Uncategorized

Kisah Lucu ‘Abu Nawas Menolak jadi Pejabat’

Uncategorized

Wakapolda Aceh Pimpin Upacara Laporan Kenaikan Pangkat Personel Polda Aceh

Uncategorized

Mahkamah Syar’iyah Aceh Angkat Bicara Terkait Vonis Bebas Terdakwa Pemerkosaan

Uncategorized

Gubernur Upayakan Rumah Bantuan untuk Korban Tanah Bergerak di Lamkleng

Uncategorized

Polda Aceh Dalami Dugaan Investasi Bodong Dinar Khalifah

Uncategorized

Kapolda Atensi Kasus Pecabulan di Wilkum Polres Lhokseumawe

Uncategorized

“BEREH” Festival Kuliner Dan Ramadhan Aceh Masuk Dalam Kharisma Event Nusantara 2021

Uncategorized

8 Fakta Tol Sibanceh, Tol Sigli-Banda Aceh yang Pertama di Serambi Mekah