Penulis : Khairuni Azra Nursyahbani
Pemilihan umum (pemilu) merupakan salah satu momen penting dalam kehidupan demokrasi suatu negara. Bagi generasi Z yang terdiri dari individu 1995 hingga 2021, pemilu 2024 akan menjadi salah satu momen bersejarah yang akan mempengaruhi masa depan mereka.
Partisipasi generasi Z pada Pemilu 2024 sangat penting karena dapat memengaruhi hasil Pemilu 2024. Berdasarkan hasil rekapitulasi DPT, mayoritas pemilih Pemilu 2024 didominasi dari kelompok generasi Z dan milenial.
Generasi milenial adalah sebutan untuk orang yang lahir pada 1980 hingga 1994, sedangkan pemilih dari generasi Z adalah sebanyak 46.800.161 pemilih atau sebanyak 22,85% dari total DPT Pemilu 2024.
Jika diakumulasikan, total pemilih dri generasi milenial dan generasi Z berjumlah lebih dari 113 juta pemilih. Kedua generasi ini mendominasi pemilih pemilu 2024, yakni sebanyak 56,45% dari total keseluruhan pemilih.
Oleh karena itu, partai politik dan pemangku kepentingan perlu memahami karakteristik generasi Z dan milenial agar dapat menarik hati dan suara mereka.
Dalam hal kampanye politik, generasi Z berbeda dari generasi sebelumnya, diantaranya nilai dan pandangan politik yang lebih progresif dan inklusif, dengan lebih mendukung isu-isu seperti hakminoritas, hak LGBT, dan kebijakan lingkungan, penggunaan teknologi dan media sosial yang lebih aktif dan intensif, lebih cenderung memilih menjadi golput dalam pemilu.
Namun sejumlah stud menunjukkan bahwa generasi muda adalah kelompok yang dinilai peduli terhadap berbagai isu politik, lebih mempercayai rekomendasi dan dukungan dari orang-orang yang mereka anggap sebagai panutan, sehingga politisi dan partai politik dapat memanfaatkan pengaruh sosial untuk mendapatkan dukungan dari generasi Z dengan bekerja sama dengan selebriti, influencer, dan tokoh masyarakat, dan butuh metode-metode pendekatan inovatif dan kreatif dari senior-senior mereka di dunia politik, karena politisasi SARA, politik identitas, primordialisme, bahkan kampanye hitam dan cara buruk lainnya hanya akan menjadikan generasi muda semakin apatis terhadap dunia politik.
Untuk mendorong partisipasi generasi Z pada Pemilu 2024, terdapat tiga cara yang dapat dilakukan, yaitu memanfaatkan media sosial sebagai wadah sosialisasi pemilu, sosialisasi mengenai pemilu di sekolah dan kampus dalam bentuk seminar serta lomba bertemakan pemilu, dan mengadakan agenda akademik dengan melibatkan mahasiswa dalam beberapa kegiatan KPU dan Bawaslu.
Salah satu strategi yang efektif untuk menjangkau generasi Z adalah kampanye politik digital, karena generasi Z sangat aktif di media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Snapchat, partai pilitik juga harus memperhatikan isu-isu yang penting bagi generasi ini, seperti hak asasi manusia, melek digital, dan anti-korupsi.
Selain itu, partai politik harus memilih calon yang mampu mengakomodir keresahan dan gagasan dari generasi Z. generasi Z juga lebih cenderung memercayai rekomendasi dan dukungan dari orang-orang yang mereka anggap sebagai panutan, sehingga politisi dan partai politik dapat memanfaatkan pengaruh sosial untuk mendapatkan dukungan dari generasi Z dengan bekerja sama dengan selebriti, influencer, dan tokoh masyarakat.
Dalam hal ini, digital marketing communication juga menjadi bagian penting dari strategi komunikasi politik di Indonesia.
Penggunaan media digital juga memiliki pengaruh besar terhadap partisipasi politik Generasi Z, diantantanya,
Pertama media sosial sebagai sumber informasi politik: Generasi Z cenderung mencari informasi politik dari media sosial seperti Twitter, Instagram, dan Facebook. Hal ini memungkinkan mereka untuk memperoleh informasi politik dengan cepat dan mudah, serta memungkinkn mereka untuk terlibat dalam diskusi politik secara online.
Kedua literasi politik: penggunaan media digital dapat meningkatkan literasi politik generasi Z. Dengan memanfaatkan media digital, partai politik dapat menyebarkan informasi politik dan menngkatkan pemahaman generasi Z tentang isu-isu politik.
Ketiga kampanye politik digital: Partai politik dapat memanfaatkan media digital untuk melakukan kampanye politik dan mempromosikan calon mereka. Hal ini memungkinkan partai politik untuk menjangkau generasi Z yang lebih aktif di media sosia.
Keempat partai politik online: Generasi Z cenderung lebih aktif dalam partisipasi politik online seperti petisi online, kampanye sosial. Hal ini memungkinkan mereka untuk terlibat dalam politik tanpa harus secara fisik hadir dalam acara politik.
Untuk meningkatkan partisipasi politik generasi Z dalam pemilu 2024 diperlukan beberapa hal seperti pendidikan politik, pendidikan politik dapat membantu meningkatkan partisipasi politik generasi Z dalam pemilu 2024. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pendidikan politik yang diberikan kepada generasi Z dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang pemilu serentak dengan integritas pada tahun 2024. Pendidikan politik dapat diberikan melalui berbagai media, seperti zoom-meeting, social media, atau media lainnya.
Selanjutnya ada literasi politik, literasi politik juga sangat penting bagi generasi Z dalam menghadapi pemilu 2024. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa media sosial, khusus nya Instagram, dapat digunakan sebagai platform untuk meningkatkan literas politik generasi Z. dengan literas politik yang baik, generasi Z dapat memiliki pengetahuan politik yang baik dan lebih terlibat dalam kegiatan politik, baik konvensional maupun nonkonvensional.
Dalam kesimpulannya, penggunaan media digital memiliki pengaruh besar terhadap partisipasi politik generasi Z. Partai politik harus memanfaatkan media digital untuk menjangkau generasi Z dan meningkatkan partisipasi politik mereka.
Selamat pagi bapak redaksi perkenalkan saya Khairuni Azra Nursyahbani mahasiswi aktif administrasi Publik universitas Andalas, ingin memberikan tulisan saya mengenai pesta demokrasi 2024 yang mana ini merupakan tugas mata kuliah dasar-dasar ilmu politik, saya berharap tulisan saya tersebut dapat dimuat di koran cetak, berikut saya lampirkan tulisan saya beserta data diri saya.
Penulis : Khairuni Azra Nursyahbani
Program studi: Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Andalas