Banda Aceh | Ketua Serikat Perusahaan Pers (SPS) Aceh terpilih, Mukhtaruddin Usman SE dan rombongan memenuhi undangan dari pihak Bank Aceh dalam rangka melakukan program Saweu Syedara yang digelar di Gampong Jalin, Kecamatan Kota Jantho, Aceh Besar, Sabtu ( 5/3).
Acara yang disponsori oleh Bank Aceh Syariah, Dinas Sosial Aceh Besar, dan organisasi Baskom dan Trabas, selain melakukan bakti sosial juga menggelar kemah di bibir Sungai Jalin, pada Sabtu malam (malam ini-). Sedangkan untuk keesokan harinya (minggu) akan dilaksanakan olahraga air berupa arung jeram dan masak kuah belangong.
Ketua terpilih SPS Aceh, Mukhtaruddin, pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa Gampong Jalin memiliki potensi yang cukup baik terutama dalam sektor wisata.
“Gampong seperti Jalin, memiliki pemandangan yang indah dan sangat cocok dikembangkan jadi gampong agrowisata,” kata Mukhtaruddin.
SPS selaku organisasi perkumpulan perusahaan Pers, lanjut Mukhtar, berjanji siap membantu dalam bidang publikasi atau promosi Gampong Jalin dan gampong mana saja yang membutuhkan dorongan publikasi dari media massa.
“SPS Aceh siap membantu Gampong Jalin melalui pemberitaan,” tambahnya lagi.
Disisi lain, Ketua SPS mengapresiasi pihak Bank Aceh yang telah berpartisipasi membatu Gampong Jalin dengan sejumlah bantuan seperti tikar musallah, bola volly dan sejumlah bantuan lainnya.
“Kita turut mengapresiasi pihak Bank Aceh Syariah yang ikut mendukung terselenggaranya acara tersebut,” demikian tutup CEO PT Atjeh media Group, penerbit Mingguan MEDIA ACEH.
Sejarah singkat SPS (Serikat Perusahaan Pers).
Tentang
Lahir di Jogjakarta, 8 Juni 1946, sejak awal Serikat Perusahaan Pers (SPS) merupakan wadah berkumpulnya para penerbit pers (cetak).
Mengalami pasang surut dan dinamika seiring kondisi sosial-politik dan ekonomi negeri ini, salah satu momentum terpenting organisasi ini dalam mentransformasikan dirinya menjadi organisasi modern, terjadi tahun 2011, bertepatan dengan Kongres XXIII di Bali, 7 – 9 Juni 2011. Persis saat usianya genap 65 tahun, SPS melakukan rebranding, mengubah logo, dan mentransformasi dirinya menjadi bukan sekadar organisasi penerbit media cetak (suratkabar, tabloid, dan majalah).
Perubahan nama dan logo organisasi dari sebelumnya Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) menjadi Serikat Perusahaan Pers (SPS), menjadikan SPS kini sebagai organisasi bagi para penerbit perusahaan pers. Tidak sebatas media cetak, melainkan juga terbuka bagi media non cetak (online dan penyiaran). Perubahan ini antara lain juga akibat dorongan dinamika yang terjadi pada bisnis industri media secara global, yang mengasumsikan kini dan masa datang bisnis pers mengarah pada bentuk baru sebagai bisnis informasi. Apapun platform medianya, konten atau informasi itulah yang menjadi “ruh” dan produk untuk dipasarkan.
Kini, pasca Kongres XXIII di Bali, SPS dipimpin oleh Ketua Umum Dahlan Iskan dan Jakob Oetama sebagai Ketua Dewan Pertimbangan. Sementara di jajaran Pengurus Harian dipimpin M Ridlo Eisy sebagai Ketua Harian.
Hingga Desember 2014, SPS memiliki 471 anggota yang tersebar di 30 cabang seluruh Indonesia. Kontribusi anggota SPS terhadap advertising expenditure seluruh media cetak tahun 2014 yang sebesar Rp 36,164 triliun (on gross), diperkirakan mencapai Rp 31,1 triliun. Ditilik dari penetrasi pasar per Desember 2013, dari tiras beredar seluruh media cetak yang mencapai 22,3 juta eksemplar, anggota SPS menyumbang sebesar 19 juta eksemplar.
Kini di akhir masa kepengurusan 2011 – 2015 dan menjelang kepengurusan baru 2011 – 2015, SPS kembali menegaskan visi – misinya untuk selalu Menegakkan Kemerdekaan Pers dan Membangun Industri Pers yang Sehat dan Bermartabat. Itu semua terangkai dalam berbagai program kerja yang bersendikan pada bidang-bidang Pendidikan, Kampanye, Advokasi, dan Konsolidasi Organisasi.
Visi Misi
“Menegakkan Kemerdekaan Pers dan Membangun Industri Pers yang Sehat dan Bermartabat”