Setiap tanggal 29 September diperingati sebagai Hari Jantung Sedunia. Penyakit Jantung merupakan salah satu faktor penyebab kematian tertinggi di dunia dan juga di Indonesia. World Health Organization (WHO) menyebutkan 17,8 juta kematian atau satu dari tiga kematian di dunia setiap tahun disebabkan oleh penyakit jantung.
Adapun penyebab penyebab pemicu penyakit jantung salah satunya ialah factor makanan. Kopi dan Kuah Beulangong menjadi salah list makanan yang dapat memicu penyakit jantung, tak heran jika makanan yang lezat dan berlemak ini masuk kedalam jenis makanan lemak jahat. Begitu juga dengan kopi, masyarakat Indonesia khususnya Aceh tidak lengkap rasa jika tidak menyeruput secangkir kopi panas.
Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan RSUDZA, Dr dr Endang Mutiawati SpS(K) mengatakan kebanyakan pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) adalah mereka penderita penyakit jantung.
“Ada sekitar 150-an pasien per hari yang datang ke poli jantung, “ jelasnya.
Pola makan orang saat ini cenderung tidak sehat, yaitu banyak garam, gula, dan minyak. Selain itu juga makan tidak seimbang antara asupan dengan yang dikeluarkan. Asupan makanannya berlebih namun energi yang dikeluarkan sangat sedikit karena “mager” (malas gerak) yaitu kurangnya gerak/aktivitas fisik sehingga menyebabkan overweight hingga obesitas. Keadaan ini kalau terus berlanjut bisa menyebabkan orang terkena hipertensi yang pada akhirnya mengganggu fungsi jantung.
Untuk itu masyarakat diminta untuk melakukan perubahan pola hidup untuk menjaga kesehatan jantung dengan berkomitmen mengonsumsi makanan yang lebih sehat, beraktivitas fisik lebih baik, berhenti merokok. Kemudian periksa Kesehatan secara rutin, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat, Tetap aktivitas fisik dengan aman, Upayakan diet sehat dan gizi seimbang, Hindari Asap Rokok, Minuman Beralkohol dan zat karsinogenik yang lainnya.
Dilansir dari laman resmi Dinas Kesehatan Aceh, melalukan aktivitas fisik seperti berjalan cepat atau berolahraga dengan intensitas sedang sebanyak 30 menit, 5 kali seminggu, dapat menurunkan risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) sebanyak 19% atau hampir 1/5 kali lebih rendah.
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Aceh, dr. Sulasmi, MHSM menyebutkan bahwa masalah Obesitas ini tidak boleh dianggap remeh karena dapat membahayakan kesehatan. “Ada banyak risiko penyakit yang dapat diidap seseorang yang mengalami masalah obesitas. Sebut saja seperti penyakit jantung, diabetes melitus, hingga tekanan darah tinggi”, jelas Sulasmi.
Sulasmi juga menjelaskan jika masalah obesitas sebenarnya dapat diatasi dengan melakukan pola hidup sehat. “Hal utama untuk memerangi obesitas adalah melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari”, sebutnya, bulan lalu.
“Selain itu, upaya-upaya lain guna mengatasi obesitas seperti mengurangi makan berlebih, mengonsumsi buah dan sayur, mengurangi jenis makanan yang tinggi akan gula, garam, dan minyak, serta mengatur pola istirahat dengan baik”, tambah Sulasmi lagi.
Terakhir ia berharap agar kita semua dapat meningkatkan kepedulian terhadap ketercukupan dan keseimbangan gizi yang baik agar terhindar dari stunting dan obesitas. Dengan gizi yang tercukupi dan juga seimbang, kesehatan tubuh dapat lebih terjaga sehingga berdampak pada peningkatan kualitas SDM yang lebih maksimal.
Adapun cara untuk mendeteksi penyakit jantung tersebut, Menurut Plt. Direktur (Pengendalian Penyakit Tidak Menular) P2PTM dr. Elvieda Sariwati, M. Epid pemeriksaan jantung menggunakan alat Elektrokardiogram (EKG).
“Untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik jantung, umumnya dilakukan untuk memeriksa kondisi jantung dan menilai efektivitas pengobatan penyakit jantung,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia memaparkan pemeriksaan EKG dilakukan pada penderita hipertensi dan atau Diabetes Melitus yang berusia 40 tahun keatas, minimal satu tahun sekali. (adv)